END?

173 15 0
                                    


END?

Setelah kepergian Rival, Chana tak seceria biasanya. Ia lebih sering melamun seorang diri.

Vita, Nico, Nasya, Valko, dan Natasha selalu menghiburnya agar tidak sedih. Seperti sekarang ini

"Udahlah, Chan. Gue yakin dia balik kok!" Ucap Vita yakin kepada Chana. Kini mereka semua berada di kantin sekolah, mereka jadi sering ngumpul sekarang.

"Kapan?" Gumam Chana sedih.

"Selama-lamanya waktu, nanti pasti lewat dengan begitu cepatnya kok. Gue yakin, Rival bakal balik" Hibur Valko sambil sekali-kali memasukkan siomay ke dalam mulutnya. "Nambah sepiring lagi, Kang!" Soraknya kepada akang-akang di balik gerobak siomay.

"Valko! Nanti kamu jadi babon lho kalo banyak makan!" Tegur Vita.

"Tapi tetep cinta kan..?" Goda Valko yang membuat Vita menundukkan kepalanya malu.

"Hahahaha!" Tawa pecah seseorang, membuat seisi meja makan menoleh ke arah orang itu.

"Akhirnyaaaaa, Chan. Lo ketawa juga!" Ucap Nico lega. Yah...setelah mereka putus, Nico memutuskan untuk ngomong pake lo-gue lagi.

"Alhamdulillah. Gak jadi mayat hidup lo" Ceplos Valko yang sukses mendapat pelototan dari orang-orang di sekitarnya. Merasa ada yang tidak beres, Valko hanya menyengir lebar, kemudian memasukkan sepotong siomay lagi ke dalam mulutnya.

"Gitu dong, Chan. Seneng liatnya kalo kamu ketawa" Ucap Nasya senang.

"Hehe...iya. Sorry udah buat kalian semua khawatir. Lagian, pegel juga muka gue, harus datar sama sedih terus" Chana tersenyum lebar kepada semua orang dihadappannya.

"Kayak aku dong, Chan. Aku sebentar lagi ditinggal kak Rully ke London, tapi gak sedih" Curhat Natasha. Yup. Rully akan kembali ke negeri asalnya, London. Bukan asalnya sih sebenarnya, karena asalnya ya Indonesia.

"Curcol!" Ledek seisi meja makan. Setelahnya mereka tertawa tanpa beban sedikitpun.

***


Chana terduduk di rooftop seoeang diri.

'Sekarang gue sendiri. Kemana lo, Val? Yang biasanya selalu patekilan di sebelah gue'

Pandangannya menatap lurus ke depan.

"Dia pasti balik kok" Ucap seseorang sambil ikut duduk di sebelah Chana dan merangkul pundaknya.

"Kalo soal itu, gue yakin, Nic. Tapi yang gue gak yakin, apa cinta dia bakal tetep sampai beberapa tahun ke depan. Coba deh, lo bayangin. Orang pacaran aja, bisa putus karena LDR. Dan, apa kabar sama gue? Yang bahkan belum ada ikatan hubungan sama Rival. Yang bahkan ungkapan perasaan Rival baru lewat surat" Gurat kesedihan terpancar jelas di wajah Chana. Ia pesimis, benar-benar pasimis.

"Gak. Dia bukan orang yang kayak gitu. Gue yakin kok, dia bakal balik ke Indonesia, dan dia bakal tetap cinta sama lo. Semangat Chana!" Nico tersenyum sambil menepuk-nepuk punggung Chana semangat. Chana tertawa melihat tingkah Nico yang konyol.

"Nah... gitu dong! Ketawa, senyum!" Ucap Nico lega.

"Thanks berat ya, Nic"

"Iya. Itu gunanya sahabat"

"Sahabat!" Setelahnya keduanya tertawa.

"Ya udah, gue balik duluan ya. Gue ditunggu seseorang nih" Pamit Nico kepada Chana. Yang dipamiti hanya mengangguk sekilas.

Nico pergi, dan lagi-lagi ia sendiri disini.

Ia menatap ke arah langit yang luas dan kosong. Di atas sana!

"Suatu saat, suatu saat nanti... lo bakal balik buat gue Rival. Cepet balik, Val, untuk gue"

***

(END)

***

HELLAWWW YEAY UDAH END YEAY. Akhirnya End.

Tamat! Sudah.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang