Haruskah Jujur(?)

566 15 0
                                    

Hari ini adalah hari ke 2 Senja di rumah sakit. Dan dokter masih belum membolehkannya pulang. Karena kondisinya yang masih lemah. Aldo sudah 2 hari ini menjadi suami siaga yang setia disamping Senja, walaupun Senja selalu mengusirnya akan tetapi tidak terbesit satu pikiranpun bagi Aldo untuk meninggalkan Senja.

Pada hari pertama Senja dirawat dirumah sakit, Ibu Senja dan juga orang tua Aldo datang dengan raut wajah sangat khawatir untuk menjenguk Senja. Setelah memastikan bahwa Senja akan baik baik saja mereka bertiga baru mau pulang.

Tapi yang Aldo bingung mengapa mas Bima belum menjenguk Senja?

Akan tetapi walaupun terbesit rasa senang dihatinya tapi dia tahu bahwa Senja pasti akan lebih senang jika mas Bima yang menemaninya dirumah sakit.

Demi kesenangan Senja akhirnya Aldo pun menghubungi kakaknya. Satu panggilan, dua panggilan masih belum dijawab. Dan ketiga panggilan ketiga telpon pun diangkat.

"Halo"sapa yang disebrang sana dengan suara seraknya.

"Mas ini aku Aldo"

"Ada apa? Kamu mau marah sama mas hah? Hahahaha bukannya dari awal mas udah bilang kalo dia itu cuma milik mas?"kata Bima dengan tertawa meremehkan.

Aldo yang tidak mau mengungkit masalah itu pun tidak menanggapi.

"Senja di opname"hanya itu kata kata yang keluar dari mulutnya.

"Apa Senja diopname?"tanya orang disebrang sana terkejut.

"Ya mas.. bisa datang kesini untuk jenguk dia?"

"Nggak bisa.. eh maksudnya aku lagi diluar kota. Lagipula kan yang suaminya kamu. Kenapa jadi aku yang repot?"

Aldo menyerenyit bingung.
'Loh kenapa mas Bima jadi begini? Kan bagaimana juga mas Bima pacarnya Senja.' Batin Aldo.

"Tapi mas pasti Senja akan senang bila melihat kedatanganmu. Dan bukannya tugasmu yang keluar kota sudah di handle Rio?"tanya Aldo bingung.

"SUDAH KUBILANG AKU TAK BISA."

Setelah itu panggilan telepon diputuskan secara satu pihak. Aldo yang bingungpun hanya menghela nafas dan masuk kembali kekamar inap Senja.

Dilihatnya Senja yang sedang tertidur. Lagi lagi hati Aldo menghangat karena melihat kedamaian tidur Senja. Aldo pun mendekat kesamping kasur. Dikecupnya dahi Senja yang hangat.

"Maafkan aku Senja. Aku tidak bisa membawa mas Bima datang kesini. Maafkan aku"bisik Aldo.

"Tapi akan kuusahakan lagi Senja. Aku tau kau hanya bisa tersenyum saat berada dengannya. Dan supaya kau cepat sembuh kau harus banyak bayak tersenyum untuk menghilangkan stress mu. Dan mas Bima lah yang bisa membuatmu seperti itu. Bukan... bukan aku."bisik Aldo lagi.

'Bodoh!! Jangan bawa dia kesini.. bukannn.. bukannn dia yang membuatku bahagia tapi kau Aldo kau... orang itu cuma akan membuatku sakit Aldo. Tolong jangan bawa dia kemari'Teriak Senja didalam batinnya.

Ya memang Senja tidak tertidur hanya 'berpura pura'. Dia juga tahu bahwa Aldo telah menelpon Bima. Tapi tidak tahu apakah Bima datang atau tidak.

Ketika melihat Aldo masuk tadi, Senja reflek berpura pura tidur. Dan saat mendengar perkataan Aldo yang pertama, Senja sangat merasa bersyukur.

Senja yang merasakan rambutnya dielus elus tersebut pun perlahan lahan mulai rileks. Sebelum akhirnya tertidur.

*****

Senja yang tak mengenali tempat indah ini pun hanya berjalan tanpa arah. Hamparan rumput seperti karpet permadani yang lembut. Bunga bunga menambah kesan manis pada daerah ini.

My Coldest WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang