Penyemangat

495 12 0
                                    

Jam menujukan pukul tujuh pagi, Aldo yang sudah siap dengan koper ditangannya segera keluar dari hotel yang ditempatinya.

Setelah mengembalikan card kamar, Aldo segera meninggalkan hotel yang telah menemaninya sekitar dua mingguan ini.

Saatnya kembali, pikir Aldo. Ya, dia akan kembali kerumahnya. Aldo pikir dia sudah cukup dalam masa pengasingan dirinya. Dan dia juga sudah cukup kuat untuk menjauhi Senja.

Untuk sampai dibandara, Aldo menaiki taxi dan menempuh waktu sekitar empat puluh menit.

Sesampainya dibandara, Aldo segera naik pesawat pribadinya. Lima belas menit kemudian pesawat berangkat.

Sebenarnya Aldo di London bukan hanya ingin mengasingkan diri. Akan tetapi Aldo juga mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaannya.

Mulai dari Apa sebenarnya hubungan Senja dan Bima sampai, janji apa yang mereka bicarakan beberapa waktu lalu.

Aldo mencari jawaban jawaban tersebut dengan cara mengunjungi sahabat lama Senja yang berada di London, dan juga mengunjungi Omnya Senja.

Akan tetapi sahabat Senja tidak memiliki info yang terlalu penting, sedangkan omnya Senja sedang berada di luar negri. Jadilah sekarang usaha Aldo sia sia.

Sebenarnya jawaban jawaban dari dua pertanyaannya tersebut bisa ditemukan Aldo jika ia tau cerita kehidupan sesudah lulus SMA.

Tetapi Aldo tidak tahu harus bertanya kepada siapa, karena sehabis lulus SMA, Aldo hanya tau Senja kuliah di luar negri sehingga terpisah dari orang tuanya.

Semakin lama memikirkanya malah membuat Aldo pusing dan akhirnya supaya tidak jet lag Aldo pun tertidur.

*****

Dilain tempat Senja sedang sibuk dengan perkerjaannya yang tak kunjung usai. Tiba tiba saja pintu ruangannya terbuka dan menamplikan sosok Bima dihadapannya dengan senyum lebarnya.

Nafas Senja tercekat.

"Hallo sayang.. apa kabar? Udah makan siang belum nih?"kata Bima sambil menhampiri Senja.

"Hallo mas, emm.. belum"kata Senja dengan senyum dipaksakannya.

"Yaudah kalo gitu makan siang bareng aja gimana? Kamu mau makan dimana?"kata Bima sambil merangkul bahu Senja.

Senja yang merasa risih, menjauhkan tangan Bima dari bahunya.

"Maaf mas, tapi aku udah pesen makan tadi"kata Senja berbohong.

Bima mengernyitkan dahi, tak lama senyumnya mengembang.

"Baiklah kalo gitu, aku akan temenin kamu sampe makanannya datang"katanya lalu duduk di sofa.

"Ah.. nggak perlu repot repot mas, lagipula kan mas Bima belum makan nanti sakit. Mendingan mas Bima makan dulu"kata Senja gugup.

Bima pun menatap Senja intens. Dan yang ditatap buru buru mengalihkan pandangan.

Saat ingin melihat reaksi Bima, tau taunya Bima sudah berada disampingnya dan dengan gerakan cepat dagunya telah dicengkram erat oleh Bima. Senja pun meringis.

"Kamu bohongin aku ya? Hah?"bentak Bima.

"Ng.. nggak aku nggak bohong"ucap Senja terbata bata.

My Coldest WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang