Part 5 - What?!

195K 10.8K 289
                                    

Vote and commentnya ditunggu ya :D

Thank youu :*

---------------------------------------------

"Apa?!" pekik Bianca padanya. Fani tahu, sahabatnya dari awal SMP itu pasti sangat terkejut dengan perkataan yang baru saja diucapkannya. 

Tapi dia paling tidak bisa menyimpan rahasia terlalu lama pada sahabatnya ini. Karena itu, diceritakannya lah apa yang sudah dialaminya selama hampir sebulan ini.

"Dan lo pasti lebih kaget lagi kalo gue kasih tahu nama cowok itu," Fani kembali melanjutkan ceritanya.

"Siapa?"

"Reihan," jawab cewek itu datar.

"Apa?!" mata Bianca melotot maksimal.

"Bisa nggak sih nggak usah berlebihan gitu, Bi?"

"Reihan yang itu?! Reyhwan Nathwanwil itwuu?!" pertanyaan Bianca yang terakhir tidak begitu jelas karena mulut cewek itu sudah ditutup oleh telapak tangan Fani.

"Jangan terik-teriak gitu, Bi. Ini tuh di kantin."

"Eh, iya-iya. Sorry, Fan. Gue cuma kaget aja," ringis Bianca merasa bersalah. Kemudian berkata dengan riang, "Wiihhh... mimpi apa lo ya waktu itu, sampe-sampe dapet tunangan yang title-nya idola satu kampus."

Fani sedikit jengah dengan perkataan sahabatnya itu. "Lo pikir gue jelek banget, sampe-sampe lo bilang begitu."

"Ya nggak gitu, Fan. Gue cuma heran aja. Jangan ngambek dong," bujuk cewek itu sambil mencolek dagu Fani. "Lagian jahat deh, baru cerita sekarang."

Fani yang mendengar keluhan Bianca hanya menghela napas dan menjawab, "Gue waktu itu tuh bingung, Fan. Gue udah mikir kalo pertunangan ini nggak bakal terjadi. Ehhh... si buaya itu malah bikin makin runyam."

"Dia suka kali sama lo," celetuk Bianca yang langsung disambut dengan jitakan dikepalanya.

"Kalo ngomong dipikir dulu, Mbak."

Bianca meringis geli. "Ya kan siapa tahu dia merasakan love at the first sight gitu, Fan."

"Kebanyakan nonton FTV lo," balasnya. Tapi sedetik kemudian dia menghela napas dengan keras dan mengeluh. "Terus gue harus gimana dong, Bi??" tanyanya sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja kantin.

Bianca yang melihat hal itu, hanya mengelus punggung sahabatnya dengan sayang. Kemudian dia hanya menenangkan, "Mau gimana lagi, Fan? Jalan satu-satunya ya emang harus dijalanin dulu. Abis itu, baru deh elo tahu harus kayak gimana."

Hanya itu yang dapat dikatakannya. Dirinya sangat tahu apa yang menyebabkan Fani sampai hampir frustasi seperti ini. Bukan hanya karena cewek itu tidak menyukai Rei. 

Ya, dia tahu dengan jelas bukan hanya karena hal itu. Tapi Bianca tidak ingin mengutarakannya. Dia hanya tidak ingin Fani terus berada dalam bayang-bayang masa lalunya.

***

Di tempat lain, Rei juga sedang menceritakan tentang acara pertunangan yang sudah terjadi kemarin malam pada sahabatnya, Rega. Bahkan dirinya tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya itu, karena berhasil mendapatkan sedikit informasi tentang Fani.

"Elo yakin sama keputusan lo, Rei?" tanya Rega setelah mendengar cerita dari sahabatnya itu.

Pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan kecil dan helaan napas. Rega tahu, sahabatnya itu masih sedikit bimbang dengan keputusan yang sudah diambilnya. Karena itu dirinya hanya berkomentar, "Lo tahu kan tentang hukum tabur-tuai?" tanya cowok itu kemudian.

Lo, Tunangan Gue !!! [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang