Ten

116 29 18
                                    

They can imitate you
But they cant duplicate you
'Cause you got something special
That makes me wanna taste you
I want it all day long
I'm addicted like it's wrong

( Dawin - Dessert )

****

Mang wawan nanti ga usah jemput Zila ya. Zila ada urusan dulu sama temen.

Send

Zila mengirimkan pesan singkat itu ke kontak Mang Wawan -supirnya-.

Ia tersenyum mengingat apa yang akan dilakukannya nanti pulang sekolah bersama Putra.

Beruntung kemarin Tasya mau memberi tahu apa yang dibicarakan Putra terhadapnya. Jadi Zila bisa ikut pergi bersama mereka. Zila jadi terkikik sendiri mengingat kejadian kemarin.

Flashback On

Zila dan Tasya kemudian berdiri dan mulai meninggalkan lapangan basket.

"Eh sya. Kayaknya Karel suka deh sama lo?"

Kalimat tersebut keluar dari mulut Zila. Terdengar bukan seperti pertanyaan, melainkan pernyataan.

"Ngawur lo Zee" timpal Tasya dengan tenangnya.

Mereka masih tetap berjalan berdampingan menuju gerbang sekolah.

Keadaan sekolah sudah mulai sepi. Hanya tersisa beberapa orang yang tergabung ke dalam suatu organisasi yang sedang mengadakan semacam latihan-latihan.

"Beneran deh Sya. Gue bisa liat dari cara Karel natap mata lo tadi. Kayak ada butiran butiran cinta di matanya" Zila bercerita dengan senyuman menggodanya.

Tasya mendelik.

"Butiran-butiran belek kali" ucap Tasya asal ceplos.

"Etdah yakali. Karel itu ganteng loh Sya. Ya meskipun agak dingin sih. Tapi serius deh, gaada belek tadi di matanya dia" ucap Zila dengan tampang seriusnya.

"Gue ga tertarik" Tasya tertawa kecil.

"Terus lo tertariknya sama cowo begimana Sya?" Zila mengerutkan kedua alisnya.

Tasya hanya menggedikkan bahunya.

Selama Zila bersahabat dengan Tasya, mereka berdua sama-sama tidak pernah berpacaran.

Zila tidak tau bagaimana tipe pria idaman Tasya. Yang ia tau, Tasya tidak pernah menerima pernyataan cinta lelaki manapun. Mungkin karena kebanyakan dari mereka adalah laki-laki yang tidak berprestasi. Dan Tasya fikir kalau lelaki-lelaki kurang berprestasi yang ingin memacarinya itu hanya ingin memanfaatkan kepintarannya saja.

"OH IYAAAA!!!!" teriak Zila. Ia baru teringat sesuatu.

"Apaan sih lo kayak di pasar aja teriak-teriak" Tasya yang memang terganggu dengan teriakan Zila itupun sedikit memprotes.

"Tadi calon pacar gue ngomongin apaan ke lo?"

"Yaelah gue kira apaan Zee. Lah emang tadi lo ga dengerin?" Tasya bingung. Padahal ia ingat betul kalau Zila duduk disampingnya. Jadi seharusnya Zila bisa tau apa yang dibicarakannya dengan Putra tadi.

"Gue digangguin si Jo sama Karel sialan." Zila berucap sedatar-datarnya.

"Gangguin gimana maksud lo?" Tasya bingung.

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang