Nico Nembak Nasya?!

222 19 2
                                    


'Ada masanya, dimana kita benar-benar merasa tersakiti'

●○●

«Nico Nembak Nasya?!»

AKU

Hari berjalan dengan cepat. Malam berlalu tanpa bintang membuat siapapun menjadi gelisah, begitu pula dengan Chana. Ia menduduki ayunan yang tersapat di balkon kamar sambil menatap langit yang sepi tanpa bintang, hanya ada bulan yang menyendiri disana.

"Bulannya jomblo. Kasian amat sih! Sama gue aja yuk?!" Ucap Chana melantur.

"Bulannn... gue lagi galau. Masa tadi Nico cuek banget. Gue sedih banget. Gakuat gue, Lan. Ngomong dong lo jangan diem aja! Ah bisu ya? Males gue ngomong sama lo mending tidur bhay!" Ucap Chana bersungut-sungut sambil melangkahkan kaki memasuki kamarnya. Lampu tetap menyala kala dirinya sudah terlelap.

Tanpa terasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Bulan telah pergi digantikan oleh matahari. Matahari yang baru saja timbul kini sudah digantikan lagi oleh matahari terik.

Chana berjalan lunglai melewati koridor sekolahnya. Istirahat kali ini terasa sangat hambar tanpa persahabatan.

Ia duduk di sebuah bangku panjang sambil memegangi perutnya yang kelaparan karena sejak tadi pagi tidak makan.

"Somay woii!! Gue butuh somayyy" rengek Chana sambil tetap memegangi perutnya.

"Siapapun yang dateng kesini bawain gue somay, gue sumpahin jadi pacar gue!" Ucap Chana dengan setengah berteriak pada kata somay—makanan favoritnya.

Krucuk krucuk...

Bunyi di perut Chana semakin lama semakin mengeras.

"Gue la--" ucapan Chana terhenti ketika melihat sepiring somay disodorkan dihadappannya.
"Waaauww!!! Im so hungry. Thanks god karena ngirimin somay!" Ucap Chana sambil menyambar piring somay itu. Dilihatnya orang yang membawakan somay itu.

"Iiihhh Rival pengertian banget sih... anaknya capa cihhhh" ucap Chana gemas sambil menyubit kedua pipi Rival.

"Awhh... sakit tolol! Pinter dikit napa?" Gertak Rival yang disambut dengan cengiran lebar Chana.

"Berarti gue bakal jadi pacar lo ya, Chan?" Rival menaikturunkan alisnya meledek.

"Iyuckkkk... gue tarik tu sumpah!" Ucap Chana malas.

Tanpa menunggu lama, Chana langsung memakan somaynya dengan lahap.
Saking lahapnya, ia sampai tersedak somay
"Uhuk...uhukk"

"Chann... pelan-pelan makanya! Nih minum dulu" ucap Rival tenang sambil memberikan sebotol aqua pada Chana. Tangan kanannya yang bebas digunakan untuk mengelus punggung Chana pelan.

"Makasih!" Chana tersenyum malu sambil menatap Rival.

"Dah selesai? Ke kelas yuk!" Ajak Rival pada Chana. Chana membalasnya dengan anggukan kecil, kemudian keduanya kembali ke kelas bersama.

Di tengah perjalanan, mereka melihat kerumanan orang-orang.

"Apaan tuh, Val?" Tanya Chana penasaran.

"I don't know! Mau ngecek?" Tawar Rival.

Belum sempat menjawab pertanyaan Rival, Chana sudah lebih dulu berjalan ke kerumunan tersebut.

Rival menghembuskan nafas kesal kemudian menyusul Chana.

"Misih-misih Cameron Dallas mau lewat!" Ucap Rival sambil menepis orang-orang dihadappannya, tangannya yang satu memegang tangan Chana dengan erat.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang