5. Woman's Armor

199 21 1
                                        


"Cinta? Bagaimana denganmu, apa kau memiliki pria yang kau cintai?"

#

Yura diam, ia ragu apakah ia harus menjawab pertanyaan itu? Kalau ia menjawab ya, ia takut sehun akan mencelakai jongin.

"kau tidak menjawab?"

"Orang tua ku, Mereka tidak tahu kalau aku akan menikah"

"tentu saja mereka akan datang untuk menyaksikan pernikahan kita" yura membulatkan mata nya kaget

"sekarang lebih baik kau bersiap" sehun berjalan menuju pintu, menyuruh keempat wanita tadi untuk masuk dan menyiapkan calon pengantin nya.

~~

Yura hanya memandang lirih wajahnya dicermin, pernikahan seperti ini bukanlah pernikahan yang diimpikannya. Semuanya hancur, harapannya pupus sudah. Menikah dengan pria yang tak dicintainya terlebih atas dasar paksaan. Oh Tuhan, dosa apa yang telah ia perbuat hingga ia mendapatkan balasan seperti ini?

Mrs. Yoon yang merupakan penata rias nya, mati-matian membuat nya agar terlihat sempurna dalam acara yang dapat ia rasakan sekali seumur hidupnya

"nona, apakah anda tidak akan berhenti menangis?" tanya nya dengan nada ke-ibuan "maafkan aku, airmata tanpa henti ini keluar begitu saja tanpa kusadari" yura mengambil tisu lalu menghapus airmata nya perlahan tidak ingin menghancurkan kerja keras seseorang

"baiklah, aku akan meminta pelayan untuk membuatkan sesuatu yang dapat menenangkanmu" Mrs. Yoon mengingatkan yura pada ibu nya, walau Mrs. Yoon terlihat lebih muda dari ibu nya "terima kasih"

Mrs. Yoon meminta maid yang setia didepan pintu kamar itu untuk membuatkan pesanan nya. Tak lama, amy membawakan dua cangkir teh krisantum dan setoples madu.

"teh bunga krisan bisa membuatmu rileks dan menekan stress, kau bisa mencampurkan madu didalam nya" Mrs. Yoon tersenyum.

Hanya dengan aroma nya saja yura perlahan sudah bisa merasa rileks. Ia mengikuti nasihat Mrs. Yoon dengan menyisip teh tersebut tak lupa mencampurkan madu didalamnya.

"Apakah anda sudah merasa lebih baik nona?" Mrs. Yoon merekahkan senyum nya, yura mengangguk

"Good, bisa kita lanjutkan riasan mu? Waktu kita tidak banyak seperti nya" Mrs. Yoon menaruh cangkir nya lalu mengiring yura kembali kemeja rias

"Tahukah nona? Diluar sana merupakan medan perang, wanita yang terjun ke medan perang tentu nya harus memakai pakaian perang nya. Riasan merupakan pakaian perang wanita. Dimana pun mereka berada adalah medan perang, mereka harus mempertahankan riasan diwajah mereka apabila mereka tidak ingin kalah dimedan perang."

"Kau tidak boleh memperlihatkan kelemahan didepan siapapun, itulah yang dikatakan harga diri seorang wanita. Wanita merupakan mahluk yang paling anggun dan terhormat. So, do not lose your composure. Dalam keadaan semenyakitkan apapun, tersenyumlah"

Mrs. Yoon tersenyum menatap masterpiece nya dicermin "kau merupakan wanita yang kuat, kau bisa menjalani semua nya. Dan jangan menganggap apa yang kau alami adalah akhir dari semua nya, ketidak adilan yang kau rasakan..semua akan berubah seiring berjalan nya waktu. Kau akan menemukan kebahagiaan disetiap kepedihan"

Mata yura sudah kembali tergenang dan hampir menangis "na-ah, jangan hancurkan karya terbaikku. Kau sudah terlihat sempurna, tersenyumlah maka semua nya beres" Mrs. Yoon menepukkan cusion bedak pada ujung mata yura untuk menahan jatuhnya airmata itu

Yura bangkit dari duduk nya lalu tersenyum pada Mrs. Yoon yang telah mengajarkan nya banyak tentang semua hal yang hampir ia lupakan sebagai wanita "terima kasih, Mrs. Yoon" yura memberikan pelukkan erat "your welcome"

EvanescenceWhere stories live. Discover now