1. Awal Yang Baru

183 22 8
                                    

Pintu ruangan rumah sakit itu terbuka. Seorang Lelaki masuk sambil tersenyum ramah pada gadis yang terbaring lemah diranjangnya itu.

"Apa kabar... Rin?" Tanyanya. Rin menoleh lemah. Viri tersenyum saja.

"Kamu.. siapa?" Tanya Rin.

"Ah iya, kudengar kamu amnesia." Viri terkekeh. "Aku Viridian, teman mu sejak SMP. Sekarang sih kakak kelasmu." Ujarnya.

Rin tersenyum kemudian berusaha bangkit untuk duduk. Viri membantunya.

"Terima kasih kakak Viri." Ujar Rin tertawa sedikit kesulitan. Viri tersenyum.

"Viri saja." Ujarnya. "Rasanya aneh kalau dipanggil kakak olehmu."

"Ah Viri, sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya Rin. Viri duduk didekat Rin.

"Umh? 7-8 bulan ya?" Jawab Viri berpikir.

"Begitu. Lama juga ya." Rin mengeluh. "Ah, sering-seringlah datang kesini, rasanya sepi. Tak ada teman yang menjengukku. Rika sekolah dan kak Rian bekerja."

Viri terdiam lama. Ia sudah diberitahu oleh Rian dan Rika untuk berbohong. Semuanya dilakukan agar Rin tidak lagi mengingat kejadian buruk dimasa lalunya.

"Ya, yang lain sibuk. Baik aku akan sering-sering datang kesini." Ujar Viri tersenyum. "Kau kesepian kan?"

"Ya. Aku bahkan ingin jalan keluar." Keluh Rin lagi. Viri tersenyum.

"Jalan saja."

"Untuk duduk saja sudah sulit, jalan bagaimana?" Rin mengembungkan pipinya.

"Mau kugendong?" Viri mengangkat kedua alisnya, sedangkan Rin sedikit terkejut dengan ide itu.

"Ha? Mana bisa?"

"Tentu bisa. Kamu hanya belum mencoba." Viri terkekeh. Ia kemudian bangkit dan membungkuk membelakangi Rin. "Cepat." Suruhnya.

Rin memandang punggung itu ragu, tapi kemudian melingkarkan tangannya di leher Viri. Viri terdiam. Sentuhan itu membuat jantungnya berdebar dengan lebih cepat.

Dengan sigap dan cekatan, Viri kemudian mengangkat tubuh Rin di punggungnya. Rin berseru pelan.

"Me-mengerikan." Ujar Rin diikuti dengan suara tawa Viri.

"Baru begini." Ujar Viri santai sambil membawa Rin keluar.

"Ah, aku mau ke taman!" Seru Rin. Viri mengangguk saja. Disepanjang perjalanan semua mata memandangi mereka berdua, tapi Viri mengabaikannya. Rin sendiri hanya menatap takjub pemandangan itu dari atas punggung Viri.

"Aku," ujar Viri. "Akan melakukan semua demimu, tapi kau harus berjanji."

Rin mengerutkan keningnya. "Apa?"

Viri tersenyum. "Kau harus bahagia."

_____

"Kakak, tadi aku pergi ketaman bersama Viri. Dia menggendongku, seru sekali." Jelas Rin tertawa malam itu.

Rian tersenyum tipis. "Kau senang?"

Rin menganggukan kepalanya. "Kakak, mana Rika?" Tanyanya.

"Dia ada les." Jawab Rian singkat. "Besok kamu sudah bisa pulang Rin."

"Yes!" Seru Rin semangat.

Rian tersenyum. Ia duduk disofa didekat jendela yang terbuka. Anginnya berhembus kencang menerbangkan kelambu tipis itu. Rian menatap keluar dengan tatapan kosong. Rin melihatnya kemudian mengedipkan matanya sekali.

"Oh iya kakak, aku mau tanya." Ujar Rin. Rian menoleh dengan senyuman hangatnya.

"Umh?"

"Aku dan Rika kembar, jadi kami sangat mirip." Kata Rin.

Sirius : Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang