Apakah ini perpisahan?

185 15 2
                                    


"Jadi si Rival udah mulai pergerakan?!" Jerit Vita histeris.

"Sssttt..." Beberapa orang menatap Vita dengan sangar.

Kini ia dan Chana sedang berada di perpustakaan sekolah. Chana menceritakan kejadian semalam kepada Vita.

"Berisik banget sih lo! Pergerakan apa coba?" Chana menatap Vita dengan bingung, keningnya berkerut tipis.

"Aduh Chana... tumbuhan putri malu aja peka, masa lo enggak!" Semprot Vita histeris lagi.

"Ssstttt... Bisa diem gak sih!" Bentak penjaga perpus.

"Hehe... galak amat sih mbak! Jodohnya kabur aja, tau rasa!" Goda Vita kepada penjaga perpus galak itu.

"Tau nih, namanya sih Heppy. Tapi orangnya uring-uringan mulu!" Tambah Chana. Ya itulah nama penjaga perpus tersebut, Heppy. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan namanya.

"Kalian saya panggilin bk lho!" Ancam Heppy.

"BK kok dipanggil! Emang kuat bawanya?" Goda Vita.

"Maksudnya, saya masukan BK!" Balas Heppy tak mau kalah.

"Ooo.. gak masalah. Enak kok di BK. Adem ruangannya, gak usah belajar ayeee!!!" Sorak Chana girang.

Heppy kelihatannya sudah menyerah. Ia diam dan mengacuhkan kedua murid nakal yang sedang curhat itu.

"Lanjut-lanjut, Chan. Aahh... gara-gara Heppy nih!" Gerutu Vita.

"Ya udah, gitu aja" Jawab Chana singkat.

"Ya terus, dia nembak lo nggak?!" Tanya Vita tak sabaran.

"Nembak apaan sih? Ya nggak lah! Ya kali nembak. We're just a friend, Vit." Tegas Chana. Ia bingung sendiri dengan arah pembicaraan Vita.

"Lo sama Nico juga cuma temen, tapi apa?" Balas Vita tak mau kalah, hal itu sukses membuat Chana gelagapan sendiri.

'Gotcha! Kena lo, Chan' batin Vita licik.

"Eh? Eumm... ya tapi beda. Gue cinta Nico. Kalo Rival, gue nggak cinta dia!" Tegas Chana sekali lagi. 'Iya, gue gak cinta Rival!'

"Chana... jangan sampe lo telat untuk sadar sama perasaan lo" Ujar Vita bijak. Tangannya menepuk-nepuk pundak Chana.

"Apaan sih? Telat apaan coba?! Sekali lagi, gue tegasin ke lo. Gue gak cinta Rival! Begitupun dengan dia!" Chana menatap tajam ke arah Vita. Pada akhirnya ia bangkit dari duduknya dan hendak meninggalkan Vita.

"Lo bohongin perasaan lo sendiri, Chan! Sekali lagi gue bilang, sebelum lo terlambat, lo harus bisa sadar sama perasaan lo!" Tutur Vita dengan tegas. Matanya menatap punggung Chana yang membelakanginya.

"Gue gak ngerti maksud lo!" Balas Chana sinis dan ada nada meremehkan. Chana hendak melanjutkan jalannya, yang sempat terhenti.

"Rival mau ke Amsterdam!" Ucapan  Vita mampu membuat langkah Chana terhenti kembali. Tubuhnya kaku seketika.

"Dia udah minta gue, untuk gak ngasih tau hal ini dulu ke lo. Tapi gue gak bisa. Lo harus tau!" Ujar Vita.

Chana membalikan tubuhnya menghadap Vita.
"Kenapa dia gak ngasih tau gue?" Tanya Chana lirih. Matanya mulai berkaca-kaca. "Lo pasti bohong kan, Vit!" Tudingnya.

"Gue gak bohong. Gue serius. Rival gak pingin lo ngerasa sedih. Jadi dia mutusin untuk gak ngasih tau lo" Jawab Vita jujur.

"Dan dia akan pergi tanpa pamit? Tanpa kasih kabar apapun? Dan itu yang lo bilang dia cinta gue?! Apa dia pikir dengan kepergian dia, gue bakal sedih? Enggak! Bilangin ke dia, gue gak bakal sedih! Masih banyak yang sayangin gue disini." Ucap Chana dengan tegas. Matanya yang sudah berkaca-kaca menatap nyalang ke arah Vita. Dengan langkah panjang, ia meninggalkan Vita seorang diri. Lebih tepatnya bersama Heppy.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang