"Ihh, nyebelin!" teriakku kesal.
Dengan sebal, aku lempar handphone ku ke atas tempat tidur.
"Bete bete bete bete!!!" teriakku.
"Danish! Berisik banget sih lu kayak burung beo!" Bang Davin membuka pintu kamarku dengan kasar.
Dia menatapku dengan mata mengantuknya. Aku yakin dia baru saja bangun tidur. Terlihat dari rambutnya yang acak-acakan dan mukanya yang masih sayu.
"Suka-suka gue, ah. Gue kesel!" ucapku jengkel.
Aku pukul-pukul teddy bear kesayanganku yang diberikan Levi beberapa bulan yang lalu.
"Eh itu kasian teddy nya! Jangan dipukul-pukul!" ujar Bang Davin.
Aku meliriknya kesal dan melempar boneka tersebut ke bawah.
"Lo kenapa sih marah-marah mulu? Pms?" tanya Bang Davin.
Dia berjalan mendekat dan duduk disampingku.
"Gue kesel sama Levi! Dia udah 5 hari nggak ada kabar. Lima hari! Mentang-mentang libur gara-gara guru pada ke puncak, dia jadi nggak bisa ditemuin. Nggak ngabarin pula. Kesel!" ucapku jengkel.
Bang Davin hanya berdecak melihat kelakuanku.
"Cowok juga punya urusan, Nish."
"Ih tapi paling nggak kabarin gue kek! Gue WA ngga dibales, gue telepon ngga diangkat, gue telepon ke rumahnya kata Bi Tati dia nggak ada di rumah dari 3 hari yang lalu! Kemana coba?" ujarku.
"Ngedate sama cewe lain kali," ucap Bang Davin asal.
Mataku membelalak kearahnya. "Kalo ngomong jangan sembarangan!"
"Ya kan bisa aja. Coba gue tanya, emang lo siapanya Levi?" tanya Bang Davin
Aku terdiam. "Ya, gitu deh."
"Nah kan!" dia berdiri dari atas tempat tidurku, "Lo kan bukan siapa-siapanya. Jadi ya Levi nggak salah lah kalo nggak ngabarin lu."
Bug!
Aku lempar bantalku tepat ke wajah Bang Davin.
"Aww! Apa-apaan sih lo, malah ngelempar bantal ke gue?!" ringis Bang Davin mengelus-elus keningnya.
"Ya lagian lo ngomong dalem banget."
"Lah, emang bener kan kata-kata gue?" ucapnya.
Aku memajukan bibirku dengan sebal. "Tapikan walaupun statusnya belum jelas, perasaannya udah jelas."
Bang Davin tertawa kencang di hadapanku. "Gantung maksudnya?"
"Mungkin."
Bang Davin kembali tertawa terbahak-bahak.
"Kasian amat lu digantungin. Jemuran aja kalo digantung mulu lama-lama dicolong tetangga," ledeknya.
Aku menatapnya dengan geram.
Itu mulut kalo ngomong enggak diayak dulu apa ya.
"Bodo ah, hari ini Valentine. Daripada gue ngeliat lu galau nggak jelas, mending gue jalan sama Rere," ucap Bang Davin.
"Mentang-mentang udah punya pacar, gue dilupain. Gue nggak dikasih coklat sama bunga kayak tahun-tahun sebelumnya. Abang macam apa lo?!" desisku.
Bang Davin terkekeh dan mengacak-acak rambutku.
"Ada kok, tenang aja. Udah ah gue mau jalan dulu sama doi. Selamat bergalau ria, adikku sayang."
Mataku melotot mendengar ucapannya. Bang Davin hanya tertawa meledek melihat ekspresi wajahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Valentine
Kısa HikayeThe spin-off story of Time to Remember special Valentine. Danish kira, Valentine tahun ini akan menjadi Valentine seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya menerima ucapan, coklat, dan bunga dari orang-orang kesayangannya. Tapi siapa sangka, Valentine t...