Rin POV
'Ren belum dengar rekaman suara yang sudah kubuat di ponselnya ya?' tanyaku dalam hati saat melihat Ren langsung menaiki anak tangga menuju kamar
Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 18.43 sudah hampir waktunya makan malam dengan segera aku menuju ruang makan, disana kulihat Ren sudah menyelesaikan makan malamnya duluan lalu dia mengambil apel yang ada dikulkas dan berjalan ke pintu depan
"Bi, Ren cepet banget makannya emang udah dari tadi ya?" tanyaku sambil menarik kursi disamping Bibi
"Iya non, non Ren sudah nunggu dari jam 6 tadi, keliatannya buru - buru banget tadi bibi tanya kenapa mau buru - buru dia bilang ada temennya diluar" ucap beliau sambil mengambilkan ku nasi
"Temen? Tumben malem - malem gini temennya dateng"
Lebih 15 menit aku makan dan 15 menit lainnya aku membantu bibi membereskan peralatan makan lalu mencuci piring, kulihat Ren belum masuk kedalam mungkin temannya masih ada.
Kulangkahkan kaki ku memasuki kamar lalu ku dengar ponsel ku berbunyi tanda ada panggilan masuk dan itu dari Ren, aku cukup kaget sedikit untuk apa dia menelfon padahal dia hanya ada di teras depan
"Ya, kenapa Ren?"
"Teman ku ingin bertemu dengan mu, cepatlah ke teras depan"
Tanpa aku mengucap sepatah kata pun ia sudah menutup telfonnya, dengan segera aku memakai jaket karena pakaian ku terbilang cukup terbuka karena hanya menggunakan tanktop putih dan celana pendek diatas lutut lalu aku menuju teras
Dan betapa kagetnya aku saat sampai di teras, disitu ada Ren sambil membawa sebuket bunga mawar! Di lantai teras ada banyak lilin mengelilinginya
"Aku sudah mendengarkan rekaman mu dan ada yang ingin aku katakan padamu, kemarilah"
Setelah memberikanku buket mawar merah itu dia menarikku ketengah - tengah kumpulan lilin tempatnya berdiri tadi, dia mengambil gitar dan mulai menyanyikan sebuah lagu
"Girl your heart, girl your faceis so different from them others
I say, you're the only one that I'll adore~
Cause everytime you're by my side
My blood rushes through my veins
And my geeky face, blushed so silly oo yeah, oo yeah
And I want to make you mine~"
Aku tidak bisa berkata apa - apa lagi aku hanya menutup mulutku dan mulai menangis. Tak kusangka dia bisa seromantis ini!
"Airin Dwi Arista, I want you to be mine~"
Dia mengeluarkan setangkai bunga mawar putih
"Buket bunga mawar merah itu mewakili kehidupanmu dan setangkai bunga ini adalah aku, jika kau mau aku menemanimu berada dalam kehidupanmu itu kau bisa mengambil mawar putih ini dan memasukkannya diantara bunga mawar itu, jika kau tidak mau kau bisa membakar mawar ini dengan salah satu lilin yang ada disini"
Aku tambah bisu saat dia berkata seperti itu lalu aku mengambil mawar putih itu dari tangannya dan memasukkannya diantara bunga mawar merah yang ada di tanganku ini
Dia tersenyum dan dapat kulihat matanya berkaca - kaca lalu ia kembali memainkan gitarnya
"Oh baby I'll take you to the sky
Forever you and I, you and I
And we'll be together till we die
Our love will last forever and forever you'll be mine, you'll be mine~!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Rin To My Ren.
Teen FictionKisah seorang gadis yang menyukai olahraga basket! Ia mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya dengan sepenuh hati, seiring waktu berjalan gadis ini memilik perasaan yang 'Salah' terhadap sahabatnya. Mari kita simak kehidupan gadis ini, apakah ia...