Six

125 36 12
                                    

But if you like causing trouble up in hotel rooms
And if you like having secret little rendezvous
If you like to do the things you know that we shouldn't do
Baby, I'm perfect
Baby, I'm perfect for you

( One Direction - Perfect )

****

Suasana kelas XI-IPA2 tampak hening. Mereka terlihat sedang sibuk mencatat kalimat demi kalimat yang ditulis oleh Pak Suroso sang guru biologi.

Berbeda dengan Zila. Ia lebih memilih memandang seseorang yang ada di sebelah kanannya. Siapa lagi kalau bukan..... Putra?

Lelaki itu kini tengah mencatat menggunakan pulpen yang diberi Zila tadi saat ia barusaja mengeluarkan buku catatannya.

Putra tidak pernah membeli alat-alat tulis kecuali buku. Karena ia sudah tau. Setiap hari ia akan mendapatkannya dengan gratis.

Saat sedang asyik memperhatikan Putra, Zila mendapati Putra yang sedang terdiam. Ia terlihat sedang mencari sesuatu.

Zila tersenyum.

PRAK

Zila menyimpan sebuah pensil ke atas meja Putra. Namun Putra diam tak mengambilnya. Tidak. Berarti bukan itu yang Putra butuhkan.

PRAK

Zila kemudian memberi sebuah penggaris. Putra tetap diam.

TUK

Zila melemparkan sebuah penghapus. Putra masih saja diam.

PRAK

Zila menyimpan Tip-ex dan Gotcha! Putra mengambilnya. Ia menggunakan tip-ex tersebut dan menyimpannya kembali di mejanya.

Zila tersenyum kembali. Ah, Putra memang selalu bisa membuatnya tersenyum semerekah itu.

Pak Suroso sempat menengok ke belakang. Namun ia kembali melanjutkan acara menulisnya di papan tulis. Tak mau menggubris atau menegur Zila. Ia sudah tidak kuat lagi dengan kelakuan muridnya yang satu ini. Biar hukuman yang akan menegurnya nanti.

"Ssst nulis zee!" bisik Tasya yang duduk di sebelah kirinya. Ia melihat Pak Suroso yang sempat menengok ke belakang. Ia tidak mau sahabatnya itu terkena hukuman dari Pak Suroso.

Zila yang mendengar bisikan tersebut merasa kesal. Karena bisikan itu telah mengganggu konsentrasinya memperhatikan wajah tampan Putra.

Mau tak mau, Zila menengok ke arah kirinya.

"Lu aja yang nulis sya. Nanti gue nyalin punya lu" jawab Zila dengan bisikannya juga.

Tasya berdecak kesal. Ia tak habis fikir. Bisa bisanya Zila lebih memilih untuk berlama lama memperhatikan Putra daripada sekedar memperhatikan apa yang ditulis oleh Pak Suroso.

Zila menengokkan kembali kepalanya ke arah kanan. Kembali menatap Putra yang sedang sibuk dengan catatannya.

"Ekhem"

Suara Pak Suroso mengagetkan Zila dari aktivitasnya. Ia segera menegakkan duduknya dan menatap lurus ke depan. Nampak disana Pak Suroso tengah menatapnya dengan tajam.

Zila meringis.

"Baiklah. Kalau sudah selesai, kumpulkan catatan kalian"

JEDARRRR

Pak Suroso berkata dengan tenangnya. Ia berjalan dan duduk di kursi kebesarannya.

Semua murid tergesa-gesa menulis, menyelesaikan catatan mereka. Kecuali Zila. Ia memelototkan kedua bola matanya saat mendengar ucapan sang guru biologi itu.

Mampus. Gue kagak nyatet apa apa! Gimana nih?, Zila panik. Ia segera menengok ke arah kirinya menatap Tasya.

Tasya sadar dengan tatapan Zila. Ia menengok dan melihat Zila yang sedang panik. Ia mengeluarkan nafas beratnya.

Tasya dengan ragu akhirnya ikut mengumpulkan catatannya ke hadapan Pak Suroso seperti yang dilakukan murid-murid lain.

Pak Suroso yang sedari tadi memang memperhatikan Zila, tampak tersenyum sinis.

"Zila, kamu tidak mengumpulkan catatan?"

-To Be Continued-

Hai hai!
Istrinya calum come back 😊
Sedih liat banyaknya (padahal sedikit) readers dan vote(s) yang tidak sesuai 😂
But it's okay. Gue udah biasa juga sih wqwq
Tapi gue lebih ngehargain readers yang ninggalin jejak loh 😏

Enjoy!
Tq xx

Love,
Cal's

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang