(bukan) Pernikahan Impian

1.4K 34 2
                                    

Mungkin bagi sebagian orang pernikahan adalah sesuatu yang paling diimpikan. Duduk berdua dengan orang yang dicintai di pelaminan. Honeymoon romantis di tempat favorite, bebagi suka maupun duka dengan pasangan. Ataupun membesarkan buah hati bersama sama. Hingga akhirnya menikmati hari tua bersama.
Tapi tidak buat kami. Ya kami, aku dan dia, pernikahan dilandasi perjodohan tanpa cinta. Tidak! Ada satu cinta, tetapi tidak terbalaskan.
Cinta yang malang....

25 Agustus 2011
Tepat dihari ini aku resmi menjadi seseorang yang mempunyai tanggung jawab atas wanita yang berada disebelahku.

Disini lah kami. Aku dan Senja. Menjadi sepasang suami istri yang sah menurut agama dan negara. Menyalami para undangan, yang terdiri  dari rekan bisnis hingga sanak saudara.

Senja tersenyum setiap kali orang orang memberi selamat atas pernikahan ini. Tapi dibalik senyumnya itu terdapat kesedihan mendalam. Ya aku tahu senyum itu adalah senyum palsu. Palsu seperti pernikahan ini.

Dia Senja Gemilang Dirgantara, wanita yang berhasil memporak porandakan hatiku sejak bertemu dengannya 8 tahun lalu. Wajahnya yang cantik, otaknya yang cerdas, serta kewibawaannya yang membuatku menaruh hati padanya.

Dulu dia sangat ramah, senyuman tak pernah hilang dibibirnya, hingga sorotan matanya yang sehangat mentari pagi. Tetapi itu dulu...

Sekarang yang ada hanya ekspresi sedingin salju dan semua kepalsuan.

Hari ini aku bingung dengan perasaan yang ada didalam lubuk hatiku, ya memang aku sangat senang bisa menjadi suami sah dari Senja, akan tetapi entah mengapa perasaan bersalah muncul didalam hatiku. Perasaan bersalah membuat Senja harus menerima perjodohan ini dengan amat sangat terpaksa.

Tapi hari ini aku tidak boleh memikirkan yang tidak tidak karena dapat mempengaruhi moodku. Image ku dipelaminan ini adalah seorang Aldo Genofard yang pantas menjadi suami Senja.

Walau tubuhku sudah mulai lelah, akan tetapi aku tetap sangat bersemangat karena wanita yang berada disampingku ini. Tak jarang aku melirik kearah Senja, begitu cantiknya dia mengenakan gaun berwarna merah maroon yang dipadukan dengan make up yang sesuai dengan penampilannya, ditambah tatanan rambut bak seorang permaisuri kerajaan dengan mahkota kecil di kepalanya membuat Senja terlihat seperti seorang lady  kerajaan.

Sekitar ada 200 tamu yang hadir ke pernikahan kami, memang tidak terlalu banyak karena hanya sebatas teman, rekan bisnis, dan family dari keluarga Genofard maupun keluarga Dirgantara.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.25 yang berarti sudah memasuki malam hari. Setelah menyalami beberapa tamu yang hadir , tiba tiba saja Mama Rina yang tidak lain adalah mama dari Senja naik keatas pelaminan.

   "Aldo, Senja yuk ganti kostum ke-2 dulu"ucap Mama Rina dengan senyuman hangatnya.
Kami berdua pun mengikuti Mama Rina ke ruang rias.
Setibanya di ruang rias, Mama Rina menyuruhku mengganti Tuxedo hitamku dengan Tuxedo berwarna Silver di dalam toilet yang berada di ruang rias ini. Sayup sayup aku mendengar perkataan Mama Rina.

"....Senja mama tau kamu belum belum bisa terima pernikahan ini. Mama juga tau senyumanmu itu senyum palsu---"ucap Mama Rina terpotong.

     "Kalau mama tau kenapa mama suruh Senja masih ngejalanin pernikahan ini? Kenapa mama gak tolak aja? Aku tuh sama sekali ngga ada rasa buat Aldo, Ma!!! Yang aku cinta itu mas Bima!"kata Senja sambil terisak. Seketika hatiku mencelos mendengar pernyataan itu.

"Nak.. mama mohon.. lupakan Bima.. belajarlah mencintai Aldo, dia itu suamimu sekarang nak... kalau kamu memang belum bisa mencintainya.. setidaknya bersikaplah sebagai seorang istri yang baik"seru Mama Rina sayup sayup terdengar menangis.

My Coldest WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang