11.Judge

129 2 1
                                    

'Kriiiinnggg!!!' Akhirnya bel pulang bunyi juga. Gue memasukkan buku kedalam tas. Gue berdiri dari kursi, merangkul tas, dan berjalan kearah pintu.

"Hey babe." Gue melihat ke samping pintu, ternyata Bryan udah nungguin gue, "Ayo aku anter pulang." Dia menggandeng tangan gue dan narik gue kearah mobilnya

"Iya Bryan, gak usah narik-narik dong." Gue ngerasa malu karena dari tadi diliatin mulu sama semua orang yang kita lewatin.

"Maaf deh, abis tangan kamu enak kalo dipegang." Huh dasar tukang gombal.

"Ih sukanya bikin ngefly aja deh." Gue membuat muka merengut seperti anak kecil dan dia mencubit pipi gue.

Gue sampai dimobil Bryan dan dia membukakan pintu buat gue. Such a lovely guy.

Di mobil, gue hanya terdiam mendengarkan lagu yang ada di radio sambil gue memegang tangannya.

"Lex, kenapa kamu gak pernah manggil aku pake panggilan sayang?" Gue melihat kearah Bryan dan merasa bingung dengan pertanyaannya.

"Bryan, kita ini baru pacaran sehari dan butuh waktu beberapa hari buat ngerasa gak canggung." Dan ditambah gue masih ngerasa gak percaya kalo sekarang ini kita pacaran. Dia mengangguk, dia mengerti dengan yang gue bilang barusan.

"I love you, Lex."

"I love you more, Yan." Dan kita kembali terdiam di dalam mobil.

Gue sampai dirumah dan karena tadi nyokap nyuruh dia main, jadi dia juga masuk kedalam rumah.

Gue manggil nyokap tapi gak ada sautan dan cuma terlihat Dori yang lagi nonton TV.

"Dek, mama kemana?" Dori mengecilkan suara TVnya dan melihat kearah gue dan juga Bryan.

"Ma-mama lagi pergi sebentar." Gue mengangguk dan melihat kearah Bryan.

"Yaudah kita nonton film aja yuk." Gue menarik tangan Bryan supaya dia duduk disofa depan TV, "mau nonton film apa nih?" Gue melihat-lihat-lihat kumpulan kaset yang ada di laci meja.

"Nonton film The Mortal Instruments aja kak." Dori mengambil kaset dari laci dan memberikannya ke gue.

"Hm, ide bagus. Gimana Yan?" Gue melihat kearah Bryan yang daritadi cuma ngeliatin gue milih-milih kaset.

"Boleh juga tuh." Dan gue memasukkan kasetnya kedalam DVD Player. Gue menyuruh Dori menggoreng kentang dan gue duduk disamping Bryan.

Selama film berlangsung, Bryan hanya fokus nonton dan memainkan rambut gue sedangkan gue hanya menonton sambil fokus memakan kentang yang udah digoreng sama Dori. Pas filmnya lagi di kissing section, gue hanya melirik kearah Bryan dan begitupun dia. Awkward.

"Mama pulang." Gue kaget mendengar nyokap yang ternyata udah pulang. Gue menjauh beberapa jarak dari Bryan, "Eh ada Bryan." Bryan melihat kearah nyokap dan tersenyum.

"Hai tante." Dia melambaikan tangan kearah nyokap.

Gue melanjutkan menonton film dengan sekarang gue duduk bersandar dipinggir sofa.

Bryan mendekat kearah gue dan merangkul pundak gue. Gue memegang tangannya dan melepaskan rangkulannya, "ada mamaku Yan." Dan dia tertawa garing.

"Ya gapapa lah." Dan dia merangkul pundak gue lagi dan gue langsung melepasnya lagi.

"Gamau." Gue melipatkan tangan gue ke atas perut dan merengutkan bibir gue, "udah ah, fokus ke film."

"Iya, cantik." Dia mencubit pipi gue dan melanjutkan menonton film.

Film selesai dan sekarang udah jam 3 sore.

"Lex, aku pulang dulu ya. Besok pagi kamu aku jemput kayak tadi, okay?" Gue mengangguk dan mengantarnya kedepan pintu, "Bye Lex." Dia tersenyum manis dan dia masuk ke mobilnya. Dia membuka pintu kaca mobil, melambaikan tangan kearah gue dan  menancapkan gas.

Gue masuk kedalam rumah dan Dori tiba-tiba nyamperin gue.

"Kak, itu pacar kakak ganteng banget!!" Dia berteriak kearah gue dan gue mengibaskan rambut.

"Iyalah pacar kakak gitu loh." Dan gue berlari menuju kamar.

"Ih kakak." Dori kesal karena kesombongan gue.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari udah malam. Gue berbaring di kasur dan membayangkan muka Bryan dan gimana perasaan gue yang udah ngerasa nyaman sama dia.

Gue menyalakan HP dan membuka ask.fm karena gue ngerasa bosen. Ada banyak question buat gue. Gue membaca satu-satu question dari orang-orang yang gak dikenal ini dan semua isinya adalah tentang hubungan gue sama Bryan.
'Lo pasti pacaran sama Bryan karena ada maunya doang kan.'
'Mentang-mentang jadi pacarnya Bryan gak usah belagu deh.'

Tapi ada juga diantara pertanyaan-pertanyaan itu yang mendukung hubungan gue sama Bryan kayak
'Kakak lucu banget sama Kak Bryan, aku iri deh.'
'Kak long last sama Kak Bryan ya.'

Mulai lah kehidupan gue yang sekarang bakalan selalu diomongin sama semua anak disekolah dan dikenal sebagai pacar anak basket paling tampan sesekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang