Hallo, readers! Maaf ya admin baru aja ngelanjutin part ini. Soalnya beberapa hari terakhir sibuk banget. Tapi jangan khawatir, pada chapter ini ceritanya lumayan panjang. Tanpa basa-basi lagi, silahkan dibaca, readers! Maaf ya kalo ada typo atau sejenisnya. Harap dimaklumi. Terima kasih
——————————————
Chapter 7: Day One
Aku dan Brandon pun kembali ke lantai dua dan menuju ruangan kami masing-masing.
***
Aku duduk di pinggir kasur dan hanya tersenyum sendiri mengingat wajah Brandon.
"Ada apa dengan mu?" tanya Adams duduk di sampingku.
"Hmm?" tanyaku mengernyitkan dahiku.
"Jarang kau seperti ini" ucapnya lagi.
"Aku tidak apa-apa" jawabku mencoba menyembunyikan keadaan senangku sekarang.
"Kau terlihat berbeda, Bloom" Adams menatapku.
"Tentu saja berbeda. Setelah mandi aku merasa segar, Adams" ucapku memutar mata. Aku melirik jam tangan dan menunjukkan pukul empat sore.
"Kurasa kalian lapar, aku akan menemani kalian makan" ucapku.
Saat aku hendak berdiri Adams menarik tanganku.
"Apa-apaan ini?" kataku mencoba melepaskan lenganku dari Adams.
"Kau bertemu dengan seorang laki-laki, bukan? Jangan terlalu percaya dengannya. Dunia ini berbeda dengan yang dahulu, Bloom. Ingat itu" setelah itu, ia melepaskan tanganku dan berjalan menuju keluar ruangan. Aku hanya terdiam mendengar perkataannya.
***
Kini aku kembali berada di kafetaria. Kulihat keluargaku makan dengan lahap. Aku hanya terdiam memandangi layar handphone ku.
"Kau tidak makan?" tanya Mom yang duduk di hadapanku.
Aku hanya menggelengkan kepala. Aku mengedarkan pandanganku dan hanya orang-orang lemah yang bergantung pada makanan dan kafetaria ini. Setelah itu, aku melihat siaran televisi yang bergantung di dinding.
"Pemirsa, kami mendapatkan konfirmasi bahwa daerah di jalan E 4th PI l terdapat gelombang zombie yang banyak. Entah bagaimana virus ini menyebar, jumlah zombie di sana sangat banyak. Para penelitian menemukan bahwa virus ini bernama 'wildest'. Jika seseorang terkontaminasi oleh virus ini efek nya akan terlihat jelas pada fisiknya. Dan, jika korban sudah sekarat. Virus ini akan mengendalikan tubuh manusia setelah satu hari. Penyebab adanya virus belum diketahui. Para pemerintah Los Angeles menyarankan agar anda tetap berada di rumah dan jangan sesekali berada di luar rumah. Jangan menyalakan lampu atau cahaya yang lain karena itu dapat mengundang makhluk itu ke rumah anda. Dan, diharapkan untuk tidak mengeluarkan suara-suara yang ribut karena akan menarik perhatian para zombie"
Apa?! Hanya sehari? Aku sangat terkejut dengan efek penyebarannya. Saat seseorang tidak sadar, virus ini akan menguasai otak cukup dengan waktu dua puluh empat jam. Seberapa ganas virus ini?!
"Hanya sehari?" kata Percy terpaku diam.
Meskipun kami berada di gedung besar ini, tetap saja kami khawatir dengan virus ini. Semua bisa saja berubah. Setelah kami makan di kafetaria, kami kembali ke ruangan dengan menaiki tangga di samping lift. Karena, menurut Adams ini langkah yang efektif untuk melatih kami untuk tidak bergantung dengan teknologi sekarang. Karena teknologi tidak akan berfungsi di tempat dan situasi seperti ini. Kami kembali ke ruangan kami.
Di gedung ini, tidak ada orang yang mau berinteraksi dengan sesama. Saat aku berada di kafetaria, semua orang sibuk sendiri, aku tersenyum kepada seseorang yang berada di sampingku dan dia hanya merenspon dengan tatapan 'was-was'.
YOU ARE READING
The Virus
Science Fiction-Prolog- Run. Hide. Don't stop. Don't make a noise. Because the world has change. That 'things' always hunt you. They always see and watching you. We don't know what happen. Don't let them hunt you.This is mad world. Stay in the save place. Some peo...