part three

24.5K 981 10
                                    

Arsen membuka pintu penumpang. Luna turun dari mobil kemudian berlari memasuki rumah yang sangat mewah itu.

Arsen mengikuti Luna dari belakang.

"Oma..." panggil Luna lembut.

Sofie,mama Arsen dan Anvito. Wanita setengah baya itu melihat ke arah panggilan suara gadis kecil yang sangat dikenalnya.

"loh,Luna udah pulang?" Luna mengangguk pelan.
"Luna laper? Oma udah masakin makanan kesukaan Luna lo." Luna tertawa girang.

"Mau oma. Luna laper" ucap Luna kemudian segera melepas tasnya.

"Suster.." Sofie memanggil suster yang membantu merawat Luna dirumah atau ketika mereka sedang bepergian.

Luna memang memiliki suster yang telah merawatnya dari kecil hingga saat ini. Tetapi suster itu akan bekerja sebelum Luna berangkat atau setelah pulang sekolah.

"Iya nyonya?" Tanya Suster yang bernama Wanti itu.

"Ini Luna digantiin baju ya." Ucap Sofie.

Suster Wanti mengangguk.
"Ayo nona muda,kita naik ke atas ganti baju." Ucap Suster Wanti.

"Iya sus" ucap Luna. Kemudian gadis kecil itu menaiki tangga menuju kamarnya.

Arsen menatap keponakannya itu yang lama lama menghilang,diikuti suster yang mengenakan seragam baby sitter.

"Ma,aku langsung balik ya ke kantor. Banyak kerjaan" sofie mengangguk.

"Eh Arsen kamu gak makan siang dulu?" Arsen melihat jam dipergelangan tangan kirinya.
"Gak usah ma,nanti aja makan siang dikantor. Lagipula aku belum laper." Ucap Arsen.

"Yaudah,hati hati ya." arsen mencium pipi kanan kiri mamanya.

"Bye ma." Arsen berjalan menuju mobilnya,setelah itu mengemudikannya menuju kantor.

-_-_-_-

Lelaki itu terlihat beberapa kali mengusap rambutnya kasar.
Membiarkan pekerjaan seharga ratusan dolar itu terbengkalai.

"Kok gue baru ngerasa bersalah sekarang ya?" Gumamnya pelan.

"Kalo diliat sekarang dia tambah cantik dan dewasa. Mungkin jika dibandingkan fisik dia kalah dengan Sari,tapi dulu waktu di SMA. Bahkan sekarang Sena lebih cantik." Arsen memfokuskan pikirannya kembali pada rentetan file ratusan dolar.

-_-_-_-

"Gue ketemu sama Arsen" ucap wanita itu sambil menunduk.

"Dimana? Lo serius?" Tanya wanita yang memiliki nama Anisa itu.

"Kok bisa? Terus dia gimana sekarang?" Wanita satunya lagi yang memiliki nama Shafa pun ikut bertanya.

Wanita itu,hmm ralat. Sena.
Dia mengangguk lemas.

Menatap cahaya lampu kota Jakarta melalui tempat dimana ia berada sekarang. Cafe rooftop langganannya bersama ke-enam sahabatnya sejak sekolah menengah.

"Tambah ganteng gak?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Ningrum,Sena tertawa kecut.

"Pasti ganteng lah,dewasa gitu pasti kan?" Desta pun menyela.

"Tapi dia udah punya anak." mendengar ucapan Sena beberapa sahabatnya terkejut,tetapi tidak dengan Marita dan Nabilla yang sejak tadi memilih bungkam mendengar cerita sahabat mereka tentang lelaki masa Sekolah menengah sahabatnya.

"Serius? Jangan bilang anaknya itu murid lo,habis itu kalian ketemu waktu dia jemput anaknya." Dengan suara yang menggelegar Ningrum pun membuat seisi Cafe menatapnya.

Addict YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang