Two Days?

432 13 0
                                    

Senja masih setia meringkuk di tempat tidurnya dengan mata sembab akibat menangis tanpa henti selama 2 jam. Dia ketakutan, takut bahwa Aldo akan benar benar menceraikannya.

Sungguh Senja masih ingin mempertahankan pernikahan mereka yang baru berlangsung selama 2 bulan beberapa minggu.

Tunggu? 2 bulan? Bulan... AH!!! Tiba tiba saja perkataan Om Satama beberapa hari yang lalu lewat dalam otaknya.

"Dia nggak akan ceraikan kamu. Kan kalian udah bikin peraturan kalo pernikahan ini cuma enam bulan sedangkan ini baru dua bulan. Jadi ya nggak akan"

Yang berarti Aldo tidak bisa menceraikannya sampai kontrak di peraturan tersebut habis. Seketika Senja bisa bernafas lega, akan tetapi bagaimana kalau Aldo melanggar? Dan benar benar akan menceraikannya.

Secepat mungkin ia membuang pikiran tersebut jauh jauh, dia harus optimis. Dia harus mencegah Aldo.

Dihapusnya sisa sisa air mata di mata indahnya, Senja begerak bangun dan menuju meja berlaci di dekat lemari. Senja pun membuka laci kedua, dan langsung mendapatkan apa yang ia cari. Ya, itu adalah peraturan pernikahan mereka yang telah di tanda tangani kedua belah pihak.

Setelah merapihkan tatanan rambut, Senja segera turun kebawah, tepatnya ke kamar Aldo.

Sesampainya didepan kamar Aldo, dengan jantung berdebar debar dan tanpa mengetuk pintu, ia langsung menerobos masuk kamar Aldo. Aldo yang sedang asik dengan laptopnya dikasur terlonjak kaget. Tetapi dengan cepat ia merubah raut mukannya menjadi datar ketika melihat siapa yang datang.

"Mau apa?"tanya Aldo tajam.

"Cuma mau ingetin soal ini"jawab Senja yang langsung menaruh map berwarna biru di meja samping tempat tidur Aldo.

Alis tebal Aldo menyatu, seakaan menyiratkan kebingungan.

"Apa ini?"tanya Aldo lagi sambil menambil map tersebut.

"Bacalah, kuharap kau tak lupa dengan itu"jawab Senja cuek.

Aldo pun membuka dan langsung membaca isi map tersebut, matanya melebar setelah melihat apa yang tertulis dikertas tersebut.

"I..ini.."ucap Aldo sambil mengalihkan perhatiannya ke Senja.

"Ya, itu peraturan pernikahan kita. Dan disitu tertulis bahwa, pernikahan ini berlangsung selama 6 bulan dan karena pernikahan ini baru 2 bulan jadi kamu nggak bisa ceraikan aku"ucap Senja dengan nada santai tetapi terselip ketegasan.

Aldo yang mulai mengerti arah pembicaraan ini, memasang muka sedatar datarnya.

"Buat apa kamu repot repot ingetin aku soal ini, kalau kamu mau tinggalin aku nantinya? Mending sekalian kita pisah"kata Aldo dengan nada sarkastik.

Daripada salah satu dari kita makin tersakiti, lanjut Aldo dalam hati.

"Siapa yang bilang aku mau tinggal di London?"tanya Senja santai.

Aldo kembali mengernyitkan dahi.

"Tentu saja, Bima. Kenapa masih bertanya?"tanya Aldo bingung.

"Hahaha, bodoh"

"Bodoh? Kamu ngatain aku, Senja?"kata Aldo dengan nada tak percaya.

"Ya kamu bodoh, terlalu percaya sama seseorang yang jelas jelas mau hancurin kamu"jawab Senja dengan nada sendu.

"Hancurin aku? Maksud kamu apa Hah??"tanya Aldo kesal.

Senja hanya menggedikan bahu, lalu berlalu pergi. Tetapi sebelum menutup pintu kamar Aldo, ia sempat berkata.

My Coldest WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang