[12] Dude.

17.1K 1.4K 117
                                    

Esoknya di sekolah, aku sama sekali tidak bisa konsentrasi. Mataku terus saja fokus pada Jungkook dan Jimin yang asyik bercakap di bangku mereka. Bahkan BamBam yang sejak tadi mengajakku bicara soal game yang baru rilis itu--tidak ku gubris sama sekali.

Awalnya ku pikir bisa tidur saja di sisa jam pelajaran bahasa ini, tapi terpaksa ditunda ternyata, Lee ssaem memanggilku tiba-tiba, menyuruhku mengambil buku latihan kelas kami di mejanya-kantor guru.













Normal pov.

Taehyung membuang napas panjang sekali lagi. Kedua tangan repot dengan tumpukan buku. Koridor benar-benar sepi, masih jam pelajaran memang. Kalau bukan karena disuruh mengambil buku pasti dia sudah manfaatkan kesempatan untuk ke kantin saja.

Bugh!

"Ah, maaf—"

Mata besar yang indah. Taehyung kenal, tidak salah lagi.

"Loh, Taehyungie?"

Bae Irene, nama yang tertera di seragam itu. Kakak kelas sekaligus mantan kekasih.

Taehyung mematung. Bibirnya kelu. Ada rasa tidak nyaman yang masuk ke dadanya, bersalah.

"Kau tidak apa-apa? Maaf yaa aku tidak hati-hati dan menabrakmu tadi, aku sedang buru-buru.." wajahnya terlihat sangat menyesal, ada keterkejutan juga tertera di sana. Bagaimana tidak, menabrak mantan kekasih di koridor sekolah bukanlah cara yang bagus untuk bilang 'Hai' setelah sekian lama saling mendiami.

"Tidak apa-apa... Noona-" canggung sungguh. Bukan panggilan itu yang dulu biasa keluar dari mulutnya. Taehyung mengeratkan genggaman, merapikan beberapa buku yang hampir jatuh saat bahunya ditabrak tadi.

"Syukurlah, kalau begitu aku duluan yaa.. sekali lagi aku benar-benar minta maaf" Irene membungkukkan tubuhnya, minta maaf. Lalu tersenyum simpul dan langsung beranjak cepat dari hadapan pemuda tinggi itu.

Taehyung tak melepas pandangannya. Sekelebat ingatan melintas tanpa izin. Hari di mana ia benar-benar jadi brengsek di depan mata kekasihnya sendiri. Tertangkap basah bercinta dengan sahabat baik Bae Irene. Taehyung ingat betul bagaimana tubuh mungil itu ambruk di ambang pintu kamar hotel.

Saat itu Taehyung masih terlalu lugu. Menurut saja saat diberi minuman bercampur obat perangsang dari sahabat mantan kekasihnya itu. Dan yang membuat Taehyung makin merasa bersalah adalah tidak pernah ada kata maaf yang berani ia ucapkan untuk Irene sampai detik ini. Terlalu merasa hina dan akhirnya memilih pergi.

"Kau pecundang, Taehyung." Umpatnya pada diri sendiri. Ingatan buruk itu selalu saja membuat kepalanya sakit.























Gelap.



































"Jungkook? Ke—kenapa di sini?"

Taehyung kerjapkan mata sekali lagi, ini UKS. Dan Jungkook duduk di sebelah ranjangnya.

"Hyung ditemukan pingsan di koridor tadi. Dan demam tinggi.." ucapan Jungkook terhenti. Ia menunduk. Namun sebuah isakan tiba-tiba saja terdengar bersamaan dengan bahu yang bergetar.

"Kook-ah? Kenapa menangis??" Taehyung panik. Baru saja ingin bangun, namun kalah cepat dengan tangan kiri Jungkook yang mencegahnya.

"Jangan membuat perasaan dan pikiranku kacau sehariii saja bisa tidak sih, hyung?! Aku mengkhawatirkanmu!" Nada bicaranya meninggi. Taehyung bisa lihat sorot marah dari manik hitam itu.

Why So Serious? [VKOOK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang