4.Vidna POV

170 77 4
                                    

Sekolah udah sepi, dan gue baru bisa balik? gara-gara tuh guru sialan! minta tolong tapi udah kaya memperbudak. Tai.

Setelah masuk gerbang rumah, yang gue liat hanya mobil supir, gak ada mobil Vadno dan Vidno padahal kan seharusnya mereka ber3 udah balik daritadi. Vadni juga kan semobil sama Vadno, aneh.

Perlahan gue buka pintu rumah dan gue pun langsung disambut oleh bi anti.

"non... baru pulang ya? kok sore non?" tanya bi anti sesenggukan.

"iya bi, tadi abis bantuin guru."

"yasudah, no-non mau s-saya hiks.. buatin minum a-apa?" tanyanya lagi.

"bi anti kenapa? ada masalah apa?" tanya gue.

"emm...itu non...duh apa ya tadi kegores pisau non" jawabnya.

"kok sampe sesenggukan begitu? by the way Vadno Vadni sama Vidno pada kemana ya?" tanya gue

"ta-tadi pergi non.." jawabnya gugup.

"kok gugup gitu bi? terus kenapa ga pake dua mobil aj--" omongan gue terhenti.

DEG.

DEG.

DEG.

pasti ada yang salah!

"mereka kemana bi?!" tanya gue panik.

"a-anu pergi non" jawabnya gugup.

"GAK USAH BOHONG! BIBI TAU AKU GAK SUKA DI BOHONGIN KAN?! ADA APA?! KEMANA MEREKA?!" bentak gue.

"ma-maaf non, den Vadno sama non Vadni ke-kecelakaan truk non, den Vidno udah ke rumah sakit non..." jawabnya takut.

BANG!

"ANJING! RS MANA? RUANG APA? CEPETAN!" bentak gue.

"i-ini non, ta-tadi den vi-vidno kasih ini ka-kalau non udah pu-pulang" jawabnya sambil memberikan gue selembar kertas.

Rs pertamedika sentul city, VVIP DIAMOND no 17 dan 18. cepetan kesini, gue tunggu.

Gue pun langsung berlari ke teras tanpa memperdulikan diri gue yang masih memakai seragam sekolah. gue melajukan mobil gue secepat mungkin. shit! perasaan gue makin gak enak, yaAllah kenapa ini?

Gue memarkirkan mobil gue asal dan segera mencari letak receptionist.

"sus, ruang vvip diamond nomer 17 dan 18 dimana?!" tanya gue panik.

"kaka lurus terus belok kanan, nanti di sebela kiri ada pintu. kaka masuk situ aja" ucapnya senyum. sialan! gue lagi panik gini dia masih bisa senyum.

"makasih."

Gue mengikuti arah yang di beritahu suster itu, dan di depan ruangan itu sudah ada mami papi dan juga Vidno. gue lari dan menghampiri mereka dengan perasaan panik dan khawatir, mami langsung memeluk gue dan berkata...

"Vando vadni hikss hikss, mami gatau gimana bisa hiks" ucapnya sambil menangis.

gue mengusap punggung mami dengan penuh sayang, akhirnya gue mampu angkat bicara "gimana mereka, mi?" tanya gue dan mami hanya menunduk dan masuk ke ruangan atas nama vadno. pandangan gue beralih ke vidno yang sedang duduk menatap lantai, sementara papi menjambak rambutnya frustasi.

"pi, maaf aku baru dateng. keadaan mereka gimana?" tanya gue

"tak apa sayang" apa maksudnya? bahkan papi tidak menjawab pertanyaan gue tentang keadaan mereka malah pergi menghampiri mami yang berada di ruangan Vadno. gue beralih ke Vidno dan menepuk pelan bahu Vidno.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang