11. The END

280 12 3
                                    

"katakan padaku! Katakan bahwa yang sehun ungkapkan adalah kebohongan"

Ayah yura memastikan bahwa tak ada satu pun yang mengintai mereka kemudian ia menutup gorden hingga membuat ruang tamu gelap seketika. Ia pun membacakan mantra untuk membuat barrier.

"yura, maaf telah menyembunyikan ini dari mu. Tapi apa yang sehun katakan adalah sebuah kebenaran"

.

Yura terbangun setelah sempat tertidur karena kelelahan membersihkan gubuk milik neneknya itu. Ia dibangunkan oleh mimpi yang cukup aneh menurutnya, ia bertemu dengan seorang balita yang mempunyai sayap putih dibalik punggungnya. Balita itu menggapai kearahnya dan yura pun menggendong balita tersebut, kemudian sebuah sayap putih pun juga muncul dibalik punggungnya.

Karena kaget yura tak sengaja melepaskan balita itu dari gendongannya yang membuat balita itu terjatuh dan membuat ia terbangun dari mimpinya. Tak hanya itu, beberapa saat ia membuka matanya, ia merasakan ada benda asing dipunggungnya.

Tak ingin hal itu nyata, yura pun hanya terdiam mematung sampai ketika benda putih itu menutupi tubuhnya. Terkejut? Pasti!. Tapi untung nya sehun dan juga kedua orang tua nya telah membeberkan fakta yang tak masuk akal tersebut jadi ia tidak akan teriak-teriak keliling desa karena nya.

Takut-takut yura memegang benda itu, lembut. Ia penasaran dengan rupa nya yang sekarang, ia bangun dan langsung berdiri didepan cermin. Ia tidak cukup puas, karena cermin digubuk nenek nya hanya seukuran 30x30cm saja, ia tidak bisa melihat tubuhnya secara keseluruhan.

Yura membuang nafas, dengan masih kikuknya ia berjalan dengan benda asing dipunggungnya sampai-sampai bisa saja gubuk yang baru ia bersihkan, kembali berantakan.

Akhirnya ia bisa keluar dari gubuk itu tanpa harus menghancurkannya lagi, ia menarik nafas panjang dan perlahan ia mencoba untuk mengembangkan sayap putih gading miliknya

"yura.."

Dengan sekejap yura mengalihkan penglihatannya "jongin?" yura terkesiap

"hi, lama tak berjumpa. Bagaimana kabarmu? Aku tak menyangka bisa melihatmu disini" jongin mulai mendekati yura

"well..aku baik" jawab yura dengan memasang eye-smile nya.

Jongin melihat sesuatu dibalik punggung yura yang sekaligus membuat yura sadar akan keberadaan sayapnya, ia berfikir bahwa jongin akan mengangapnya aneh maka dari itu ia hanya bisa merunduk dalam.

"bolehkah aku menyentuhnya?"

Diluar dugaan, jongin malah terlihat kagum dengan sayap miliknya. Yura mengangguk malu,

'so this is what it looks like, aku mulai bertanya-tanya kira-kira sebesar apa kekuatan yang dimiliki sayap ini hingga ia menjadi sasaran para demons' pikir jongin

"kau..tidak takut?" ucap yura takut-takut, mendengar pertanyaan itu membuat jongin tergelak, yura yang merasa awkward hanya ikut tertawa kikuk.

"kenapa aku harus takut?" jongin bertanya balik setelah selesai dengan tawanya

"heh, karena aku bukan manusia..?" jawabnya ragu masih dengan senyum kikuk nya

"none at all" jongin meyakinkan, namun ia tidak bisa berlama-lama menunda pekerjaan nya. Ia harus segera membawa yura ke kediaman Duke Vincent, tetua yang membuat kontrak dengannya.

Beberapa sekon keheningan, jongin kembali buka suara "yura, maafkan aku"

"huh?" belum sempat mendapat penjelasan, jongin sudah lebih dahulu menyuntikkan cairan keleher putih milik yura yang berakibat pada hilangnya kesadaran gadis itu

EvanescenceWhere stories live. Discover now