Is it to late?

506 14 0
                                    

Setelah melewati perjalanan panjang, sampailah Aldo dirumahnya. Lebih tepatnya rumah dia dan Senja.

Dibukanya pintu rumah dengan kunci cadangan yang ia pegang. Setelah terbuka, Aldo langsung menaruh barang barangnya dikamarnya.

Setelah bersih bersih dan hatinya sudah tenang. Aldo berpikiran untuk melihat keadaan Senja. Demi apapun, Aldo tidak dapat memungkiri bahwa dia sangat rindu dengan Senja.

Ketika sampai di depan pintu kamar Senja, perasaan itu lagi lagi menghampirinya. Perasaan takut. Takut menyakiti Senja, takut membuatnya sedih, takut membuatnya menderita.

Puk.
Sebuah tepukan terasa dibahunya, buru buru dia berbalik badan. Di lihatnya bi Jum dengan raut muka bahagia.

"Bapak udah pulang pak?"tanyanya tak percaya.

"Sudah bi, gimana keadaan rumah sewaktu saya pergi?"kata Aldo sambil tersenyum.

"Kacau pak, bu Senja nggak nafsu makan setelah pulang dari rumah sakit. Dan satu lagi pak bu Senja nangis terus. Dan yang terakhir kemarin pak Bima dateng kesini dan pulang pulang mukannya nyeremin pak"jelas bi Jum.

Aldo bengong tak percaya, Senja menangis? Karena apa? Terus apa yang dilakuin Bima kemarin?. Sekelebat pertanyaan terus menghinggap di kepalanya.

"Pak.."kata bi Jum membuyarkan lamunan Aldo.

"Ah iya bi, kenapa?"

"Bapak ngapain didepan kamar bu Senja? Kenapa nggak masuk pak? Pasti bu Senja kangen banget sama bapak."

"Ah tadinya mau masuk bi, tapi kayaknya Senja udah tidur nggak enak kalau nanti kebangun."kata Aldo bohong.

"Oh yaudah pak, saya permisi mau ke kamar"kata bi Jum sopan.

"Ya, silahkan bi"kata Aldo dengan senyuman mautnya.

Setelah bi Jum pergi, Aldo masih menimbang-nimbang, Apakah ia masuk atau tidak.

"Ah sudahlah, mending tidur aja, toh aku juga mau menjauh dari dia."katanya kepada diri sendiri lalu pergi kekamarnya.

*****

Dibalik pintu kamarnya tersebut Senja masih belum terlelap, jadi otomatis dia mendengar semua yang dikatakan Aldo. Semua, sampai kebagian yang sangat membuat hatinya sakit.

Menjauh?

Lagi lagi Senja menangis, ketika ia ingin jujur kenapa Aldo malah mau menjauhinya? Kenapa Aldo? KENAPA? Jeritnya tertahan di hati.

"Ayah, kenapa ini begitu sulit? Kenapa ini begitu menyakitkan ayah. Kenapa?"kata Senja disela sela tangisannya.

"Sampai kapan aku harus begini? Sampai kapan ayah? Senja capek. Capekkkk"lanjutnya lagi.

Senja terus menangis sampai dirinya lelah lalu tertidur. Tertidur dengan hati yang sakit.

*****

Pagi hari sekali Senja sudah bangun, setelah siap siap untuk bekerja. Ia-pun langsung turun kebawah.

Pemandangan yang ia lihat pertama adalah, Aldo yang sedang membaca koran dan dengan ditemani teh yang masih mengepul di meja makan.

Awalnya Senja tidak ingin sarapan, tetapi melihat Aldo berada di meja makan, dia berubah pikiran. Ya. Dia telah memantapkan hati bahwa dia akan membuat Aldo selalu bersamanya bukan menjauhinya.

My Coldest WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang