Nelly => 2.

340 38 5
                                    

.................||....................

"Hai, kursi di sebelahmu kosong? Apa aku boleh duduk di sampingmu?". Tanyaku pada seorang cewek yang sibuk memainkan iphonenya. Cewek itu mendongak dan berkata

"Oh iya, tentu. Irena, cukup kamu panggil Inaa" ucap cewek itu sambil mengulurkan tangannya.

"Nelly". Jawabku dan langsung membalas uluran tangannya.

"Gue baru lihat lo, lo anak baru?" Tanya Ina padaku.

"Eh iya. Aku pindahan dari Makassar". Ucapku dan Ina membalasnya dengan senyuman.

Jam pelajaran pun dimulai

"Anak-anak keluarkan buku matematika kalian buka halaman 213" ucap pak guru.

"Baik Pak" kami pun sekelas membalas ucapan pak guru.

KRINGG!!! KRINGG!!! KRINGG!!!

waktu istirahat  dimulai, Inaa mengajakku ke kantin. Di perjalanan menuju kantin, mataku hanya tertuju pada novel yang ada digenggamanku.
Membaca novel adalah hobyku, dan tidak ada yang boleh menggangguku jika sedang membaca.

"Nell...Nelly. lo jangan baca novel kalau lagi jalan nanti lo nabrak sesuatu". Ucap inaa mengingatkanku.

"Mmmmmmmm ntar lagi selesai Na, nanggung nih"

Tiba-tiba ....

"BUUGGHHH.." tubuhku bertabrakan dengan seorang cowok. Novel yang kugenggam langsung terjatuh. Akupun menunduk untuk mengambilnya. Setelah itu, aku menatap cowok yang tadi menabrakku. Aku kaget mataku terbelalak melihat penampilan cowok itu. Rambutnya acak-acakan, baju keluar, kancing baju dilepas bagian atas, kera baju dinaikkan, bahkan lengan bajunya dilipat.

"Bad boy" lirihku dengan suara pelan nyaris tak terdengar.

"LO KALAU JALAN LIHAT-LIHAT DONG!!!. JALAN PAKE MATA BUKAN DENGKUL!!!. ucap cowok itu dengan nada sarkas.

"Dimana-mana jalan pake kaki kali, BUKAN PAKE MATA.!!!" Ucapku menanggapinya.

"Sekarang, Lo MINTA MAAF". Ucap cowok itu dengan suara keras hingga mengundang siswa-siswi yang datang untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Aku melirik ke Ina dengan tatapan yang mengartikan aku harus bagaimana. Inaa pun memberi tatapan dan aku mengerti tatapan itu, ia berkata minta maaf saja.

"Emang harus minta maaf, kan kamu yang nabrak saya" ucapku enteng.

Setelah mengucapkan kalimat itu tatapan demi tatapan aku terima, semua siswa-siswi berbisik-bisik tetapi masih bisa aku dengar ada yang bilang "berani sekali cewek itu, dia belum tau siapa dia sebenarnya"
Inaa pun langsung menarik tanganku untuk menjauh.

"Gue bilang apa kan tadi,  jangan membaca kalau lagi jalan Nelly".

"Pokoknya lo jangan deket-deket sama dia, lo harus tau dia itu cowok yang terkenal sangat nakal, anak geng motor, suka tawuran, dan lo harus tahu ini juga dia langganan masuk BK". Cerocos inaa terus-menenerus.

"Oh gitu ya... ya udah aku jauhin dia". Ucapku.

" pokoknyaa kalau ketemu dia lo gak usah ladenin. Tapi satu hak yang gue suka dari dia. Dia gak terkenal play boy, player, dia gk pernah mainin cewek, ganteng, cakep, keren, gue sebenarnya ngefans sama dia tapi kalau lihat kelakuannya amit-amit dah gue ngefans sama ntu cowok". Ucap inaa panjang kali lebar.

"Okd. Siapp grakk Buk Inaa nnti aku jauhin". Ucapku menanggapi inaa.

Tak terasa ujian semester pun telah usai. Semenjak kejadian di koridor sekolah saat pertama aku sekolah disini,  cowok itu terus menerus mengganguku tetapi tak pernah aku ladenin kata Inaa aku harus menjauhinya. Dan Irena, aku sudah menganggapnya sahabatku karena dia sangat baik.

.................................................

"Nelly... akhirnya lo datang" ucap Inaa dengan nada antusias.

"Nelly pr matematika peminatan udah lo kerjain? Gue lihat pr lo dong Nell, lo gak tega lihat sahabat lo yang paling cantik ini dihukum?" Ucap inaa dan memandangku dengan wajah Puppy eyes nya.

"Lebay kamu Na. Nih!!" Ucapku sambil memberikan bukuku".
"Salin cepetan udah mau bel masuk juga".

Tepat setelah Inaa menyalin pr ku, Pak Agus pun masuk.

"Anak-anak kumpul pr kalian" ucap Pak Agus dengan suara tegas.
"Anak-anak, kalian jangan ada yang ribut. Karena hari ini ada rapat disekolah, jangan ada yang pulang sebelum bel pulang sekolah" ucap pak agus lalu keluar meninggalkan kelas.

Seketika kelasku langsung ribut bagai pasar nan kapal pecah, ada yang main kartu, ngegosip, main adu panco, dll.
Aku lebih memilih menyumpel telingaku dengan headset lalu mengambil novelku untuk membacanya.

"WOOII.. NELLY ADA YANG NYARI TUH". Ucap Marco dengan suara lantang seperti pake toa.

"Gila berisik banget lo. Bisa gak sih suara lo dikecilin dikit udah kaya toa masjid aja mulut lo". Ucapku dengan refleks. Semua tatapan beralih kepadaku dengan wajah kaget sebagian ada yang melongo dengan ucapanku berusan.

"Ehhh lo Nelly bukan sih?" Tanya Inaa dengan nada khawatir.

"I..ii..iiyaa ini aku kok". Jawabku.
"Siapa yang nyari Marco?" Tanyaku.

"Lo lihat aja sendiri ada didepan tuh" jawab Marco. Sebenarnya aku kasihan karena sudah membentaknya.

Aku langsung menuju ambang pintu, dan aku sukses melongo melihat cowok itu ya cowok yang selalu menggangguku. Aku langsung berbalik hendak masuk ke kelas tetapi cowok itu mencekal pergelangan tanganku.

"Lo mau kemana?". Tanya cowok itu
"Aku... aku mau masuk. Ada apa nyari! Aku sibuk". Jawabku.

"Sibuk apanya? Orang gue lihat lo tadi suntuk banget".

"Ikut gue ke kantin, temenin gue makan gue laper"

"Nggak. Aku gak bisa aku sibuk. Kalau laper ya makan aja gak usah ditemenin". Ucapku menanggapi pernyataannya.

"Oke. Tapi jangan salahin gue kalau temen sekelas lo lagi lihatin gue cium mulut lo yang seksi itu". Ucap cowok itu lalu memajukan wajahnya tepat di depan wajahku.

"Apaan!!!". Dengan refleks aku memegang bibirku.

"Ya udah bentar aku masuk dulu" ucapku.

"Na. Aku ke kantin dulu ya". Ucapku ke Inaa.

"Iya Nell. Sama siapa lo? Sorry gue gak bisa nemenin lagi sibuk ngerjain tugas nih" ucap Inaa.

"Iya gpp lagian gak sendiri kok, bye Na" ucapku lalu meninggalkan kelas.

Haii i'm comeback bagaimana ceritanya? Wkwkwk masih abu-abu yaa.. tenang, ini baru tahap awal.
Astagaa typo bertebaran, maaf
Salam
Tertanda minggu 28 februari 2016

NellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang