Normal pov.
"BamBam-ah.. ajarkan aku soal ini! Nol koma satu persen pun aku tak bisa paham apa yang ditanya soal abstrak ini~" rengek Jungkook frustasi sembari menempati bangku di sebelah BamBam.
Tapi pemuda kelahiran Thailand itu sepertinya tidak dengar seruan Jungkook sama sekali. Salahkan sepasang earphone yang menyumbat lubang telinganya.
"Yaak, Bamie.. cepat ajari aku! Sebentar lagi bel masuk berbunyi tahu." Seru Jungkook lagi, kali ini dengan cara membanting buku tulisnya tepat di atas meja tempat BamBam menumpukan kepalanya. Membuat si lawan bicara mengangkat kepalanya dengan cepat dan buru-buru melepas earphone di telinganya.
"Mian. Tadi kau bilang apa, Kook?" BamBam bertanya dengan polosnya, tanpa sedikit pun gurat bersalah terlukis di wajahnya. Jungkook mendengus sebal dan tanpa berkata-kata memberi isyarat pada pemuda itu untuk melihat isi buku tulis yang tadi ia banting.
"Mana nomor yang tidak kau pahami?" Tanya BamBam saat matanya sudah selesai menelusuri isi halaman buku tulis yang terbuka itu, deretan-deretan not balok tertera di sana.
Jungkook menghela napas putus asa,
"Semuanya. Kau tahu sendiri, kan.. aku payah tentang not balok. Jadi ku mohon ajari aku~" pinta Jungkook dengan bunny eyes andalannya. BamBam membuang napas singkat, dan langsung mengambil pensil dari dalam tasnya, bermaksud segera mengajari Jungkook agar ia bisa kembali menikmati lagu di mp3playernya.
"Yang ini artinya 4 ketukan.."
"Ooh.. lalu ini?"
"Yang itu artinya berhenti sebentar."
"Berarti seperti ini ya? Benar kan?"
"Bukan. Harusnya ini di akhir, lalu itu diawali dengan yang ini..."
.
.
10 menit berlalu, lima menit lagi bel masuk berbunyi. Kelas sudah mulai ramai dan sejak tadi Jungkook baru berhasil menjawab empat dari sepuluh soal yang ada. Beruntung BamBam tergolong yang paling sabar di kelasnya, walau dengan berbagai keluh kesahnya sebagai guru amatir.
"Haish.. aku tidak pahaaam!" Jungkook mengacak rambutnya frustasi. Hampir saja ia menyobek dan meremas-remas halaman buku di hadapannya, jika saja ia tidak mendengar seseorang memanggil namanya pelan.
"Apanya yang tidak kau pahami, Chagi?" Jungkook mendongak, mendapati wajah Taehyung yang entah sejak kapan hanya berjarak lima senti di depan wajahnya. Bisa Jungkook rasakan hembusan napas beraroma mint menyapu wajahnya saat pemuda di hadapannya itu bicara.
"Oh, hyungie! Apa kau sudah selesaikan tugas yang ini? Aku mau lihat yaa? Pleasee~" pinta Jungkook, lagi-lagi dengan bunny eyes supernya. Ia sama sekali tidak menghiraukan bagaimana cara Taehyung memanggilnya. Seolah tidak dengar.
Sepasang mata cokelat itu sedikit membola. Taehyung tercekat, melihat wajah Jungkook yang selama ini baru ia sadari ternyata cukup menggemaskan. Namun segera ia tepis semua pikiran yang sempat terbesit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why So Serious? [VKOOK]✔
Fanfiction[ UNDER REVISION ] Pernah terjebak FRIENDZONE? Percaya atau tidak, rasanya sangat tidak menyenangkan. Malangnya.. Jeon Jungkook justru harus menerima pahit manisnya FRIENDZONE penuh drama dari sahabat baiknya sendiri. "Aku tau Taehyung itu mempeso...