5.Maaf

226 6 1
                                    

Gue berjalan melewati koridor sekolah menuju kelas Darren. Gue udah memikirkan matang-matang apa yang bakal gue bilang ke dia. Setelah gue sampai didepan kelasnya, gue menarik nafas panjang dan masuk ke kelasnya.

"Darren." gue nyamperin kursinya dan dia kaget dengan kedatangan gue.

"Eh Lexa, kenapa?" dia melihat kearah gue sambil tersenyum. Wajahnya masih sama seperti hari-hari biasanya.

"Gue mau ngomong sama lo, tapi jangan disini dan ini penting." Darren terlihat bingung dengan ucapan gue.

"Mau ngomong dimana?" dia berdiri dari tempat duduknya. Sekarang gue bisa melihat tingginya yang sekitar 180 cm-an.

"Ayo ikut gue." gue keluar kelas dengan dia yang mengikuti gue dari belakang. Gue sampai di taman belakang sekolah. Untungnya kalau pagi-pagi gini taman pasti masih sepi jadi cuma ada gue dan Darren aja disini.

"Lo mau ngomong apa?" Darren memberikan gue tatapan serius.

"Ren, lo tuh harus move on dari gue. Gue udah gak bisa balikan sama lo, sahabat gue suka sama lo dan gue gak bisa ngekhianatin dia." Matanya yang berwarna cokelat terang sekarang berubah menjadi redup dan dia menundukkan mukanya.

"Tapi gue gabisa Lex. Gue gabisa ngebohongin perasaan gue sendiri." kali ini dia menghadapkan mukanya kearah gue dan memegang pundak gue dengan kedua tangannya,"Kenapa kita gabisa balik lagi kayak di SMP dulu? Apa salah gue? Kenapa lo gabisa balik lagi ke gue?" matanya terlihat berkaca-kaca.

"Cukup Ren, intinya gue gabisa." gue melepaskan tangannya dari pundak gue dan pergi meninggalkan dia sendirian. Gue menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipi gue. Gue pergi ke kamar mandi dan membasuh muka dengan air supaya bekas tangis yang ada di mata gue gak terlihat lagi.

Gue berjalan kearah kelas dengan muka tersenyum seolah-olah gak ada yang terjadi. Gue duduk disamping Ilma,

"Hai Nyong! Gue udah ngomong lho ke Darren dan you know what, dia seneng banget pas tau kalo ternyata lo itu suka sama dia." ini adalah kebohongan pertama gue buat Ilma yang sangat menyakitkan.

"LU PASTI BOONG! GILA GUE GANYANGKA BANGET! GUE MAU TERIAK AAAHHH." Ilma bener-bener kaget banget pas gue ngomong gitu. Dia berdiri dari tempat duduknya dan meloncat-loncat seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen.

maafin gue Ma.

---------------------------------
DON'T BE A SILENT READER, PLEASE.

Sorry, buat kali ini ceritanya pendek aja ya. Jangan lupa vote dan Commentnya. Sorry kalo ada typo yang bertebaran hahahaha. Thanks:)

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang