Part Four

19.7K 921 11
                                    

"Sen,gue minta maaf." Ucap Arsen dengan penuh rasa bersalah.

Sena hanya terdiam.
Jadi ini balasan dan seluruh jawaban dari doa yang ia panjatkan untuk meluluhkan hati Arsen.

"Gue bakal tanggung jawab." Ucap Arsen. Sena tidak membalikan tubuhnya. Tetap terdiam dan mendengarkan semua yang dikatakan Arsen.

Sena menggeleng.
"Gak perlu." Ucapnya ketus kemudian berjalan masuk sambil merapatkan kemeja yang diberikan Arsen untuk menutupi tubuhnya.

Arsen menatap punggung wanita itu yang lama kelamaan menghilang dibalik pagar bercat putih.

Arsen menghela nafasnya. Kemudian berbalik dan masuk kembali ke dalam mobil sport nya.

-_-_-_-_-_-

Sena mengguyur tubuh seksinya dibawah guyuran shower yang deras. Sesekali wanita itu berteriak sambil menangis.

"ARSEN BERENGSEK! GUE BENCI SAMA LO SEN." Teriak wanita itu sambil mengusap tubuhnya yang menurut dia sudah kotor.

Sisa karya yang dibuat Arsen pun masih membekas walaupun gadis itu membersihkan tubuhnya berkali kali.

"Dulu lo nyakitin gue,sekarang lo nyakitin gue lagi. Salah gue ke elo apa sen?." Wanita itu luruh dan jatuh terduduk masih di bawah guyuran shower.

"Non Sena,kenapa non? Buka pintunya non." Terdengar ketukan pintu diluar kamarnya yang cukup keras.

"Gak papa kok,mbak." Teriak Sena yang telah berusaha semaksimal mungkin menetralkan suaranya.

Sena keluar dari kamar mandinya,memakai handuk kimononya.

Langkah langkah menjauhi kamarnya.

Sena telah meminta ijin dari TK untuk tidak masuk dan mengajar hari ini.

Toh sebentar lagi dia akan keluar dari Tk itu.

Sena menatap tubuhnya yang dibalut handuk kimono dicermin.

"Gue emang cinta sama lo dari dulu sampai sekarang,sen. Tapi bukan ini yang gue maksud lo bales cinta gue. Bahkan lo anggep gue pelacur,bahkan diakhir pelepasan lo sebut nama Sari." Wanita itu kembali menangis.

Terdengar ketukan pintu lagi dari luar kamarnya.

"Non Sena,ada tamu." Ucap Mbak Tina.

"Siapa mbak?"

"Non Shafa."

"Suruh masuk aja,mbak." Ucap Sena.

Langkah kaki Mbak Tina menjauh.
Setelah itu terdengar ceklekan pintu.

"Ya ampuuun,Sena. Lo kenapa?." Shafa berlari melihat Sena yang terlihat sedang tidak baik.

Sena melihat Shafa yang terkejut.

"Mata lo bengkak banget. Lo nangis?" Sena mengangguk.

"Lo kenapa?." Tanya Shafa hati hati.

Sena dituntun Shafa untuk duduk di kasur quuen sizenya.

Sena menatap lurus. Pandangannya kosong.

Sena hanya bisa menangis.
Air matanya terus mengalir,dia menangis tanpa suara.

"Lo kenapa,sen?." Shafa menatap sahabat didepannya dengan iba.

"Arsen brengsek." Shafa terdiam.
"Arsen kenapa?" Tanya Shafa hati hati.

"Dia perkosa gue semalem. Dia merlakuin gue kayak pelacur. Bahkan di akhir pelepasan dia nyebut nama Sari." Sena kembali menangis.

"Arsen perkosa lo? Gimana bisa?" Tanya Shafa terkejut.

Addict YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang