AUTHOR POV
Flashback on
"Jangan egois ya Vidno Vidna, karna nanti udah gak ada gue dan Vadni yang bisa misahin kalian. Lo berdua harus belajar menjadi dewasa. Walau kelak nanti Mami dan Papi tetap sibuk dengan kerjaannya, dan lo berdua gak memiliki kasih sayang dari mereka tapi bukan berarti kalian gak akan pernah merasakan kasih sayang dari keluarga! Kalian berdua masih bisa saling menyayangi untuk mendapatkan kasih sayang." Ucap Vadno.
"Gue yakin kita berdua bisa" Ucap Vidna tersenyum.
"Kalau bisa sih gue juga yakin, Na. Tapi pasti nanti kita punya masalah kan? Coba lo jelasin ke gue gimana nanti cara kita berdua baikan TANPA Vadno dan Vadni." Ucap Vidno menekankan kata T-A-N-P-A.
"Kalian bisa kok! inget aja gue sama Vadni, okay? Gue dan Vadni pasti sedih kalau melihat kalian berdua berantem dan tidak mau mengalah. Vidno, gue harap lo bisa gantiin gue sebagai captain buat Vidna di keluarga Gleralt! Vidna, gue harap lo bisa menuruti perkataan Vidno karena bagaimanapun Vidno kakak lo dan dia tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk lo." Ucap Vadno penuh ketegasan.
"Tapi kalo nan--"
CKLEK
"Vidno Vidna, gimana sayang? sekarang waktunya.." Ucap mami-Vega Frued- lembut.
"Yaudah." Ucap Vidno acuh.
"Yaudah lakuin aja sekarang hehe." Ucap Vidna menahan air mata.
"Yasudah kita masuk nunggu dokter ya" Ucap papi-Ergar Gleralt-.
Mereka pun hanya mengangguk dan kembali menghadap Vadno. Semua hanya menatap Vadno sedih, tidak ada satupun dari mereka yang tersenyum. Vadno tidak henti-hentinya meminta maaf kepada mereka semua atas keputusan yang dia ambil.
"Permisi...Maaf mengganggu, tapi ini pasien perempuannya sudah bisa dibawa masuk..." Ucap suster sopan.
"Eh? ya ya...Silahkan" Ucap Papi.
"Guys, sorry ya sorry banget tapi ini kemauan gue maupun Vadni. Ini takdirnya." Ucap Vadno saat Vadni sudah di baringkan tepat di sampingnya.
"It's ok mabro." Ucap Vidno senyum.
"No problem, No. Asal lo bahagia nantinya hehe" Ucap Vidna.
"Vadno sayang, kamu yakin nak? Mami takut kamu kesepian disana sayang...Mami love you sweatheart very much hikss" Ucap mami menangis didalam rangkulan Papi.
"Jagoan Papi beneran nih mau ninggalin keluarda Gleralt? Yasudah terserah Vadno aja, ikuti kata hatimu dan semua keputusan ada di kamu sekarang, Vadno." Ucap Papi tegas.
"Lo baik-baik disana, No. Urusan Basket biar nanti gue yang lanjutin sampai ada pengurus baru yang sah dari Coach Iki. Jagain si Vadni ya! Bilangin kalau disana gak ada ekskul Cheers haha jangan dandan mulu hahaha." Ucap Vidno yang membuat Vidna nangis.
"Vidna? Gimana?" Ucap Vadno.
"Lo pikir gue ikhlas? Ofcourse no! Nanti gue gimana?! hikss nanti Vidno gimana?! LO JAHAT! VADNI JAHAT! HIKSS HIKSS" Ucap Vidna menangis.
"Udah, Na. Ada gue kok, tenang aja...Sini peluk gue.." Vidna pun langsung memeluk Vidno erat. Mami memeluk papi. Dan Vadno menggenggam tangan Vadni erat.
"Jika ini pilihan pasien, kami tidak bisa memaksa dan kami hanya bisa mengikuti. Kalau begitu mari ucapkan Basmalah" Pinta dokter.
"Bismillahiramanirahim...." Ucap semua yang ada di ruangan ini dan para perawat pun melepaskan semua alat bantu yang berada di tubuh Vadno dan juga Vadni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
Teen FictionPerubahan? Ya perubahan. Itulah yang dialami oleh Derik, Vidno, Vidna, dan Kinar. Bagaimana mereka bisa berubah? Silahkan tanya pada waktu.