[5] Jealous?

20.3K 1.8K 80
                                    

Puluhan siswa sekolah itu seakan membentuk barisan panjang. Berjalan beriringan memenuhi lorong-lorong sekolah. Bagai koloni semut yang keluar dari sarangnya. Riuh mulut yang bercakap-cakap riang menjadi backsound seperti biasa, menjalar di pilar-pilar penyangga sekolah.

Waktu pulang sekolah memang jadi saat-saat paling menggembirakan bagi kebanyakan dari mereka. Tapi sepertinya, kegembiraan itu tidak berlaku untuk dua pemuda yang berstastus teman sebangku itu. Wajah keduanya dilipat kesal sejak pertengahan jam pelajaran terakhir berlangsung. Yang bersurai hitam melirik tajam si Rambut Cokelat. Dengan mulut berkomat-kamit asal. Mengumpat kesal disertai decakan mencibir.

"Ini semua gara-gara kau, Hyung!" Delik Jungkook galak. Yang berambut cokelat melotot tidak terima.

"Yaak! Salahmu kenapa berteriak?! Membuat kegaduhan yang berujung kita dihukum begini!" Taehyung berseru tak kalah kuat. Nyaris membuat gagang sapu digenggaman Jungkook terlepas dan jatuh. Lawan bicaranya itu mendengus kesal. Mengacungkan sapunya tinggi-tinggi dan lantas di arahkan ujungnya tepat lima senti di depan wajah yang lebih tua.

"Sekarang aku tanya, siapa yang tadi mengusulkan untuk bermain permainan aneh itu?" Jungkook bermaksud menyudutkan. Tersenyum miring penuh kemenangan.

"Aku tak memaksamu untuk ikut bermain.." yang bersurai cokelat menyangkal santai. Mengedikkan bahu acuh. Lantas kembali sibuk dengan kaca jendela, kain lap, dan cairan pembersih di hadapannya. Bibirnya membulat kecil, mengantarkan siulan santai tak berdosa.

"Tapi kau menarik hidungku sangat kuat! Bermaksud ingin membuatnya patah, eoh?!" Jungkook membela diri lagi. Kaki menghentak kuat tanda kesal. Wajah merah padam menahan marah yang mulai buncah. Bibir mungilnya semakin mengerucut sebal.

"Aku kan hanya bermaksud baik, mengajakmu bermain agar tidak jatuh tertidur di meja saking bosannya mendengar dongeng si guru sejarah itu..." kembali melanjutkan siulan merdunya.

"Baik bagaimana?! Tadi itu sakit! Wajar kalau aku berteriak, dan akhirnya kita mendapat hukuman seperti ini. Jangan sibuk menyalahkanku." Jungkook terduduk kesal di lantai kelasnya yang sepi.

Taehyung akhirnya mengalah. Meninggalkan sejenak alat-alat pembersih kaca. Beralih menghampiri Jungkook yang duduk bersila di atas lantai kelas. Tak peduli walau celananya itu jadi sedikit kotor.

"Bangunlah, kau menyedihkan duduk di situ.." Taehyung berujar lembut. Jungkook mendongak melihat uluran tangan kanan itu. Namun ia kembali membuang muka, kesal.

Taehyung terkekeh kecil, melihat betapa menggemaskannya tingkah bocah gigi kelinci itu. Kedua lututnya tertekuk, membuat tubuh jangkungnya kini berjongkok di hadapan namja bersurai hitam itu.

"Sesakit itukah? Ayolah~ itu hanya permainan batu-gunting-kertas.." Jungkook masih saja membuang muka acuh. Gaya merajuk persis seperti gadis kecil.

"Kookie.. tatap lawan bicaramu."

Masih tak merespon.

Rasa gemas tidak bisa lagi ditahan olehnya, Taehyung dengan sedikit seringai jahil perlahan memegang dagu Jungkook, mengarahkan wajah merajuk itu hingga sejajar dengan wajahnya sendiri. Manik segelap langit malam itu masih berisi kilatan rasa kesal, namun tak bisa dipungkiri rona tipis sudah menghiasi kedua pipinya.

"Mana.. coba ku periksa hidungmu. Aah~ masih baik-baik saja.." ujar Taehyung. Dicubitnya gemas ujung hidung Jungkook. Membuat si empunya semakin berdecak kesal sekaligus kian memerah kedua pipinya.

Hening sempat menghampiri selama dua menit..

"Astagaa.. bodohnya aku! Kenapa baru menyadarinya sekarang?!" Seru pemuda bermarga Kim itu. Manik cokelat Taehyung melebar kaget dengan tangan kanan menepuk pelan di dahinya.

Why So Serious? [VKOOK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang