Three

185 37 6
                                    

Cause if you like the way you look that much
Oh baby you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin' on to somethin'
You should go and love yourself

( Justin Bieber - Love Yourself)

****

Bel pulang telah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Namun Zila terlihat masih duduk di kursi koridor lantai bawah sekolahnya. Ia tampak sedang asyik dengan handphone-nya.

"Nyesel gue ga nonton konser 5SOS. Nyesek anjir liat timeline twitter, instagram, line, semuanya apdetan tentang konsernya. Andai izin orang tua semudah dapetin doi. Laaaaah sialannya gue doi aja kagak dapet dapet, apalagi izin orang tua" Zila menggerutu sendirian sambil menatap layar handphone-nya. Menghilangkan kebosanan yang mulai melandanya.

Zila mendengar suara-suara yang tidak aneh. Suara ketawanya si Tasya nih, akhirnya dateng juga dia, ucap Zila dalam hatinya.

Ia kemudian mengangkat kepalanya dan menengok ke arah kiri. Arah dimana ia mendengar suara tidak aneh itu. Dan benar saja. Disanalah Tasya berada. Bersama kawan-kawan se-organisasinya.

Zila mengerutkan kedua alisnya. Ia segera bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Tasya dengan senyuman yang merekah dari bibirnya.

"Calon pacaaaar!"

Zila tidak salah memanggil. Karena disana ada Putra juga.

Putra yang menyadari akan kehadiran Zila pun terlihat sangat malas melihat Zila.

"Waaahaha calon pacar lo tuh tra!"
"Si bawel dateng"
"Yaelah"

Gerutuan-gerutuan itu tentu terdengar oleh Putra, Tasya, dan tentu saja Zila.

Namun memang dasar Zila, ia tidak memperdulikan itu. Ia malah menghampiri Putra dan berdiri disampingnya.

"Zee! Lu masih nunggu gue?" Tasya bertanya pada Zila.

"Yaiyalah. Lu emang mau pulang sama siapa pinteeer?" ledek Zila.

Tasya menunjukkan cengiran kudanya.

"Yaudah deh. Gue duluan ya guys! Yo zee!" ajak Tasya.

"Ck! Lo maaah. Gue baru aja nyamperin calon pacar gue"

Putra yang mendengar hal itu memutar kedua bola matanya.

"Ayolah zeeeee. Lo masih bisa ketemu Putra besok ko"

"Emmmmmm.... okedeh. Bye guys! Dadah utaaaa"

Zila men-dadahi Putra ditambah hadiah kiss bye dari bibirnya saat ia dan Tasya mulai meninggalkan kumpulan beberapa orang anggota Osis itu. Seperti anak tk saja.

"Enak ye jadi osis. Bisa barengan terus sama putra" keluh Zila saat mereka dalam perjalanan menuju gerbang sekolah.

"Ya lo masuk osis aja"

"Gila aja lo. Emang segampang itu?"

"Engga sih"

Tuk

"Aduh! lo kenapa jitak gue Zee?!" Tasya menunjukkan wajah kesalnya.

"Lu oon" Zila berkata sekenanya.

"Bukannya lu ya yang oon? Tadi aja abis disuruh ngerjain satu soal mtk sama Putra lu langsung minum obat pusing" ledek Tasya.

Zila memelototkan matanya menghadap Tasya. Ia memang memliki kekurangan yang terletak pada otak yang ia miliki. Bukan semacam penyakit, tetapi mematikan sekaligus memalukan. Hm, kapasitas otak Zila dibawah rata-rata. Ia terlalu malas untuk mengerjakan soal soal berbau bilangan atau sekedar membaca buku pelajaran. Akibatnya, nilai rapot yang ia terima selalu ada saja yang tidak tuntas. Terlebih matematika, fisika, Biologi, dan kimia. Padahal keempat pelajaran tersebut adalah pelajaran wajib jurusan yang ia ambil. IPA.

Mau bagaimana lagi? Bahkan Zila mengaku terpaksa masuk IPA hanya karena ia ingin satu kelas dengan calon pacarnya itu.

"Sorry sorry deh. Lo gaasik ah. Maenannya melototin gue. Tau aja kalo gue gabisa bales melototin lo."

"Hahahahahahaha" Zila mentertawakan ucapan Tasya.

Tidak terasa, mereka sudah sampai di gerbang sekolah. Mereka segera masuk ke mobil milik ayah Zila yang sudah terparkir disana dan mengklaksoni mereka berdua.

"Jalan mang wawan" ucap Zila kepada supirnya.

Mobil itupun segera meninggalkan kawasan SMA permata.

"Kalo gitu lo kenapa masuk jurnalis? Kenapa ga OSIS aja? Lo kan tau waktu itu Putra bakalan masuk Osis" Tasya melanjutkan topik tadi.

"Ya itu juga kepaksa sya. Lo tau gue sebenernya ga pinter dalam hal apapun. Inituh gara gara si ketua Jurnalis" Zila menceritakan dengan menggebu-gebu.

"Karel?" tebak Tasya.

"Iya. Gara gara dia liat apdetan-apdetan gue di instagram. Gue suka aplod foto pake quotes gapenting gitulah. Eh si karel sialan itu malah maksa gue buat masuk jurnalis"

Zila mengeluarkan segala unek-unek yang selama ini dipendamnya.

"Terus kenapa lo mau?"

"Dia ngancem bakalan tempelin foto foto candid gue yang paling paling jelek di mading. Lo tau sendiri kan dia selalu bawa kamera kemana-mana."

Tasya hanya mentertawakan ceritaan Zila kepadanya.

You look so perfect standing there
In my american apparel underwear
And i know now that i'm so down

Dering telepon handphone Zila menghentikan percakapan mereka. Ya, Zila. Terdengar dari nada deringnya yang menggunakan lagu dari 5 Seconds Of Summer berjudul She looks so perfect.

"Halo?"

"Iya halo neng. Ini paketan biasa eneng udah nyampe"

Suara pembantu di rumah Zila terdengar dari sebrang sana.

"Oooh iya iya. Simpen aja ke kamar Zila ya Bi wiwin"

Mang Wawan yang mendengar yang dibicarakan Zila pun tersenyum. Ternyata yang menelpon majikannya adalah istrinya sendiri.

"Iya neng siap"

"Makasih bi"

Sambungan telpon terputus.

"Lo masih aja beliin paketan itu buat si putra?" tanya Zila.

Zila menunjukan cengirannya. Namun sejurus kemudian ia memelototkan matanya.

"SYA! GUE LUPA!!!!!"

-To Be Continued-

Ha El guys wazzap 🙋
Yang malem mingguan, semoga sukses ya kencannya 😝
Yang ga malem mingguan, semoga sukses juga ngegalaunya 😚

Love,
Cal's

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang