Sehun berjalan tertatih melewati hutan, kaki nya terseok-seok. Dengan susah payah ia berjalan hingga akhirnya menemukan sebuah meadow (padang rumput)
'sedikit lagi'
Ia memaksakan otaknya untuk membuat tubuhnya―yang kini berlumur tanah dan darah―untuk terus berjalan. Hingga akhirnya tubuh itu sudah menyerah dan membuatnya terbaring di tengah-tengah meadow.
Dengan mata elang nya yang kini mulai memburam, ia menatap langit sambil menghela nafas tanda ia sudah berserah diri. Perlahan ia mulai memejamkan matanya, sampai pada saat sesosok wajah mengalihkan pandangan nya.
"tuan? tuan apa kau masih sadar?" suara lembut penuh kecemasan memasuki pendengaran nya
"tuan?" gadis itu kembali berseru
"apa yang kaulakukan disini? mengapa tubuhmu berlumur darah? apa kau bisa bangun?" rentetan pertanyaan itu terus keluar dari bibir mungilnya
Dengan sedikit kesusahan ia membantu sehun untuk berdiri, gadis itu melingkarkan lengan sehun dipundaknya, mencoba untuk memopoh nya berjalan.
"gubuk nenek ku ada disana, aku akan membawamu kesana dan mengobati lukamu"
"tuan?" gadis itu kembali berkata saat ia tak mendapat jawaban dari sehun, mereka bertemu tatap.
Sehun dengan lemahnya menyunggingkan senyum dibibirnya dan sedikit menganggukan kepalanya
"bertahanlah, sebentar lagi kita akan sampai" mereka kembali berjalan
Sehun tak dapat mengalihkan pendangan nya dari wajah gadis itu. Sesampainya digubuk, gadis itu membaringkan tubuh sehun ditempat tidur
"tunggulah sebentar, aku akan menyiapkan handuk dan air hangat untuk membersihkan lukamu" sehun menjawabnya dengan anggukan kecil.
Tak lama kemudian gadis itu kembali dengan wadah ditangan nya, dia terduduk ditepi tempat tidur dan dengan perlahan mulai membersihkan luka sehun
"siapa nama mu?" ujar sehun
"aku? Han Yura, bagaimana denganmu tuan, siapa nama mu?" gadis itu balik bertanya tanpa ragu menatap sehun
"sehun. Oh sehun" jawabnya
Gadis itu tersenyum "apa yang kau lakukan dihutan tuan Oh?"
"sehun, panggil aku sehun" pintanya
"baiklah..apa yang anda lakukan di hutan sehun-ssi?" gadis itu bangkit dari duduknya untuk mengambil obat-obatan herbal dan perban
"aku sedang berburu beruang" alibi nya
"beruang?" gadis itu kembali terduduk disamping sehun dengan tatapan aneh
"ne" jawab sehun singkat
"memangnya ada beruang dihutan? aku tidak pernah mendengarnya" gadis itu mulai memberi daun yang sudah ia haluskan pada luka dikaki kiri sehun
Sehun mengernyitkan wajahnya "ini memang sedikit perih" yura menenangkan
Yura membalutkan perban dikaki sehun dengan hati-hati
"kau bilang ini gubuk milik nenek mu, tapi aku tidak melihatnya" sehun mengalihkan pembicaraan
"ia sudah meninggal 2 tahun yang lalu, jadi aku yang merawat gubuk ini" yura beranjak dari duduknya untuk mengganti air dalam wadah
"maaf karena telah bertanya" sehun sedikit bersalah
"tidak apa" ujarnya sambil tersenyum memastikan
"um kalau kau mengizinkan..aku akan membersihkan wajahmu" sebelumnya yura agak sedikit ragu
Sehun memberi anggukan menyetujui, perlahan ia menepuk-nepukkan handuk hangat itu ke wajah sehun
YOU ARE READING
Evanescence
أدب الهواةPertemuan antara 2 orang asing yang berbeda kehidupan, dengan takdir yang memaksakan mereka untuk bersatu. Tanpa sepengetahuan siapa pun kedua mahluk ini memiliki rahasia masing-masing yang bisa menggemparkan kedua belahan dunia tersebut. "indeed i...