Chapter 6 : Evacuated
'Ayo, cepat serang kami! Dasar makhluk aneh' batinku kesal.
Aku segera membunuh zombie ini satu-persatu. Lelah di badanku kini tidak terasa lagi.
[Bloom's POV]
Aku tidak mau berdiam diri saja untuk menunggu keajaiban. Aku membantu Adams, Dad, dan Om Wallen untuk membunuh makhluk menjijikkan ini. Aku berhasil membunuh zombie ini hingga tak terhitung. Aku sekarang bisa membiasakan diriku dan mengetahui taktik untuk menusukkan ujung pisauku ke kepala zombie. Sesekali aku melihat sekelilingku. Tidak mungkin kami membunuh semua zombie ini. Aku melihat ada tangga yang menempel di sisi samping sebuah bangunan. Aku sempat berpikir bagaimana cara kami agar bisa menaiki tangga itu dengan selamat. Jarak tangga itu hanya empat meter dari kami berdiri. Seseorang mendorongku hingga terjatuh ke tanah beraspal. Astaga! Aku terlalu lengah memikirkan cara kami keluar dari sini, belum keluar saja aku sudah menjadi mangsa satu zombie mengerikan ini. Aku menahan tubuh zombie itu dengan kedua lengan bawahku, kini zombie ini berada di atasku. Pisau masih ku genggam erat. Aku mengerang beberapa kali untuk menjauhkan tubuh berat zombie itu. Lenganku mulai lelah. Kepala zombie itu semakin dekat dengan kepalaku. Aku hanya mencoba untuk menghindar dari zombie ini.
Tidak mungkin aku meminta tolong dengan keluargaku, sedangkan mereka masih berjuang sama sepertiku. Mulut zombie itu membuka luas saat jarak kami semakin dekat. Ini menjijikkan. Astaga. Jika dia adalah seorang remaja laki-laki normal, pasti akan menjadi romantis. Apa-apaan ini?! Aku mencoba mengatur napasku dan terus mendorong tubuh zombie ini. Tangannya terus menjulur panjang untuk mencakarku. Sesaat ku kumpulkan tenagaku dan berhasil mendorong zombie itu terkapar di atas aspal. Aku langsung berdiri dan menginjak keras kepala zombie itu. Suara lap yang basah, itulah yang terjadi saat aku menginjak tempurung kepala makhluk ini. Darah berwarna hitam langsung membasahi telapak sepatu boot ku. Aku menatap wajah hancur zombie itu. Mengerikan. Tulangnya sangat rapuh. Di bagian ku tidak ada zombie lagi, aku berlari menuju tangga itu untuk mengecek apakah aman atau tidak. Aku mengangguk yakin kalau tempat ini aman.
"Adams! Dad! Mom! Semuanya, ayo ke sini!" teriakku menuruni tangga dan menggenggam erat pisau lipatku.
Mereka melihat ku dan langsung berlari mendatangi keberadaanku. Percy, Mom, dan Tante Amy terlebih dahulu menaiki tangga. Lalu diikuti dengan Dad, Om Wallen, aku dan Adams.
"Pintunya susah dibuka!" ucap Percy yang terus mencoba membuka pintu besi ini.
Adams yang berada di anak tangga keempat terus menendang-nendang zombie yang mencoba menaiki tangga. Percy terus mencoba membuka pintu it. Tidak mau menyerah, Percy menendang-nendang pintu besi sialan ini. Disaat dia menendang pintu dengan keras, akhirnya pi tu ini bisa juga terbuka. Percy langsung berlari masuk. Aku pun memasuki ruangan gelap ini dan yang terakhir masuk adalah Adams, dia pun segera menahan pintu itu dengan tongkat baseball milik Dad. Suara gendahan dari luar masih berbunyi nyaring.
"Ruangan apa ini?" tanya Tante Amy dengan wajah ketakutan.
Aku membuka resleting tas ku dan mencari senter yang sempat kubawa. Dapat! Aku menyalakan senter itu dan melihat-lihat sekelilingku. Hanya dinding yang bercat berwarna putih. Adams mengambil senter dari tanganku dan dia mulai berjalan mantap memimpin kami. Aku mulai jengkel dengan Adams. Karena dia merasa seperti pemimpin sekarang.Aku mulai mengeluarkan handphone ku dan melihat baterai ponselku. Masih tersisa 83% dan masih pukul tiga siang. Aku mulai menyalakan senter di handphone-ku. Dan berjalan pelan mengikuti mereka. Sumpah, di sini sangat lembab dan gelap. Aku tidak bisa bernapas. Astaga. Aku mencengkeram lengan baju Percy.
"Sebenarnya apa ini?" tanya Willow, sepupu perempuan ku yang baru berusia sepuluh tahun.
"Entahlah" ucap ayahnya.
YOU ARE READING
The Virus
Science Fiction-Prolog- Run. Hide. Don't stop. Don't make a noise. Because the world has change. That 'things' always hunt you. They always see and watching you. We don't know what happen. Don't let them hunt you.This is mad world. Stay in the save place. Some peo...