Ambisi

42 1 0
                                    

* 55 * Hari demi hari mereka lewati menjelang kepergian Digo ke Amerika, semenjak itu, prilly berusaha untuk menampakan wajah yang selalu ceria dan tersenyum supaya tidak membuat kecemasan dalam relung hati Digo. Hingga waktu itu tiba, dimana mereka harus dipisahkan dengan jarak dan waktu, kini mereka sudah lulus SMA. " lagi apa putri mamah yang cantik ini?" Tanya tante yulia yang memergoki prilly melamun di depan jendela kamarnya. " hai mah, prilly sedang menikmati embun dipagi hari" " kenapa kamu tidak pergi lari pagi bareng papahmu?" " gak ah mah, lagi pengen males-malesan" prilly menggeliatkan tubuhnya disertai dengan uapan. " mandi gih... habis itu sarapan" " nanti aja mah, prilly kan sudah free dari rutinitas sekolah" " iyaa tapi kan kamu harus segera menentukan rencana hidup kamu ke depan, mau kuliah atau menjadi penulis terkenal yang selama ini kamy cita-citakan" " entah lah mah, prilly masih bingung, besok adalah hari, dimana prilly akan berjauhan dengan Digo, mampukah prilly menjalani hubungan LDR nanti" tampak sedih. " jika kamu ragu maka hati kamu pun akan ragu, tapi jika kamu yakin maka hatimu pun akan yakin, percaya akan takdir dan jodoh yang sudah digariskan sang ilahi untukmu nak" prilly menatap kedua bola mata ibunya " bantu prilly ya mah, penuhi hari-hari prilly dengan seribu senyuman, supaya selama Digo tidak disamping prilly, prilly tidak merasa kesepian" pinta prilly " tanpa kamu pinta pun , mamah dan papah akan selalu menjaga kamu sampai titik darah penghabisan, " " cie....elah mamah lebay" " yehhh siapa yang lebay?" " itu kata-kata seperti pendekar kesiangan hahahahahaha" prilly tertawa puas, dan rencana nya hari ini Digo mengajak prilly ketemuan disalah satu tempat makan. || COMMENT YA SAY...sorry hari ini telat next part, berhubung kondisi badannya down....

My QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang