[13] That Night.

17.2K 1.3K 89
                                    

"Lelaki manis bernama Jeon Jungkook. Aku benar-benar mencintainya.."

Tidak bisa bohong, Taehyung lihat ada kesungguhan dari kedua iris sahabatnya itu. Membuatnya hanya bisa terpaku. Membisu dalam keterkejutannya.

"J-Jungkook? Kau menyukainya?" Bertanya ragu. Perlahan melepas rangkulannya pada bahu Jimin.

"Sudah ku bilang.. lebih dari itu. Aku mencintainya, haha.. terdengar aneh menyukai sesama? Yaah sebenarnya sudah sejak sangat lama.. dan aku juga tidak tahu dari mana rasa ini bisa datang." ujar Jimin sambil mengedikkan bahu. Melangkah santai menjauhi Taehyung, dan menghilang di balik rak penuh gantungan kunci itu.

Taehyung menggigit bibir bawahnya, "Yang kau rasakan itu tidak aneh sama sekali, Jimin-ah.. karena aku pun merasakan hal serupa," genggaman pada gantungan kunci di tangannya mengerat, "tapi.. kenapa harus pada orang yang sama.." Taehyung bergumam lirih sendiri. Nyaris terdengar bergetar. Namun ego sebagai seorang lelaki, seakan melarang keras jatuhnya air mata.














Jungkook pov.

Aku sebenarnya sudah sangat lega mendengar perkataan Tae-hyung di rooftop siang kemarin. Bahwa dia tidak punya lagi perasaan istimewa pada Bae Irene, tentu itu kabar baik buatku. Tapi entah Tae-hyung itu punya berapa kepribadian, hari ini lain lagi dari biasanya. Dia mengacuhkanku. Padahal kemarin sudah cukup hangat kami kumpul bertiga lagi.

"Tae-hyung, kenapa sih?" Bisikku pada Jimin hyung, masih ada guru di kelas.

"Kenapa bagaimana?"

"Sumpah dari pagi dia lebih diam dari biasanya. Sedang sakit kah?" Tanyaku lagi. Jimin hyung tak mengalihkan pandangan dari buku tulisnya, hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

Jujur aku khawatir. Takut Kim sulung itu sedang kurang sehat dan nantinya pingsan lagi seperti hari itu.

Bagusnya, tak lama bel istirahat berbunyi. Sesaat setelah guru magang itu keluar dari kelas, ku putuskan menghampiri bangku Tae-hyung.

"Hyung, mau ke kantin?"

Pemuda itu menoleh, menatapku cukup lama. Sorot matanya dingin, tidak seperti biasanya. Ada apa ini?

Belum juga dapat jawaban, justru Jimin hyung tiba-tiba menghampiri. Mengacak suraiku lalu merangkul bahu. Dan sesuatu yang mengejutkanku tiba-tiba keluar dari mulut Tae-hyung,

"Sama Jimin saja ya.. Hyung sedang malas ke kantin hari ini,"

'Hyung? Apa ini? Ia tidak pernah membahasakan dirinya sendiri dengan sebutan itu..'

Hanya senyuman tipis yang ku dapati di wajahnya. Lalu Tae-hyung alihkan pandangannya lagi, menatap Jimin hyung dengan tatapan yang sulit ku artikan, "Is it okay, dude?"

"Sure."

Jimin hyung tersenyum lebar, hendak menarik tanganku namun ku cegah lebih dulu, "Hyung benar tidak mau ikut?? Eumm.. mau menitip sesuatu? Biar ku belikan―"

"Tidak usah, Jungkook-ah."

Mendengar itu aku hanya bisa diam. Sorot matanya, nada bicaranya. Dia sangat dingin padaku..

Sakit rasanya mendapati sikap seperti itu dari orang yang masih sangat ku idamkan. Namun segudang tanda tanya terpaksa ku biarkan menggantung di sana. Bersamaan dengan Jimin hyung yang menarik tanganku keluar dari kelas.

Why So Serious? [VKOOK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang