W/S : Whoa! 3 updates in one day! And it's practically night right now! Hope you like iiit~ Oh, and Vote and Comment please~...
..
.
(Sunakawa Makoto's POV)
"Kalau makan, mereka lama sekali, sih," gumamku pada diri sendiri, mengusapkan kedua telapak tangan dalam usaha untuk menghangatkannya. Sial, harusnya kuterima saja kebaikan hari Mina-chan yang mau meminjamkan syalnya. Hanya saja harga diriku tidak memperbolehkanku memakai syal rajutan tangan berwarna pink dengan banyak motif hati itu, sedingin apapun udara luar. Aku juga harusnya mengikuti saja perkataan Shin-kun untuk tetap tinggal di dalam kantin daripada membeku di taman kampus. Kalau saja kantin itu tidak penuh dengan orang-orang asing yang berisik, aku pasti akan melakukan apa kata Shin-kun dengan senang hati.
Yah, aku di sini karena keputusanku sendiri.
Tiba-tiba ponselku berdering. Aku menghela napas. Hembusan napasku berubah menjadi uap putih di sekitar wajahku, memburamkan lensa kacamata. Dasar sial, layarnya jadi tidak terlihat. Ya sudahlah. Kujawab panggilan itu tanpa melihat layarnya, menempelkannya ke telinga dengan bahu sementara tanganku sibuk menyeka embun dari kacamataku. "Halo?"
"Ah! Akhirnya! Tersambung!"
Kacamataku hampir terjatuh dari genggaman. Aku terpaku, membeku di tempatku berdiri, bukan karena dingin yang menusuk tulang, tapi...
"Untunglah! Kukira kau mengganti nomor Hpmu! Aku ada di bandara di Kyoto, baru saja landing sejam yang lalu. Aku meneleponmu berkali-kali, lho! Sunakawa-senpai? Hei, katakan sesuatu, dong! Rindu, nih!"
Sudah kuduga... Suara ringan menjengkelkan itu. Masih sama seperti yang kuingat, hanya saja makin menjengkelkan dengan sedikit dialek Amerika.
Ya, tentu saja itu dia.
Tentu saja itu orang yang menghilang tanpa kabar 3 tahun lalu.
"Sunakawa-senpai? Kau mendengarku?"
"M.. Momoi...?" gumamku terbata-bata, tak bisa mengendalikan lidahku yang kelu.
"Ya, Sunakawa-senpai! Apa kabar? Sudah lama, ya!"
Aku tidak salah. Itu benar-benar dia.
Sakamoto Momoi.
Anggota andalan klub catur.
Junior bodoh ceroboh yang kebetulan adalah gadis yang kusukai.
Akhirnya, dia...
"DASAR BODOOOOOH!!!!"
Yup. Hal pertama yang kukatakan saat menemuinya adalah ITU.
"E-eh?"
"Bodoh! Tolol! Idiot! Lamban! Apanya yang 'katakan sesuatu'? Apanya yang 'sudah lama ya'? Argh, junior macam apa kau ini?!" teriakku. Benakku penuh dengan amarah yang terpendam, terkejut, sedih,... dan senang. Ya... aku senang. Jadi Momoi memang mengingatku. Dan dia bilang... dia rindu padaku?
"Wow, Sunakawa-senpai! Tenang!" kata suara di seberang sana sambil tertawa lepas. Beraninya dia tertawa ringan seperti orang tidak bersalah padahal aku menghabiskan bertahun-tahun membebani pikiran karena khawatir apa orang ini bahkan masih hidup!
"Katamu kau ada di mana tadi? Kyoto? Pulang-pulang pun tak memberi kabar?! Junior macam apa kau? Mati saja sana!" kataku setengah membentak, tapi malah disambut dengan tawa lagi oleh Momoi. Dasar aneh.
Yah, aku juga aneh karena menyukainya.
Karena walaupun aku berkata kasar begini... aku senang kok, mendengar suaramu, Momoi...
"Maaf, maaf. Omong-omong, Sunakawa-senpai dan yang lain ada di mana? Kalau bisa, aku ingin bertemu dengan kalian semua!" katanya, ceria seperti yang kuingat. Dasar. Asal mengalihkan pembicaraan saja dia!
"Kami ada di universitas Tokyo, sih, baru saja mengikuti upacara penerimaan untuk mahasiswa satu semester di bawah kami," kataku, berusaha mengendalikan rasa gembira.
"Eh?"
Hah? Apanya yang 'eh'?
"Kalian... SUDAH LULUS SMA?!" teriaknya syok.
Serius? Inikah reaksi anak jenius klub catur yang dibangga-banggakan?
"Tentu saja kami sudah lulus, dasar bodoh! Kau pergi selama 3 tahun!" jeritku. Apa dia bahkan melihat kalender selama ini?
"I'm...Ak... Syok... Sunakawa-senpai kejam..." suaranya benar-benar mengatakan begitu. Jadi dia benar-benar lupa berapa lama dia pergi?!
"Kau yang kejam! Meninggalkan kami begitu saja tanpa bilang apa-apa, menurutmu itu tidak kejam? Hah? Kami khawatir, tahu! Aku khawatir! Kau pikir berapa kali aku mencoba meneleponmu tapi tidak tersambung? Kau harus membayar banyaknya pulsa yang kuhabiskan untuk menghubungimu! Apa kau tahu betapa mahalnya panggilan ke luar negeri, hah?"
"...56 missed calls and 172 messages this month," gumam gadis itu. Entah kenapa kurasa dia sedang tersenyum.
"Hah?"
"Banyaknya kau mencoba menghubungiku. Ponselku disita Ibu, aku saja baru tahu kemarin kalau kau meneleponku tiap minggu dan mengirimiku e-mail tiap hari. Pasti menghabiskan ribuan yen, ya." Momoi tertawa kecil. Terdengar manis sekali di telingaku. "2 tahun terakhir katanya kau menelepon lebih banyak dari itu, jadi karena makin lama makin sedikit, aku takut kau mulai lupa padaku. Apalagi sejak seminggu yang lalu kau sama sekali tidak menelepon lagi, jadi.... Kedengarannya konyol, ya?"
Tidak. Sama sekali tidak konyol kok, Momoi.
"Jadi bagaimana? Ruang klub SMP jam 4 nanti?" usul Momoi.
"Ya! Aku pasti datang," ujarku bersemangat. Sudah lama aku tak merasa begini.
"Baiklah kalau begitu. Sampai nanti!" katanya riang lalu memutuskan panggilan.
... Ini bukan mimpi, kan?
Kutampar diriku sendiri keras-keras. Sakit. Jadi bukan mimpi, ya? Barusan bukan halusinasi kan? Aku tidak sedang melamun, kan? Barusan benar-benar Momoi? Serius?! Aaargh, aku tak percaya ini! Dia akhirnya... akhirnya...!
"Sunacchin maaf menunggu lama─Sunacchin pipimu merah!" seru Shin-kun kaget, dengan semua orang berjejer di belakangnya entah kenapa. Reaksi lamban macam apa itu?
Ah, tidak. Bukan itu yang harus kupikirkan. Kulirik jam tanganku. 12 siang. Bagus.
"Waktunya cukup. Shin-kun. Kita ke Shibuya sekarang juga. Cepat!" Kataku. Atau lebih tepatnya, perintahku.
"Heee? Pelajarannya hampir mulai, lho? Lagipula memangnya untuk apa?" tanya Shin-kun heran.
"Kita harus beli hadiah yang banyak!"
...
..
.
Harap maklum; masih bodoh, jadi banyak kesalahan dalam pembendaharaan kata ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
CHSM
RomanceIt all started with that not-so-simple question; "Punya Hypergraphia, ya?" Bagi yang kurang tahu, Hypergraphia adalah sindrom yang menunjukkan keinginan besar untuk menulis. Jadi kurang lebih CHSM itu singkatan in dari 'Curahan Hati Sabtu Malam'. K...