[11] Even If

16.7K 1.5K 225
                                    

"Eumm... ada yang harus ku katakan padamu..."

"Sebenarnya..."

Jungkook menelan ludah. Pikirannya mulai mengira-ngira kata apa yang akan ia dengar dari seberang sambungan telepon itu.

Akankah Tae-hyung mengatakan pernyataan yang aku harapkan selama ini?

Akankah ia berkata bahwa dia...

"Sebenarnya.. aku butuh saran darimu."

"Aku bertengkar dengan Seolhyun. Ia berubah, Jungkook-ah. Tak seperti Kim Seolhyun yang aku cintai.."

Napasnya seakan berhenti. Tersekat di ujung. Sesak kembali Jungkook rasa. Suara berat di seberang sana melantunkan kalimat menyesakkan itu tanpa beban. Pikirannya tak lagi fokus pada suara Taehyung, terlalu sibuk meruntuki diri sendiri..

'Kim Seolhyun yang kau cintai, Hyung?

Aku berharap terlalu tinggi.. Hahaha, malang sekali kau, Jeon!'

"Ia tak lagi memperhatikanku. Hubungan kami terasa hambar. Apa yang harus ku lakukan?"

Jungkook hanya diam, 'aku harus benar-benar berhenti berharap. Tak ada lagi kesempatan, Jeon Jungkook.

Mengira Tae-hyung akan bilang bahwa ia punya rasa padamu? Mustahil.'

"Jungkook-ah, kau masih di situ?"

Pertanyaan Taehyung sontak membuyarkan lamunan Jungkook. Membuat pemuda itu memejamkan kuat matanya, menahan bulir air mata yang berani-beraninya sudah menggenang di ujung pelupuk. Napas panjang ditarik sebelum menjawab.

"Iya, hyung.." suara paraunya menyahut si penelepon yang sudah cukup lama menuggu.

"Jadi apa yang harus ku lakukan, Kookie??" Tanya Taehyung lagi terdengar sedikit frustasi.

"Mungkin Seolhyun noona hanya sedikit sibuk. Hyung harus mengerti itu.." tenaganya terkuras lagi. Jungkook mengepal kuat tangannya di atas meja. Menahan agar suaranya tidak terdengar bergetar.

"Tapi... aku rasa tidak begitu.." ujar Taehyung santai.

"Lalu?" Jungkook mulai berlakon lagi. Sebisa mungkin ia terdengar antusias dan peduli. Walau dengan rasa sesak yang teramat.

"Aku rasa Seolhyun tidak lagi mencintaiku. Kau tahu, Setiap kecupannya tak lagi sehangat dulu."

Mendengarnya saja sudah membuat telinga nyeri. Jungkook mengeratkan kepalan tangannya. Helai urat mulai menonjol di kulitnya. Tidak lagi bisa bernapas dengan teratur.

"Kalau begitu tinggalkan dia. Dan bukalah matamu itu! Lihat siapa orang yang benar-benar mencintaimu!" Gertakan Jungkook tak begitu kuat. Namun penuh penekanan. Matanya berkilat marah. Dijauhkannya ponsel dari samping telinga. Telunjuk menekan kuat icon merah di layar ponsel, bertanda sambungan telepon itu sudah diputus sepihak olehnya.

Why So Serious? [VKOOK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang