Not a Perfect Love - Prolog

99.5K 3.2K 182
                                    

Tidak pernah ada yang sama di dunia ini. Tidak pernah ada yang abadi di dunia ini. Dan tidak pernah ada yang sempurna di dunia ini.

Begitu juga dengan cinta. Mungkin awalnya terasa sangat sempurna. Terasa membahagiakan dan menggebu-gebu. Membuat si penikmat berdebar-debar sampai rasanya menggelitik.

Tapi bagaimana jika semakin berjalannya sang waktu, perasaan itu perlahan-lahan menjadi hambar dan pada akhirnya menghilang seperti angin? Meninggalkan jejak kenangan yang mungkin sulit dihilangkan. Ah, atau bahkan kenangan itu pun sudah ikut pergi bersama angin? Karena seindah apapun kenangan itu, tapi jika sudah pergi bersama angin, bukankah akan sulit untuk mengejarnya lagi?

Banyak yang bilang, seribu kebaikan akan kalah bahkan hanya dengan satu kesalahan. Dulu, Bianca tak ingin mempercayainya. Dia masih terlalu naif dengan berpikir kalau satu kesalahan tidak akan pernah bisa menghilangkan seribu kebaikan. Sampai pada satu ketika dia mendapati orang yang dia pikir sudah digenggamnya, melakukan kesalahan yang kembali membuka luka lamanya.

Sekarang Bianca tahu kenapa kata-kata itu bisa muncul. Kenapa seribu kebaikan bisa kalah hanya dengan satu kesalahan? Karena pada dasarnya, yang sering manusia ingat bukan sebanyak apa kebaikan yang diterimanya, tapi sedalam apa luka yang diterimanya. Semakin besar kesalahan itu, maka semakin terluka-lah manusia itu. Dan sekarang Bianca sadar, bahwa dirinya masih termasuk dalam golongan manusia seperti itu.

"Bi, denger aku dulu." Rega mencekal tangan Bianca dengan lembut. "Please, Bi," pintanya saat melihat pacarnya itu tidak mau menatapnya sama sekali.

"Bi... tolong... aku minta maaf."

Perkataan itu berhasil membuat Bianca menolehkan kepalanya lalu menatap Rega dengan dingin. Sebelah tangannya yang tidak dicekal oleh cowok itu, sudah mengepal sempurna karena mendengar permintaan maaf yang justru membuatnya benci.

"Sekarang, apa yang kamu harepin dari hubungan sialan ini?" Bianca bertanya dingin lalu menyentakkan tangan Rega dengan kasar dan melangkahkan kakinya meninggalkan cowok itu.

Kali ini Rega tidak berusaha menahan Bianca. Cewek itu sedang marah. Atau lebih parahnya, kecewa?

Bego lo, Ga! Tolol!

Rega mengatupkan rahangnya kuat-kuat. Ada ketakutan yang tiba-tiba menjalar dalam dirinya. Ketakutan kehilangan cewek yang ternyata sudah benar-benar tinggal dalam hatinya.

Karena Rega tahu, kaca yang sudah pecah, tidak akan bisa kembali utuh sekalipun tangannya berdarah ketika merangkai kaca itu kembali.

×××

Alohaaaaa...

Sesuai perkataanku kemaren, aku bawa satu cerita buat kalian :D

Cerita ini gak akan aku bikinin lapak sendiri karena emang ini short story banget. Mungkin cuma beberapa part aja.

Tetep ditunggu voment dari kalian. Suka atau enggaknya, tolong kasih tau akyuu yaaa. Biar jd bahan referensi # asikk

Karena kalau respon kalian baik, aku akan lanjut cerita ini sembari kita menunggu LTG jadi buku hoho

Sekali lagi, gomawoo all...

Lo, Tunangan Gue !!! [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang