• 46 : Is This The End?

2.4K 229 39
                                    

Ini sudah dua hari sejak hilangnya Barbara. Niall sudah berada di tempat yang Samantha maksud. Polisi sudah menemukan mobil gadis itu, namun sayangnya tak ada jejak dari gadis itu. Hanya ada tas yang ditemukan di dalam mobil gadis itu, dan sialnya gadis itu tak membawa ponselnya. Hal itu semakin mempersulitnya untuk menemukan keberadaan Barbara.

"Aku tak bisa menunggu lebih lama, Sam."ucap Niall lemah. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di samping mobil Barbara. "Aku harus segera menemukannya."

"Bagaimana lagi, Niall? Kita sudah melapor pada polisi. Kita hanya harus menunggu waktu yang tepat."

Niall menghela nafas kasar. "Aku bersumpah takkan memaafkan siapapun orang yang sudah menculik Barbara."

Samantha hanya diam. Ia tak habis pikir, siapa orang yang tega menculik Barbara ketika keadaan gadis itu sedang tidak baik. Samantha yakin Barbara tidak melakukan hal bodoh semacam bunuh diri, Barbara tidak akan menghilang seperti ini.

"Sepertinya kita sudah mendapatkan titik terang."ujar Lou yang tiba-tiba sudah berada di samping Samantha.

***

"Cepat makan ini!"seru lelaki bertubuh besar yang sedang menyodorkan sepiring nasi dengan lauknya ke arah Barbara. Gadis itu mengalihkan pandangannya tanda menolak pemberian lelaki itu.

"Tidak mau."

"Makan ini atau kau mati kelaparan?!"

"Biarkan aku mati. Itu mau kalian kan? Lagipula untuk apa aku hidup? Aku sudah tidak memiliki tujuan hidup!"tandas gadis iru membuat lelaki bernama Alex mendengus kesal.

"Apa yang sudah bos katakan hingga aku berkata seperti itu? Hahaha... Gadis cantik yang malang."ujar Alex dengan nada sedih yang kentara dibuat-buat.

Barbara tak menyahuti ucapan lelaki itu. Biarkan saja lelaki itu berkata sepuasnya, ia takkan menghiraukannya.

"Dasar tidak tahu diuntung!" Alex segera memecahkan piring beling itu ke lantai. Membuatnya hancur berkeping-keping.

"Ahh!" Serpihan kaca kecil mengores kaki Barbara yang tak tertutupi oleh apapun. Gadis itu meringis kesakitan, darah segar mengalir hingga mengenai high heels-nya.

"Kalau kau lapar, makan saja itu. Makanan bercampur dengan beling lebih bergizi."ujar Alex seraya tertawa kejam. Barbara berusaha untuk tak menangis, tidak hanya fisiknya yang sakit namun batinnya juga. Ia merasa diperlakukan seperti binatang saat ini.

Alex pun segera meninggalkan Barbara sendirian. Gadis itu terisak pelan, ia ingin pergi dari sini. Ia takut berada di sini, seakan akan ada hal yang lebih buruk lagi yang akan terjadi padanya.

Ia mengigit bibirnya keras, dalam hati ia tak berhenti berdoa agar seseorang segera menyelamatkan dari tempat ini.

"Niall..."gumamnya pelan. "Please help me. I'm scare and alone here."

Tiba-tiba pintu kembali terbuka dengan kasar hingga menimbulkan suara dentuman yang cukup kencang. Dua orang lelaki dan perempuan menghampirinya. Wanita itu masih sama dengan wanita sebelumnya yang mengaku mengenalnya.

"Bertemu denganku lagi, eh?"tanya wanita itu sarkartis. Wanita itu menepuk tangannya memberi kode pada lelaki yang tadi datang bersamanya. "Perkenalkan, namanya Ashton. Ia yang akan bermain denganmu kali ini."

Ashton menunjukan senyum liciknya pada Barbara. Sedangkan Barbara menatap mereka berdua dengan tatapan tak mengerti. "Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku! Lepaskan aku, kumohon."lirih Barbara.

Mereka berdua menertawakan Barbara. "Hahaha... Kau bercanda? Takkan semudah itu, sayang." Ashton berjalan mendekati Barbara, menyentuh bahu gadis itu yang bebas dari kain.

Crazy Girl ➳ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang