Prolog

282 23 2
                                    

Detik itu aneh.

Gadis itu menggerakkan jarinya dengan susah payah. Perlahan ia membuka matanya dan melirik sekitarnya.

Dia bisa berubah menjadi bentuk yang tak terkira.

Ruangan itu terlihat hampa. Dindingnya putih dan jendela tertutup gorden jingga. Ia menyadari beberapa selang yang menempel padanya.

Kadang detik berubah menjadi angin kencang yang sulit untuk ditahan.

Gadis itu terdiam. Dengan susah payah ia menggerakkan tubuhnya. Suasana gelapnya malam menyelimuti ruangan itu. Hanya sebuah lampu tidur redup yang ada.

Terkadang detik berubah menjadi beban berat yang sulit dipindahkan.

Pada akhirnya gadis itu dapat menggerakkan tangan kirinya. Ia menyadari ada sesuatu yang mengganjal tangannya. Ia melirik ke arah kiri dan menemukan seorang gadis tertidur didekatnya.

Kadang detik menyeramkan.

Dengan bingung gadis itu menggerakkan tangan kirinya, berusaha membangunkan gadis berambut pendek disebelahnya itu.

Tapi juga menyenangkan.

Gadis itu mendengus kesal karena merasa terganggu kemudian mengangkat kepalanya. Gadis itu terbelalak, matanya melebar.

Dengan cepat ia berteriak, "Rian, bangun! Kak Rin!" Teriaknya pada seorang lelaki yang ternyata tidur disisi kanan gadis yang baru terbangun itu. Gadis itu melirik ke arah kanan dan menemukan seorang lelaki yang mulai mengangkat kepalanya dengan malas.

Banyak orang mencari detik.

Reaksinya tidak beda jauh dengan gadis yang berteriak tadi. Terkejut. Kali ini kedua orang itu menatap gadis itu dengan terharu.

Banyak orang menunggu detik.

"Rin, syukurlah kau bangun. Kau tidak apa-apa?" Tanya lelaki itu dengan pipi yang mulai basah.

Mencari ujung detik, berharap menemukan apa yang dicari sejak awal.

"Kakak, aku mohon maafkan aku." Gadis disebelah kirinya tak kalah heboh menangis dengan rasa bersalah.

Tapi kadang, setelah sampai di akhir detik kita tak jua menemukan apa yang dicari.

Gadis yang sedari tadi dipanggil Rin itu hanya diam. Beberapa kali ia mengedipkan matanya, melihat keduanya bergantian dalam diam.

Dan justru menemukan hati yang jatuh dan terluka.

"Kalian... siapa?"

_____

Sirius : Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang