Esok hari menjelang. Nora menatap cermin di depannya. Berusaha mencari sesuatu yang tersembunyi di sisi gelap hatinya.
"ku mohon bicaralah." ucap Nora pasrah.
Apa yang harus ku bicarakan--- bagus perempuan itu meresponnya.
"ku mohon, jangan melukai Andrew." kata Nora, memohon dengan putus asa.
Tergantung, jika dia mau melakukan apa yang ku mau,aku tidak akan melukainya.
"Kau tidak boleh memaksakan kehendakmu, jauhi dia!" ucap Nora berusaha bersikap tegas.
Atas dasar apa kau melarangku. Ini baru permulaan gadis lemah...
Seketika kepala Nora terasa pusing lalu dia tidak sadarkan diri. Namun kemudian seulas senyum sinis dan mata yang berkilat tajam serta penuh amarah terpancar jelas.
"waktunya tiba, saatnya hidangan utama disajikan."
***
Andrew keluar dari ruang pertemuan di kantor. Pagi-pagi buta, Andrew harus bergegas pergi ke kantor untuk menyelesaikan proyek besar perusahaannya. Dan proyek itu nantinya akan menghasilkan keuntungan yang besar untuk perusahaannya. Andrew juga harus mengurus kepemilikan perusahaan Mr. Gordon.
Saat memasuki pintu ruang kerjanya, Andrew melihat kekasihnya Sarah sedang duduk di sofa dengan dress selutut berwarna terang dengan dandanan sensual. Namun Andrew merasa aneh dengan dirinya. Bahkan tadinya Andrew membayangkan jika perempuan di sofa itu adalah Nora.
Andrew cukup tersiksa saat Nora kembali mimpi buruk dan mengharuskannya memeluk Nora erat saat gadis itu berkeringat dingin. Andrew sama sekali tidak bisa tidur. Dia sangat tersiksa saat dia tidak bisa menghilangkan bayangan tubuh Nora yang terlihat jelas itu ditambah tubuh Nora yang penuh keringat dan sangat sensual, seperti seorang wanita yang selesai bercinta. Membuat Andrew mudah kehilangan fokus dan kelelahan di saat yang sama. Ia laki-laki normal, tentu saja ia bereaksi seperti itu, akan terlihat aneh jika ia tidak bereaksi sama sekali.
Namun Andrew ingin bertahan. Entah kenapa, dia tidak pernah merasa sangat simpati pada orang yang baru saja dia kenal. Tetapi berbeda dengan Nora. Seperti gadis itu membuat empatinya terkuak sangat dalam. Membuat Andrew merasa dia harus melindungi dan menjaga Nora.
Sarah berdiri, berjalan menghampiri kekasihnya yang termenung memikirkan sesuatu. Sarah mengecup rahang Andrew, seraya memeluknya. Membuat pria yang termenung itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Berusaha mendaratkan pikirannya yang melayang kembali ke bumi.
"Kau meninggalkanku kemarin," ucap Sarah.
"maafkan aku sayang, aku menyesal. Tetapi aku sangat tidak suka tempat seperti itu." balas Andrew, membalas rengkuhan kekasihnya.
"tega sekali," ucap Sarah merajuk.
"lain kali aku tidak akan seperti itu. Janji seorang pria." ucap Andrew menyilangkan tangannya di depan dada.
"Ayo kita sarapan dulu."
"aku masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan, kamu makan sendiri dulu. Nanti siang kita makan bersama, okay?" Andrew menatap Sarah teduh sembari mengecup kening wanita itu.
"baiklah, tapi kamu harus jaga kesehatan," Sarah melembut.
"Iya sayang," Andrew mengecup bibir Sarah sekilas, sebelum kekasihnya akhirnya meninggalkannya sendiri di ruangannya.
---
Nora menuruni tangga menuju dapur, yang berada di sebelah barat rumah ini, dengan jeans dan kaus hitam yang ditutupi oleh mantel coklat yang panjangnya hingga lutut. Nora melihat pisau yang di tata rapi di rak dengan berbagai bentuk. Nora menepuk bahu Joanna yang sedang mencuci piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Sides [Lover the Series #1] ~Available On Playbook~
RomanceSudah tersedia di playstore, silahkan untuk baca cerita lengkap dan sudah di perbaharui di sana. Part2 dalam cerita ini akan dihapus secara berkala. Terimakasih. Copyright ©2016|FRAMADANI|All right reserved| Based on Lover the series. The first book...