Part 1

850 50 1
                                    

Nino/Ren POV

"Tet, tet, tet!"
Begitulah suara alarmku menunjukkan pukul 04.30 dan itu sukses membuatku terpaksa bangun dari bunga tidur, dengan cepat aku mematikannya lalu beranjak menuju ke kamar mandi. Pagi yang cukup dingin, jadi aku lebih memilih mandi menggunakan air hangat. Setelah mandi aku menjalankan ibadahku sebagai seorang muslim, aku menyambar jaket dan ponsel lalu keluar kamar sambil mengutak-atik ponselku itu. Aku menghampiri meja makan kemudian mengambil sebuah roti bakar yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tanggaku.

Oh iya, aku hanya tinggal sendiri di rumah yang cukup besar ini, Mama dan Papa pergi mengurus bisnisnya selama beberapa bulan di luar negeri. Berhubung aku anak satu-satunya wajar saja aku sedikit dimanjakan oleh kedua orang tuaku tak jarang pula aku merasa kesepian. Setelah selesai sarapan, aku berpamitan lalu memakai sneaker dan menempelkan earphone di telinga, tak lupa juga membawa bola basketku.

Setelah berjalan beberapa menit, aku sampai disebuah court yang sengaja dibuatkan Papa untukku karena kecintaanku pada olahraga basket, hanya aku dan teman klub basketku yang tahu tentang lapangan ini, karena inilah tempat kami berlatih juga berbagi cerita satu sama lain. Setelah melakukan peregangan, berlari sambil mendrible dan melakukan Shoot beberapa kali.

“Eh, Ren udah nyampe?” sapa seorang gadis yang sangat kukenali
“Iyalah Rin masa iya aku belum nyampe, kamu ngagetin aja sih” aku menghentikan latihanku sejenak lalu berjalan menghampirinya “Tumben kamu telat hehe~”
“Iya nih tadi ada hambatan dikit. Yang lain pada kemana?” ucap Rin sambil melihat kearah jam tangannya, sungguh dia tampak cantik hari ini. Eh, dia selalu tampak cantik dan menarik dimataku.
“Eh, nggak tau tuh, padahal udah aku kirimin pesan semua”

Selang beberapa menit mengobrol tentang perkembangan anggota klub sambil latihan dengannya. Ridwan, Alex dan Alexis tiba mereka segera menghampiri kami
“Maaf ye telat dikit” ucap Ridwan sang center
“Tumben juga lu telat dateng bang” Ridwan hanya menyengir
“Maaf ye, Boby telat tadi agak macet waktu mau mandi” timpal Boby tiba-tiba dan itu mengagetkanku, dengan cepat aku langsung melempar bola kearahnya tetapi berhasil ia tahan
“Jangan bikin kaget lu”
Kami langsung saja latihan dengan di koordinasi ole Rin.

Kami menyudahi latihan tepat saat jam menunjukkan pukul 07.15 kemudian kami kembali ke rumah masing-masing.
Setibanya di rumah, aku lebih memilih merebahkan diri di atas tempat tidur dan kembali ke dunia mimpi karena aku sudah tidak punya kegiatan lain lagi setelahnya.

Rin POV

“Huft tadi latihan yang cukup menyenangkan. Semua pemain mengalami kemajuan” ucapku saat memasuki kamarku yang berlayar warna biru, dengan kasar aku melepas sneaker yang kugunakan kemudian merebahkan tubuhku diatas tempat tidur ‘Terlebih Ren, dia mengalami kemajuan yang pesat’ batinku. Saat aku ingin menutup mata tiba-tiba ponselku berbunyi tanda sebuah pesan masuk dan itu dari kekasihku, Dhani.
From: Dhani
To: Rin
“Maaf aku tidak bisa menemanimu ke cafe hari ini sayang, mama memintaku untuk menemaninya belanja bulanan”

Kira-kira begitulah pesan dari kekasihku dan sukses membuatku mendengus kesal, pikiranku kembali tertuju pada Ren
‘Kenapa aku selalu memikirkannya akhir-akhir ini?’ aku mencoba menutup mata dengan tujuan untuk tidur tetapi yang muncul pertama dibenakku adalah Ren lalu kucoba lagi tetapi hasilnya tetap sama ‘Apa kutemui saja dia?’ setelah menimang-nimang dengan cepat aku menyambar jaket dan kunci motor tak lupa juga dengan ponsel lalu langsung menuju kerumah Ren yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kostanku.

15 menit mengendarai motor, aku sudah sampai disebuah rumah yang cukup megah lalu kupencet bel dan dibukakan oleh asisten rumah tangga Ren
“Eh non Ririn nyariin non Ren ya?” ia mempersilahkanku untuk masuk
“Non Ren ada di kamarnya tuh udah balik tidur lagi mungkin soalnya tadi pagi keliatan capek, bibi titip ini yah non soalnya tadi pagi non Ren cuma makan roti bakar itupun cuma satu” aku menerima nampan berisi bubur kesukaan Ren dan segelas susu hangat lalu aku naik ke lantai dua mencari kamar Ren.

Cklek!

Aku masuk kekamar yang dominan warna ungu dan penuh dengan poster klub basket ‘Lakers’ dan ada beberapa piala dilemari yang didapatkan oleh Ren dari permainan basket disekolahnya dulu. Kulihat dia tertidur entah keberanian darimana aku mengelus pipi putihnya lembut

“Ren~” kubangunkan dia tetapi ia tidak merespon, lalu kembali kugoyangkan tubuhnya kasar
“Ren! Bangun!”
“U-Uhm? Rin? Ada apa?” ucapnya masih sambil menutup kedua matanya
“Bangun deh, kamu harus makan kata bibi kamu cuma makan roti tadi pagi. Nih bibi bikinin bubur kesukaan kamu, cepetan bangun!” ia duduk diatas kasurnya
“Suapin Rin~!” Ren memasang ekspresi manjanya, yah sifat manjanya ini hanya ia tunjukkan padaku entah mengapa dia seperti itu
“Iyaiya aku suapin sini” kusuapkan sesendok bubur, wajahnya sangat lucu saat ia mengunyah buburnya
“Lucuk banget sih” kucubit pipinya agak keras karena gemas
“Sakit tau~!”
“Makanya jadi orang jangan lucuk” beberapa kali kusuapkan bubur hingga sampai disuapan terakhir
“Terakhir nih~” setelah suapan terakhir itu aku kembali meletakkan mangkuk bubur diatas nampan lalu kuambil segelas susu hangat itu, ia meneguk susunya hingga menyisakan gelas kosong kemudian aku membawanya kedapur untuk dicuci
“Bibi, nih kalo Rin yang suapin mah pasti habis~” aku kembali naik kelantai dua sekilas aku mendengar Bibi berterima kasih padaku. Dan dikamar aku mendapati Ren kembali meringkuk diatas tempat tidurnya.
“Ish, Ren mah gitu aku mau cerita nih” kembali kubangunkan dia dan saat ini kami duduk di pinggiran tempat tidur
“Cerita aja tapi cepetan ya soalnya mau balik tidur nih ngantuk banget soalnya”
“Iya iya bawel banget sih, hmm gimana yah gini aku mau putus ama Dhani deh” kugenggam erat tangan Ren tanda aku bersungguh-sungguh dengan keputusan ini meskipun ini keputusan yang cukup berat.

Author POV

“Sepertinya ia menghindariku beberapa hari belakangan ini” ucap Rin masih sambil menggenggam erat sahabatnya itu
“Kau sudah bicara baik-baik dengannya?” Rin hanya menggeleng pelan
“Dibicarain aja dulu mungkin dia punya alasan bersikap gini ke kamu, nanti aku temenin deh ketemu ama dia yah? Sekarang jangan sedih nanti Ren ikutan sedih nih” Ren mengelus tangan Rin dengan maksud untuk menenangkannya tetapi sepertinya itu tidak berpengaruh kepada Rin, dengan cepat ia memeluk Rin erat.
“Udah jangan sedih yah Rin kesayangannya Ren, ada Ren kok yang nemenin kamu”

Setelah lama berpelukan mereka memutuskan untuk tidur karena kegiatan latihan mereka tadi pagi, mereka tidur sambil berpelukan saling memberikan kehangatan satu sama lain.

Yap selesai sudah part 1nya maaf ya kelamaan kan memang udah bilang bakalan slow update nantinya. Hehe~ jangan lupa Vote dan comments ya~!

You're Rin To My Ren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang