11

5.1K 339 24
                                    

Author Pov

Fano melangkah dengan cool nya melewati koridor. Membuat beberapa siswi yang melihatnya, menatapnya tanpa kedip.

Fano tidak peduli dengan tatapan mereka, tatapan seperti itu sudah biasa buat Fano.

Baru saja ia akan berbelok, sebuah suara memanggilnya dengan cukup keras. Membuat Fano berbalik menghadapnya.

"Fan!" Suara lelaki yang asing menurut Fano. Saat berbalik pun, Fano menatapnya dengan alis terangkat.

"Aldi." Lelaki tersebut mengulurkan tangannya. Fano berbalas mengulurkan tangannya, dengan menyebutkan namanya. "Fano,"

Meskipun Fano tau, bahwa lelaki ini sudah tau namanya. Fano tetap memberitahukan namanya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Fano hanya mengangguk lalu berjalan mengikuti Aldi yang sudah terlebih dahulu jalan di depannya.

Aldi, dia sudah sangat famous di sekolah. Karena, ia yang juga merupakan kapten basket. Dan jangan dilupakan soal ketampanannya. Namun, Fano sama sekali tidak mengenalnya.

"Gue mau ajakin lo gabung di tim basket sekolah," Aldi mengucapkannya sambil bersandar pada tembok.

"Gabung?" Fano bertanya dengan menaikkan satu alisnya.

Aldi hanya mengangguk ringan, lalu Aldi kembali melanjutkan ucapannya.

"Salah satu tim basket gue, ada yang nggak bisa ikut waktu ada lomba antar sekolah dua minggu lagi. Jadi gue minta lo buat gabung," Aldi berkata dengan serius. Membuat Fano berpikir.

Sebelum menjawab ucapan Aldi pun, Aldi kembali berkata.

"Gue denger, dulu lo kapten tim basket kan sebelum lo pindah ke sini?" Aldi bertanya. Membuat Fano berpikir, darimana dia tau?

Fano tak menjawabnya. Ia masih bingung, sudah lama ia tak bermain basket. Ia takut, jika nanti akan kaku saat bermain. Apalagi dua minggu lagi akan lomba.

"Gue kasih waktu buat berpikir. Besok kabari gue," kata Aldo, lalu melangkah pergi. Bersamaan dengan bel jam istirahat selesai berbunyi.

*

Fano bersandar pada mobil sport miliknya. Ia sedang menunggu seseorang saat ini.

Beberapa siswi yang melihatnya sempat menarik napas sejenak.

Tiba-tiba seseorang yang ditunggu sedang berjalan ke arahnya. Dengan senyum mengambang ia mendekati Fano yang juga ikut tersenyum melihatnya.

"Nunggu lama ya? Maaf banget. Tadi aku ke kantin sebentar sama Bella. Haus banget soalnya. Maaf ya?" Viona menatap Fano dengan berbinar binar. Fano tersenyum melihat Viona yang terlihat lucu.

"Iya, udah ayo naik," Fano mengacak rambut Viona sekilas. Lalu Fano menarik tangan Viona. Membuat yang ditarik tangannya menjadi gemetaran. Ia menatap tangannya tanpa kedip.

Ia baru sadar saat Fano membukakan pintu mobil untuknya.

Dalam perjalanan, Fano masih fokus dengan jalanan. Jalanan yang cukup lancar ini membuat keduanya hening.

Setelah beberapa menit, Fano membuka suara.

"Kita makan siang di Restoran deket sini aja ya?" Fano melihat ke arah Viona sebentar.

Viona mengangguk kecil.

*

Sesampainya di Restoran, Fano menggandeng Viona untuk masuk ke dalam Restoran tersebut. Dengan menahan rasa gemetar hebat di hati Viona, Viona berulang kali menarik napas secara diam-diam.

SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang