part eight

20.2K 848 19
                                    

Arsen menatap wanita yang sedang menutupi tubuh kedinginannya dengan selimut.
Wanita itu terlihat sangat rapuh dan lemah. Bibirnya bergetar karena kedinginan.

Arsen hanya menatapnya, tidak berniat sedikit pun untuk membantu wanita itu menghangatkan tubuhnya.

"Minum." Ucap Arsen dingin pada Sena.
Sena melihat Arsen, menatapnya dalam mencari kejahatan apa lagi yang akan dia lakukan.

Dia tidak menemukan untuk sekarang, dengan ragu dia mengambil gelas yang berisi coklat hangat itu. Coklat yang disiapkan Arsen untuk dirinya.

Sena menyeruput gelas berisi coklat itu. Sedikit membantunya menghangatkan tubuhnya yang kedinginan.

"Untuk saat ini aku tidak akan menyakitimu. Untuk saat ini." Ucap Arsen dingin kemudian berdiri mendekati Sena.

"Jika butuh aku, cari aku diruang kerjaku." Ucap Arsen tepat ditelinga Sena kemudian menuju ruang kerjanya.

Sena hanya diam tidak menanggapi Arsen. Sena melirik Arsen melihat ke arah lelaki itu hingga akhirnya menghilang.

Sena terdiam menatap dinding kaca di hadapan nya. Hujan masih deras hingga saat ini. Begitu juga dengan teman hujan yaitu petir, terus saja berteriak.

Baru kali ini Sena merasa benci dengan hujan. Biasanya dia selalu menyukai hujan kapan pun itu. Tapi tidak dengan hari ini.

-Flashback-

Sena berlari meninggalkan Arsen dan Farel. Dia menangis sejadi-jadinya.

Arsen mengejarnya kemudian memeluknya. Rasanya jelas saja nyaman. Karena Arsen adalah orang yang dicintai Sena. Tapi bagaimana dengan Arsen? Lelaki itu hanya merasakan sebuah perasaan asing.

"Sena." Mendengar namanya dipanggil lantas membuat Sena melepas pelukan hangat itu. Pelukan yang diberikan untuk orang yang membuatnya menjadi jatuh.

Di liat nya Farel masih dengan payungnya. "Ayok, aku antar pulang." Ucap Farel.
Sena mengangguk kemudian melangkahkan kakinya, tapi sebelum dia benar benar melangkah. Arsen lebih dulu berbisik di telinganya, "Aku tidak akan segan segan menghancurkan siapapun yang membantumu, sayang." Ucap Arsen berbisik. Tubuh Sena menegang. Sena pun mengangguk. Dia hanya tidak mau akan ada korban kejahatan Arsen lagi setelah ini.

"Sena pulang denganku." Ucap Arsen dingin kemudian menarik Sena menuju mobilnya.

Sena melihat Farel yang sedang menatapnya bingung dan iba.

"Maaf." Ucap Sena pada Farel.

Lelaki itu mengangguk. Mungkin itu pacar Sena dan mereka sedang ada masalah itu pikiran Farel.

Dimobil sport milik Arsen. Sena sangat merasa kedinginan, mungkin Arsen memang sengaja tidak menyalakan penghangat ruangannya dan lebih memilih menyalakan pendingin mobilnya agar dia kedinginan. Tetapi nyatanya dia memang kedinginan.

Tubuhnya bergetar, Arsen jelas saja menyadari itu. Tidak ada yang berani Sena ucapkan.

"Kau tinggal denganku sekarang." Ucap Arsen tegas.

"Arsen.." Sena hanya sanggup memanggil lelaki itu.

"Aku tidak menerima penolakan apapun Senandung Nadare." Ucap Arsen penuh penekanan.

Sena menunduk, dia takut. Sungguh dia benar benar takut.

Akhirnya mereka tiba disebuah apartement. Apartement yang sama dengan kejadian yang pernah terjadi dulu.

Sena bergetar antara takut dan juga kedinginan. Dia melirik ke arah Arsen yang sedang menatap lurus. Membalas sapaan para satpam apartement.

Addict YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang