Fifteen

114 17 5
                                    

Crashing, hit a wall
Right now I need a miracle
Hurry up now, I need a miracle
Stranded, reaching out
I call your name but you're not around
I say your name but you're not around

( The Chainsmokers - Don't Let Me Down )

****HAPPY READING****

Zila?

Zila mengerjapkan matanya. Menatap layar handphonenya tak percaya.

Ia coba membaca sekali lagi chat yang baru saja diterimanya.

"Putra nih bener?" Zila bertanya pada dirinya sendiri. Ia tak langsung percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Ia memilih untuk tidak kegeeran dulu. Biasanya kebahagiaan itu datang sedetik lebih cepat dari kesakitan. Makanya banyak sekali mereka yang merasa terjatuh padahal baru saja diterbangkan.

Zila mulai mengetikkan pesan balasan untuk Putra. Ia menahan mati-matian senyum yang ingin ia ukir di bibirnya.

Jo! Karel! Sialan! Kalian gausah bajak hp calon pacar gue deh!!!

SEND

Ini baru pukul 8 malam dan bukan tidak mungkin kalau Putra, Jo, dan Karel masih berkumpul di tempat yang sama.
Zila membuka profile akun Line Putra. Ternyata ia bahkan belum di add back olehnya.

Ah ya! Mumpung hp Putra sedang ada di tangan Jo dan Karel, tidak ada salahnya jika Zila meminta bantuan pada mereka.

Eh Jo! Bantuin gue dong! Karel! Ah siapapun yang bajak hp calon pacar gue ini, plis pencet Add yang ada di atas dong! Pasti ada kan? Jangan sampe ketauan sama calon pacar guenya ya! Buruan woy!

SEND

Zila mengembangkan senyumnya yang tertahan sedari tadi. Ada untungnya juga hp Putra dibajak.

Beberapa detik kemudian, Zila kembali melihat profil line Putra. Namun kali ini ia dapat melihat semuanya yang dipost Putra ke akun line-nya itu. Itu artinya ia sudah di add back oleh Putra! Atau lebih tepatnya oleh Jo atau mungkin Karel.

Zila tersenyum miris. Namun hatinya tetap bahagia.

Thanks Jo! Thanks Karel!

SEND

Mereka berdua memang bak malaikat yang dikirim Tuhan untuk membantu kisah percintaan Putra dan dirinya yang tak kunjung menjadi kenyataan.

Ting

Zila menatap kembali layar hpnya.

Ini gue Putra. Gaada Jo ataupun Karel disini, bodoh.

Zila menganga setelah membaca balasan dari Putra yang ternyata memang benar-benar Putra. Bukan Jo ataupun Karel.

"Aduh ini gue harus gimana? Gue harus bales apa? Kali ini bukan mimpi kan?!"

Zila ribet sendiri. Jantungnya dipaksa untuk bekerja lebih keras untuk memompa darahnya yang berdesir amat kencang.

Ia memikirkan hal apa yang sekarang harus ia lakukan. Untuk pertama kalinya, Putra mengiriminya chat pribadi.

Zila bingung. Apa ia harus bahagia atau bagaimana sekarang?!

Ting

Notifikasi personal chat line yang masuk ke hp Zila menghentikan sejenak pemikiran Zila.

Gue tunggu lo di parkiran pulang sekolah besok. Gausah bilang siapa siapa dan gausah nanya apa apa lagi. Bye!

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang