Part 6 : Sangbum's smile.

6.2K 509 24
                                    

Jun memberikan hormat kepada orang tua Haeryung "Maafkan saya karena baru sekarang datang untuk menemui kalian." Kata Jun. Haeryung yang berada disampingnya tersenyum lembut kemudian menatap kedua orang tuanya "Sarjana adalah pria yang sibuk, saya harap Ayah dan Ibu bisa memakluminya." Ibu Haeryung tersenyum "Mendengar bahwa Jun adalah Sarjana terkemuka Negeri ini saya juga berpikir seperti itu." Katanya. Jun tersenyum dan kembali menunduk dengan penuh hormat "Ayah, tidakkah Ayah ingin mengatakan sesuatu kepada Sarjana ?." "Katakan saja apa maksud kalian datang kemari." Sahut Sang Ayah. Haeryung menatap Jun yang ditanggapi anggukan kepada oleh Jun "Saya datang untuk meminta restu karena saya akan menikahi Haeryung." Ibu Haeryung tersenyum sumringah mendengar penuturan Jun sedangkan sang Ayah terlihat biasa saja "Ehem aku akan memikirkannya nanti." Sahut Ayahnya, Haeryung tersenyum bahagia pada Ibunya.

"Aku perlu bicara berdua saja dengan Sarjana, kalian tinggalkan ruangan ini." Kata Ayahnya. Ibunya dan Haeryung berdiri dari duduk mereka dan memberi hormat sebelum pergi. Kini didalam ruangan itu hanya tersisa Jun dan Ayah Haeryung "Apakah kau benar-benar serius akan menikahinya ?." Jun mengangguk "Ya Yang Aboeji (Ayah asuh)." Pria paruh baya itu menghela nafasnya "Sejak kecil kau hanya menganggapnya sebagai adikmu karena kau kesepian, bahkan saat kalian sudah berubah menjadi seorang Pria dan Wanita pun kau masih tetap menganggapnya sebagai adikmu." Kata Ayah Haeryung "Haeryung mungkin sangat menyukaimu, tapi kau juga harus memikirkan perasaanmu sendiri. Jun-ssi kau adalah muridku yang berharga, pikirkanlah lagi." Katanya membuat Jun terdiam. Pria itu memberikan sebuah cincin giok kepada Jun "Ini cincin yang Ibumu tinggalkan saat mengantarkanmu kemari ketika kau masih bayi, karena kurasa kau sudah berhak memilikinya maka dari itu kuserahkan padamu sekarang." Katanya. Jun meraih cincin itu dan menggenggamnya "Tidak peduli pada siapa akan kau berikan, tapi Ibumu berkata itu adalah jimat seorang wanita jadi kau berikan saja pada wanitamu." Jun tersenyum "Yang Aboeji, terimakasih."

#

Sangbum sudah bersiap untuk menghujamkan pedang itu ke punggung Seunghee namun tangannya bergetar dan sesuatu didalam dirinya seakan menahan pergerakannya hingga tubuhnya menjadi kaku.

Prankk ... Seunghee berbalik dan terkejut melihat pedang Sangbum terjatuh "Sangbum-ssi." Ucap Seunghee, gadis itu memperhatikan wajah Sangbum yang terlihat menderita dengan keringat dingin yang mengaliri pelipisnya "Kau baik-baik saja ?." Tanya Seunghee. Sangbum membungkuk hormat "Maafkan saya." Setelah itu ia meraih pedangnya dan berlari pergi meninggalkan Seunghee sendirian. Seunghee menghela nafasnya "Kenapa semua orang meninggalkan aku ?." gumam Seunghee sedih. Ia memutuskan untuk kembali ke istana karena ia sudah merasa cukup lama bermain-main hari ini, ditungganginya kuda itu dan berjalan keluar hutan.

Sedangkan itu diruangannya Ratu terlihat sedang bicara dengan Boreum "Apa yang membuatmu ingin menjadi Ratu dengan Pangeran Myung sebagai Rajanya ?." Tanya Ratu. Boreum tersenyum "Ibu tentu tidak lupa alasanku diasingkan ke Tamna 5 tahun lalu." Ratu mengangguk "Bagaimana bisa aku melupakan kejadian yang sangat memalukan itu. Raja beserta para Menteri melihatmu sedang berbuat yang tidak pantas dengan Pangeran Myung, demi melindungi reputasi keluarga kerajaan Raja bahkan harus membunuh para Menteri yang melihatmu melakukan hal itu lalu mengasingkanmu ke Tamna." Kata Ratu. "Bahkan demi membersihkan nama Pangeran Myung Raja rela menjadikannya calon suami anak kesayangannya heh menggelikan." Sahut Boreum. "Boreum-ah." "Ibu, aku sudah punya anak." Ratu membelalakkan matanya mendengar pernyataan Boreum "Usianya sudah 4 tahun dan aku meninggalkannya di Tamna, itu sebabnya Dayang Mo tidak ikut pulang bersamaku karena aku memerintahkannya untuk menjaga Anakku." Kata Boreum. Plak ... Ratu menampar keras pipi Boreum sampai membuat kulitnya memerah "Boreum-ah, kau bahkan tidak tahu apa yang harus ku korbankan demi menjadikanmu Ratu Negeri ini. Lalu apa yang kau lakukan hah ?." Boreum menunduk "Maafkan saya, saya mohon Ibu mengerti." Plak ... lagi Ratu menampar pipi Boreum "Kenapa kau tidak mati saja di Tamna ?." Boreum menangis namun dengan segera ia menahannya "Maafkan saya, Saya akan mencari waktu untuk mengatakan semua ini pada Raja." "BOREUM-AH." Teriak Ratu membuat Boreum terdiam "Aku akan mengutus utusanku untuk membunuh Anakmu jika kau mengatakannya kepada Raja." Boreum menatap Ibunya terkejut "Ibu." "Langkah terakhir kita hanya dengan membunuh Putri Mahkota untuk menjadikanmu Ratu." Kata Ratu tanpa memandang Boreum. Tangan Boreum terkepal keras lalu membungkuk hormat sebelum pergi.

Immortal Classic [Joseon Fiction] -COMPLETE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang