Ambisi

57 2 0
                                    

* 47 * " oke sekarang aku antarkan kamu pulang ya, aku tidak bisa lama-lama disini karena Ayahku besok pagi sudah bisa pulang" " kamu saja yang duluan, aku masih betah disini" Dengan cepat digo menggelangkan kepalanya, sebagai gambaran bahwa dia tidak menyetujui kemauan prilly. " gak...aku jelas akan melarang keras membiarkan kamu disini tanpa aku" prilly tersenyum dengan kesewotan Digo. " biasa aja kaliii melindungi akunya, gak usah lebay". " yey siapa yang lebay, jelas-jelas aku tidak mau kenapa-napa, aku ingin kamu selalu baik-baik saja". " lalu apa kabarnya dengan hati aku? Kenapa kamu tidak mengontak hati aku? Bagaimana dia sekarang? Apakah dia juga baik?" Nyess!!!clebbbbb!!!! seketika Digo tertegun mendengar deretan pertanyaan prilly. " huh.......sudahlah Digo, aku hanya bercanda, kamu pulang gih...aku masih ingin disini". " ta...pi...prill" " ayolah Digo, biasakan aku sendiri tanpa perlindungan kamu, supaya aku terbiasa, tanpa kamu nanti". Dengan hati yang berat Digo pun meninggalkan prilly, tapi tanpa prilly tahu Digo bersembunyi disemak-semak pepohonan untuk memperhatikan prilly dari jauh. Prilly kembali menangis, sungguh kali ini dia tidak menahan airmata yang sudah bertengger dipelupuk kedua matanya, Digo melihat???? Tentu, Dia menyaksikan isak tangis prilly. " kadang ada saat dimana aku harus menghadapi semua dengan sendiri, meski hati menangis. Tak ada pilihan lain selain berusaha tegar, keadaan memaksaku harus kuat, meski sebenarnya aku rapuh" prilly mengeraskan tangisannya, dia tangkup kedua lututnya sebagai tonggak untuk menopang tubuhnya. ||COMMENT YA SAY.....seneng bgt kalau baca komentar yg panjang

My QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang