Part 4

753 63 17
                                    






Ryeowook bangun dari tidurnya, semalam ia benar-benar tidur dengan nyenyak, ah tidak! Bukan hanya semalam beberapa hari terakhir ia mulai bisa tidur nyenyak tanpa gangguan dari sang ayah, berjalan menuju kamar mandi, Ia melakukan aktifitas seperti biasa, namun bedanya ia tak perlu memnersihkan sampah-sampah yang ada dilantai rumahnya karena beberapa hari ini ayahnya tidak Pulang kerumah, kemana? Ryeowook sendiri juga tidak tau dan tidak peduli, karna dengan itu ia justru terbebas dari siksaan ayahnya,
Setelah selesai dengan sarapannya, ia bergegas menuju almari pakaiannya dan mengambil coat panjang berwarna maroon senada dengan kaos panjang yang ia kenakan, Ryeowook melihat pantulan dirinya dicermin Ia terlihat sangat menyedihkan tubuhnya kurus, rambut panjang yang bahkan tak pernah ia potong kini rambut lurusnya kini sudah memenuhi sebagian punggungnya, Ryeowook menguncir rambutnya dan membiarkannya sebagian terjatuh diwajahnya sebagai poni untuk menutupi luka lebam dipipi kirinya yang sudah mulai memudar, luka didahinya #maaf dipart sebelumnya aku nulis dipelipis# sudah ia beri plester,

"Kau tampak mengerikan dengan poni panjangmu itu" Ryeowook menolehnkearah samping dimana suara itu berasal, sedetik kemudian ia membelalakan matanya menyadari apa yang baru saja ia lihat

"Um-ma?!" ujarnya lirih

"Apa kau akan pergi dengan poni menutupi sebagian wajahmu itu, hm?" Umma ryeowook berjalan menuju kearahnya,

"Apa ini,? Kenapa dengan dahimu? Kau terluka?" Ryeowook menikmati sentuhan dari sang Umma,

"Apa ini mimpi? Kenapa umma bisa disini?" tanya ryeowook menggenggam tangan sang umma yang sedang mengusap pipinya yang lebam, Ryeowook tersentak

"Ini,! Heuh Aku- benar-benar menyentuhmu, apa ini sungguh nyata? Atau hanya mimpi? Jika ini hanya mimpi, tolong jangan bangunkan aku untuk selamanya,"

"Apa yang kau katakan? Ini tentu saja bukan mimpi, aku kesini untuk mengunjungi anakku yang terlihat sangat menyedihkan ini, apa kau bahagia tanpa umma?" Ryeowook menggeleng,

"Aku tidak bahagia tanpamu umma, maka dari itu, tetaplah disisiku selamanya, aku tak bisa melakukan apapun tanpamu!" Ryeowook berkata menahan air mata yang sudah akan keluar dari matanya

"Benarkah? Kau tidak bisa melakukan apapun tanpa Umma? Haha kau bahkan sudah melewati semuanya sejauh ini, selama enam tahun terakhir kau melewatinya dengan sangat baik," sang umma mulai mengusap lengan sang anak seolah mengatakan bahwa kau bisa melewati semuanya

"Ani, umma. Semuanya tidak baik baik saja, Umma! Kumohon tetaplah disini, agar aku bisa melewati hidup yang kejam ini" Ryeowook memegang erat lengan sang umma, berharap setelah ini sang umma tak akan meninggalkannya lagi,
Umma ryeowook menuju kearah Ryeowook lebih dekat

"Umma tak pernah meninggalkanmu, umma selalu ada disini jika kau mempercayainya, kau percaya umma tidak pernah meninggalkanmu kan?"
Memeluk ryeowook dan langsung dibalas erat oleh Ryeowook tak berniat melepaskannya, ini nyata ini benar-benar
nyata,

"Aku percaya kau tak pernah meninggalkanku umma" Ryeowook memejamkan matanya menikmati pelukan sang umma, tersenyum disela air matanya yang mengalir deras, senyum yang tak pernah ia lakukan beberapa tahun belakangan, senyum yang ia sendiri lupa kapan terakhir ia tersenyum tulus untuk seseorang, yang pasti jika kalian melihatnya, kalian akan mengatakan bahwa itu adalah senyuman paling tulus penuh harapan dari seorang gadis mungil yang malang,.

Ryeowook membuka matanya secara perlahan, melihat pantulan tubuhnya yang sedang memejamkan mata seorangng diri, ia lalu memutar badnnya berharap orang yang baru saja ia peluk benar-benar berada disana tersenyum hambar ketika menemukan fakta bahwa orang itu, sang umma, memang tidak ada, Itu hanya bayangan ryeowook, imajinasi ryeowook yang entah kenapa terasa begitu nyata apa mungkin itu karena dia sangat merindukan ummanya, entahlah ia sendiri tidak tau

HistoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang