One

425 46 19
                                    

Well, me-I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am

(Ed Sheeran - Thinking Out Loud)

****

Selamat kepada PUTRA XI-IPA2 yang telah menjuarai olimpiade Matematika tingkat SMA se-Bandung !

Itulah judul sebuah artikel sekolah yang baru saja ditempel seorang gadis di mading SMA PERMATA pada kolom Permata News. Sekolah di kawasan Bandung Selatan. Gadis itu adalah murid kelas XI-IPA yang tergabung kedalam organisasi Jurnalistik di sekolahnya. Organisasi yang tugasnya mengurusi mading dengan segala isinya. Memuat buletin sekolah, dan hal-hal berbau bahasa lainnya. Namun ia kurang aktif dalam berorganisasi. Ia hanya aktif menempelkan artikel dan membuat beberapa Permata's Quote of The Day.

"Zee!"

Gadis itu menoleh. Tampak seorang gadis lainnya menghampiri Zila atau yang kerap disapa zee -dibaca zi- seperti yang diteriakkan orang itu.

Nama lengkapnya ialah Zila Caesara. Gadis cantik berkulit putih. Rambut panjangnya terurai tanpa penghalang, tinggi semampai, berat badan ideal, and she looks so perfect pokoknya.

Hidung mancung, bola mata hazel, alis cukup tebal, dan bibir tipis yang selalu menampakkan senyuman menambah kesan cantik pada wajahnya.
Ia adalah seorang gadis yang periang. Jarang sekali ia terlihat murung. Sikapnya yang ramah membuat setiap orang ingin selalu didekatnya.

"Beres rapat osisnya sya?" tanya Zila pada gadis sebaya yang berlari menghapirinya.

Sya? Ya. Tasya lebih tepatnya. Tasya Sesilia Az-Zahra. Gadis yang cantik, sangat cantik. Sama cantiknya dengan Zila. Bedanya, ada keturunan jepang tercetak jelas di wajahnya, yaitu mata minimalis.

Tasya adalah sahabat Zila sejak lama. Mereka bertemu dan bersahabat mulai kelas VIII. Sampai sekarang mereka kelas XI, persahabatan tetap mereka jalin. Kebetulan mereka satu kelas di XI-IPA2.

"Beres dong. Permata news nih zee? Berita apaan?" tanya Tasya setelah sampai di hadapan Zila. Ia mengarahkan pandangannya ke artikel yang barusaja Zee pasang.

"Calon pacar gueeeee. Makin keren ih dia. Gue bangga bisa jadi calon pacarnya hahaha."

Zila menceritakan dengan sumringah. Matanya berbinar menunjukan bahwa ia sedang sangat bahagia.

"Keren sih, tapi biasa." ucap Tasya.

"Kalo keren berarti ga biasalah sya. Lu-ar-bi-a-sa" Zila berkata dengan penekanan pada kata Luar biasa.

"Semerdeka lo dah!"

KRINGGGGGG

"Buseg! Bel masuk nih? Gue belom ke kantin syaaaa!" gerutu Zila dengan wajah paniknya.

"Lo paniknya kek ga kebagian sembako aja Zee! Lo gabakal mati kalo cuma gara gara ga makan di jam istirahat kali." jawab Tasya menenangkan.

Zila mengerucutkan bibir tipisnya. Ia memang tadi pagi bangun kesiangan karena begadang menonton DVD How Did We End Up Here. Film Band PopRock asal Australia favorit Zila, 5 Seconds of Summer atau disingkat 5SOS. Karena itulah Zila telat bangun dan tidak sempat sarapan.

Mereka berduapun pergi menuju kelasnya yang terletak di lantai dua.

Selama perjalanan, Zila tak henti hentinya menggerutu, menerangkan bahwa ia lapar. Sedangkan Tasya menanggapinya hanya dengan gelengan kepala dan sesekali mengucapkan, Dasar bocah!

Setelah sampai di dalam kelas, Zila dan Tasya segera duduk di kursinya masing-masing.

"Hai calon pacar! Tadi istirahat kamu makan ga? Aku engga loh. Lapeeer" Zila bercerita kepada seorang lelaki yang bahkan tidak menggubris perkataannya sama sekali.

-To Be Continued-

Hello there!
Sorry banget gue lancang ngepublish cerita abal abal gue yang kedua ini. Gue harap ada yang bersedia buat sekedar nyempetin baca ini atau selebihnya ngasih vomments buat gue 😊
Tengkyu💕

With Love,
Cal's

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang