Ambisi

90 2 0
                                    

* 45 * " benarkah kamu mengijinkan aku untuk kuliah disana?" Prilly mengangguk cepat. " satu kali aku hidup, satu kali aku mati, dan satu orang yang aku cinta, pergilah dan segera kembali untuk aku" Digo tak bisa menahan airmatanya dia sangat terharu akan kata-kata prilly. " Digo, aku ingin mencintai kamu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang mwnjadikannya abu. Dan aku ingin mencintai kamu dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" prilly menahan airmatanya supaya tidak menetes karena dia ingin terlihat tegar dan ikhlas dihadapan Digo. " prill " digo gemetar dia terisak karena dia tak mampu jika harus jauh dari prilly, serentak prilly menghentikan bibir digo yang ingin mengatakan sesuatu namun dia halangi dengan menenggerkan telunjuknya di bibir digo " suuuttt.....jarak hanya perkara Jeda, butuh perekat yaitu dengan rindu, percayalah kamu akan lebih tegar dariku digo". " jujur aku bahagia prill bisa mengabulkan keinginan Ayah, tapi ada kesedihan yang tak dapat ku bendung hingga aku tak mampu menopang beban hidupku" " Digo....langit adalah gugusan awan dan tembus pandang,,laut adalah kumpulan air yang melimpah ruah bertepian pasir. Pasir hanyalah pasir, yang menjadi ujung muara laut. Dan pepohonan hanyalah pepohonan yang berdiri dengan akarnya. Namun, disaat mereka bersatu, mereka menjadi sebuah pemandangan yang sangat indah. Begitu juga dengan kita, semua akan disebut indah disaat seseorang yang melengkapi hidup kita ada, kamu paham kan maksud aku? Percayakan semua kpd takdir Alloh". " bisakah kita menahan rindu?" Pertanyaan Digo seketika membuat prilly terdiam tak bisa menjawab apa-apa karena sesungguhnya dia pun tidak tahu caranya, jika nanti dia merindukan Digo apa yang bisa dia lakukan??????? COMMENT NYAAAAAA

My QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang