Hari Bersamanya...

260 23 2
                                    


'Kadang kita tidak merasa, bahwa sesungguhnya ada orang yang benar-benar peduli kepada kita'

●○●

«HARI BERSAMANYA...»

Aku.

"Chan pulang bareng gue ya!" Ucap Rival yang saat ini telah stand by dihadappan Chana.

"Hmmm... boleh deh. Kebetulan Kak Valko lagi ada urusan!" Chana mengangguk mantap.

"Yok!" Rival mengulurkan tangannya. Chana menerima tangan itu dengan gugup, entah kenapa saat menyentuh tangan Rival, ia merasakan sesuatu yang aneh.

Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi, bernuansa classic tersebut.

"Chan, kunci mobil ketinggalan nih. Gue ambil ke kelas dulu ya!" Ucap Rival yang dibalas anggukan Chana.

"Ceroboh!" Umpat Chana sebelum akhirnya Rival melenggang pergi.

Chana saat ini hanya duduk di kursi yang berada di koridor. Tanpa sengaja, ia mendengar suara petikkan gitar acoustic.

Rasa penasaran membuat kaki Chana menuju sumber suara tersebut.

Tidak jauh dari tempatnya, seorang pria berperawakan tegap yang tidak asing bagi Chana, sedang terduduk sambil memetik senar yang membuat alunan merdu.

Lagu Distance milik Seconhand serenade mengalun dengan merdunya.

"Nico..." lirih Chana yang membuat sang empunya menolehkan kepala.

Hanya tatapan datar dan wajah tanpa ekspresi yang didapati Chana.

Chana berusaha untuk menjauh, tetapi kakinya seperti ditahan sehingga ia tak dapat bergerak.

Nico bangkit dan berdiri tepat di hadapan Chana. Melihat air mata yang mengalir di pipinya, membuat hati Nico seperti tertusuk belati. Sakit... yang ia rasa. Gadis yang dicintainya menangis karenanya.
Ia menatap gadis yang tertunduk dihadapannya dengan tatapan tajam yang menusuk, membuat siapapun yang melihatnya akan merasa tersakiti.

Ingin sekali rasanya Nico merengkuh gadis itu ke dalam pelukkannya.

"A... a...aku.. aku min..ta maaf kalo udah nya..kit...tin kamu.." ucap Chana terputus-putus karena isakkannya.

"Sekarang... terserah kamu mau kayak gimana sama aku. Aku terima kalo kamu jauhin aku, karena emang aku yang minta kan?" Mata Chana kini menatap kedua mata hitam pekat milik Nico.

Baru Nico ingin membalas ucapan Chana, tiba-tiba seseorang datang sambil merangkul Chana.

"Kuncinya udah ada nih. Balik yuk!" Ajak Rival yang dibalas anggukan Chana. Mereka berlalu meninggalkan orang yang menatap keduanya dengan pandangan datar.

Ia menatap gadis itu menjauh dan hilang dari pandangannya...

***

"Lo ngomong apa tadi sama Nico, Chan?" Tanya Rival ketika mereka sudah berada di mobil milik Rival.

"Kepo banget sih!" Ujar Chana ketus.

"Yee... galak banget sih!" Rival menoel dagu Chana, yang dibalas dengan sentakan tangan.

"Bodo!"

"Kok lo kalo sama gue galak mulu sih. Terus kalo ngomong suka ketus, tapi kalo ke Nico pasti sok manis menye-menye gitu!"

"Ishhh apaan sih, Val. Gak kayak gitu maksud gue!" Chana jadi merasa tidak enak dengan Rival

"Iya iya... canda doang. Lagian gue malah suka lo galakin gue, itu artinya... lo ngerasa gak ada Bates sama gue!" Rival mengacak rambut Chana hingga berantakan.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang