C&D - 3

4.8K 445 4
                                    

Mencintaimu itu seperti hujan.

***

Mencintainya itu seperti hujan. Hujan tahu jatuh itu sakit. Meskipun hujan tahu, hujan tetap turun. Hujan akan tetap turun walaupun dia tahu bagaimana rasanya jatuh. Sama sepertiku, aku tahu bagaimana rasanya mencintai diam-diam. Tapi bodohnya, aku tetap mencintai dalam diam. Tidak peduli, resiko yang akan kutanggung.

Saat itu, semua berjalan begitu cepat. Termasuk waktu. Aku telah melaksanakan UAS dengan nilai yang yah lumayan lah ya. Hari ini tepat sebulan aku duduk di bangku kelas 12. Yang berarti, dua tahun sudah aku mencintai seseorang tanpa bisa kugapai. Hanya bisa memperhatikan kurang lebih sepuluh meter dari dirinya.

Fadio, lagi-lagi namanya sangat indah.

Aku pernah mendengar kabar burung tentang dirinya. Tentang dirinya yang sudah berpacaran dengan gadis lain. Sebenarnya aku tak percaya. Sungguh. Saat itu, aku tak mau percaya dulu. Lagi pula, siapa yang mau orang yang dicintainya berpacaran dengan orang lain, sih? Aku berusaha menangkal semua pikiran negatifku. Semuanya.

Saat itu..

"Gue denger Fadio pacaran sama Tania ya?" tanya seorang gadis yang berdiri lima meter dariku.

"Tania yang trouble maker itu?" balas temannya.

"Iya, yang suka bikin masalah itu. Eh tapi gue denger dia udah tobat sekarang," ujar gadis itu lagi.

"Oh iya, gue denger sih gitu. Tapi gue jarang liat mereka bareng," balas temannya.

"Baru jadian 'kan?"

Dan kalimat itu menamparku. Fadio dan Tania? Bersama? Lalu apa kabar denganku yang mencintai Fadio selama dua tahun ini?

Saat itu, aku meremas ujung seragamku, berusaha tidak mempercayai gossip itu. Lagi pula, siapa tahu itu hanyalah gossip? Sebuah kabar burung yang tidak tahu kejelasannya.

Tapi tidak, seberapa kuat aku berusaha menangkal pikiran negatif itu, kenyataan mewujudkannya. Aku melihatnya, Fadio dan Tania, bersama.

 Aku melihatnya, Fadio dan Tania, bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, hujan turun membasahi bumi. Membasahi payung transparan milikku. Aku baru saja latihan teater bersama teman-temanku. Hingga mataku menangkap mereka. Fadio dan Tania sedang bersama. Fadio memakaikan jaket miliknya kepada Tania di dalam gedung. Mungkin Fadio akan mengantarkan Tania pulang.

Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba saja, Fadio berlari menyusuri hujan lalu masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, sama seperti yang lainnya, mobil itu berhenti di depan Tania. Fadio turun lalu membukakan pintunya untuk Tania. Tania? Dia tersenyum. Cantik. Tania memang cantik. Sangat cantik. Beda dengan diriku yang seperti itik buruk rupa.

Setelah menutup pintu Tania, Fadio mengangkat kepalanya dan pandangan kami kembali bertabrakan seperti biasanya. Fadio yang tak sengaja melihatku dan aku yang selalu memperhatikannya.

Jika biasa Fadio tersenyum, maka saat itu, dia tidak. Jadi, aku mengambil langkah untuk tersenyum terlebih dahulu. Tiba-tiba, dia membuang wajahnya tanpa tersenyum. Dan setelah masuk ke kursi pengemudi, mobil itu berjalan begitu saja. Meninggalkanku dengan hujan.

Aku mengerjapkan mataku, menyadari kenyataan bahwa perasaanku takkan pernah terbalas. Aku hanya seorang secret admirer pemula. Aku tak tahu bagaimana caranya seorang secret admirer, mewujudkan mimpinya.

Saat itu, yang hanya aku tahu adalah, biarkan aku bermain dengan hujan. Biarkan aku merenung, tentang nasibku dengan hujan yang berakhir kesakitan.

Dan juga dengan segala luka yang berhasil ditoreh.

[a/n]

HOLAAA! Gue baru inget buat post ini, HAHAHA.

23.59

Jan lupa lihat gerhana matahari gais! Votes dan comments juga kay.

Regards,
Dera

Cinta dan Diam [7/7 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang