Main Cast: Jung Yong Hwa, Park Shin Hye
Other Cast: CN Blue, Im Yoona, Jang Geun Suk, Kim So Eun
Genre: Romance, Sad
Cerita ini hanya fiktif belaka, maaf jika ada kesamaan nama dan unsur cerita, ff ini murni hasil karya author sendiri. Dan sekali lagi maaf jika ditemuka thypo. Selamat membaca..
Aku tak pernah menyuruhmu masuk dalam ruang lingkup kehidupanku tapi kau yang terus memaksa masuk, aku tak pernah sekalipun mengerti jalan pikirmu. Kau yang tiba-tiba hadir tapi kau pula yang akhirnya pergi saat hatiku telah kau bawa pergi, setelah kau remas cintaku. Kau hanya meninggalkan luka yang teramat sakit untuk dirasakan sebagai insan biasa sepertiku ini.
7 Agustus 2008
Aroma pagi cerah menyeruak kota Seoul, pagi ini adalah pagi terindah yang pernah ia rasakan. Dengan rambut kuncir kuda dan kaca mata yang tersemat di hidungnya, dia berjalan dengan bersemangat, hari ini merupakan hari pertamanya sebagai siswa di sekolah high school ternama di Seoul. Setelah sekian lama tinggal di Busan, akhirnya bisa juga dia menginjakkan kaki di kota yang selalu di impikan ini. Sepanjang perjalanan dia hanya tersenyum, biarlah orang menganggapnya gila atau apa. Mereka tak akan pernah tahu bagaimana bahagianya dirinya sekarang. Sampai diperhentian bus pun dia masih asyik dengan senyumannya, sesekali menyapa orang yang lewat didepannya atau orang yang sedang menunggu bus tiba dengan senyuman yang indah itu.
Sekali lagi dia menghembuskan nafas lega ketika bus sudah sampai depan sekolahnya. Bangunan megah nan mewah kini menjulang didepannya, beruntung dia termasuk anak yang pandai, dia tak akan malu jika bersanding dengan teman-teman barunya nanti. Teman baru??? Akh.. dia menantikan itu, semoga teman barunya seperti yang ada dalam pikirannya. Teman yang tidak memandang status dan jabatan, teman yang bisa sebagai tempat berbagi.
Perlahan dia melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah, menunggu?? Hal itu sudah terlalu biasa dilakukannya. Cepat, hanya butuh menunggu 10 menit kepala sekolah sudah datang dan segera duduk didepannya. Setelah berbincang sedikit, dia mengikuti kepala sekolahnya yang terkenal bijaksana itu. Kepala sekolah mengetuk pintu yang diyakini Shin Hye sebagai kelas barunya. Yeah.. siswa baru itu bernama Shin Hye, lebih tepatnya Park Shin Hye. Tampak kepala sekolah membisikkan sesuatu kepada sang guru sebelum mempersilahkan Shin Hye untuk masuk.
"guys.. we have a new friend" ucap guru tersebut mempersilahkan Shin Hye untuk berkenalan.
"annyeong... Park Shin Hye imnida, mohon bantuannya"
diam, tidak ada yang menanggapinya. Guru itu hanya tersenyum, mungkin Shin Hye harus membiasakan dirinya dalam ruangan yang seperti es ini. Benar-benar dingin.
"tenanglah, mereka akan baik bila kau mengenalnya lebih dalam" tenang guru tersebut.
Shin Hye hanya tersenyum, yeah bagaimana lagi selain itu yang bisa dilakukannya sebagai siswa baru. Shin Hye duduk ditempat satu-satunya yang kosong disini. Dan yang lebih menyebalkannya lagi, bangku itu terletak dibelakang sendiri, ini pasti akan membosankan. Menghembuskan nafas.. yah.. mungkin ini yang terbaik. Pelajaran pertama dihari pertamanya. Yeah.. kalian bisa menebaknya Bahasa Inggris, Shin Hye sangat ahli dalam hal ini. Meskipun dia dibangku belakang dia harus tetap semanagat belajar kan??? Dia tak mau dimarahi orang tuanya lagi karena masalah sesepele ini. Bukannya dia yang memaksa mau sekolah di Seoul??
'Yeah.. kau harus semangat Shin Hye' ucapnya pada dirinya sendiri untuk menyemangati. Meskipun mungkin teman yang diharapkannya tidak sesuai dengan bayangannya selama ini tapi setidaknya dia tidak harus menutupi dirinya disini, dia yakin tidak ada yang dia kenali disini, sudah dipastikan itu. Dia juga harus melindungi dirinya sendiri tanpa orangtua disisinya.
"hay.." panggil seseorang menyapa Shin Hye. Senyum Shin Hye mengembang bahwa masih ada kesempatan mendapatkan teman yang diharapkan itu.
"eoh.. annyeong.. Park Shin Hye imnida" salam Sin Hye kembali memperkenalkan dirinya pada seseorang yang mungkin akan menjadi teman barunya itu.
"arra.. kau sudah memperkenalkan dirimu tadi, aku bisa mendengarnya" lanjutnya dengan senyum manis. Kali ini Shin Hye yakin kalau dia akan mendapatkan teman baru.
"aku So Eun, kim so eun"
"ah, mian.. salam kenal So Eun" tampak Shin Hye tersenyum malu dengan perbuatannya sendiri.
"ne, nado" So Eun kembali tersenyum"boleh aku duduk??"
"eoh, silahkan" bahagia?? Mungkin ini yang dipikirkan Shin Hye, yeah.. dia akan mendapat teman.
"jangan terlalu dipikirkan mereka. Kau mungkin belum terbiasa dengan itu, tapi perlahan kau akan mengerti mereka" kening Shin Hye berkerut tidak mengerti maksud So Eun
"mereka selalu begitu, kau tahu kan apa yang dipikirkan mereka?? Mereka bersekolah hanya untuk berbincang dengan teman ketika waktu luang, mereka selalu membicarakan kekayaan orangtuanya dan aku membenci itu" So Eun menghembuskan nafas sebelum mulai melanjutkan pembicaraannya.
"apa kau juga termasuk seperti itu??"
"eoh?? Ah.. tentu saja tidak, apa yang harus aku banggakan dengan kekeyaan orangtuaku sementara aku saja mendapat beasiswa penuh disini" mendadak Shin Hye menjadi gugup.
So Eun menyipitkan matanya "kau beasiswa penuh??? Aigoo ternyata aku mempunyai teman yang sangat pandai. Kalau begitu kita bisa kapan-kapan belajar bersama?? Aku tidak terlalu suka dengan guru privat yang selalu eomma bawakan untukku belajar, kadang mereka terlalu kaku sampai-sampai aku malas mendengarkan apa yang diucapkan"
"akan sangat kuterima, aku juga lebih suka belajar bersama daripada daripada belajar sendiri didalam kamar, sangat membosankan" ada raut kesedihan diwajah Shin Hye mengenang masa lalunya.
"kau tidak memiliki teman disekolahmu yang dulu??" tanya So Eun penasaran karena dirasanya Shin Hye orang yang baik dan pandai, jadi tidak salahkan kalau seharusnya yeoja itu mempunyai banyak teman.
"mwo??? Akh.. bukan begitu, eh.. mungkin mereka hanya iri saja denganku yang selalu mendapat nilai tertinggi" Shin Hye terseyum kaku seperti menyembunyikan sesuatu.
"eoh.. terkadang juga begitu sulit sebagai anak yang terlahir cerdas, kadang ada yang menyukainya tapi banyak juga yang iri. Akh.. daripada kita hanya berdiam disini bagaimana kalau kita kekantin, aku bisa menunjukkan bagian-bagian dari sekolah ini"
"arraseo, itu tidak terlalu buruk" Shin Hye tersenyum sebelum akhirnya menyusul So Eun yang sudah berdiri didepannya.
Betul kata So Eun dia bisa melihat beberapa siswa yang membicarakan tentang kekayaan appanya, oh.. ayolah itu bukan hartanya sendiri, itu milik appanya bagaimana bisa mereka terlalu menyombongkan tentang hal itu??
Begitu juga dikantin yang Shin Hye dengar hanya teman-temannya yang membicarakan harta, hal-hal yang dilakukan ketika liburan kemarin yang tak jauh juga dari harta. Bagaimana tidak?? Mereka berbicara berlibur ke luar negeri hanya untuk membeli baju yang nilanya jutaan won. Menurutnya semua baju sama saja, kadang harga mahalnya hanya gara-gara designernya yang terkenal, atau kainnya yang terlalu mahal. Bagi Shin Hye semua itu tidak penting, yang penting bisa menutupi tubuhnya dan nyaman dipakai.
"kau harus terbiasa dengan hal ini" saran So Eun melihat mereka dengan gaya yang tidak nyaman.
"itu tidak masalah buatku, tapi apa mereka tidak pernah sadar kalau harta itu bukan miliknya, aku hargai kalau itu hasil jerih payahnya sendiri" kesal Shin Hye. Sementara So Eun hanya tersenyum dengan pemikiran Shin Hye, pemikiran itu sama dengin pikirannya dahulu. Dia pun juga pernah menjadi salah seorang dari mereka, tapi tidak selamanya. Ternyata jika dia hanya membiarakan itu, dia tak akan pernah belajar dan hanya akan mengurus harta itu. Tapi jauh dari kenyataan mereka yang memang terlahir cerdas, walaupun tidak belajar, mereka tetap mendapat nilai baik. Sedangkan dirinya bukan termasuk orang itu, jadi dia harus berusaha.
"eoh.. tapi bagaimanapun juga kelak harta itu akan menjadi miliknya"
"mwo?? Akh.. apa aku menyinggunmu?? Mian aku tidak bermaksud begitu aku yakin kalau kau juga bukan seperti mereka, buktinya hanya kau yang mau berteman denganku" Shin Hye mengerucutkan bibirnya, dia sedikit kecewa karena dia mengira akan mendapatkan banyak teman, tapi ini malah lebih parah. Tapi setidaknya mereka tidak tahu tentang jati dirinya.
"ani, aku juga pernah menjadi seperti mereka, tapi aku sadar jika aku membicarakan kekayaan keluargaku aku tak akan punya sahabat, mereka tidak menganggap sebagai teman tapi ajang untuk pamer" So Eun tertawa renyah diikuti Shin Hye.
"akh.. bisa kau tunjukkan kamar mandi eoh??" tanya Shin Hye, sekarang dia benar-benar ingin kekamar mandi.
"kau lurus saja, kemudian belok kiri, apa kau mau aku antar??"
"gwenchana, aku akan pergi sendiri, kau tunggu makanannya saja" Shin Hye tersenyum simpul. Shin Hye mengikuti arah yang ditunjukkan So Eun, akh.. ketemu. Dia bergegas ke kamar mandi supaya So Eun tidak terlalu lama menunggunya. Setelah keluar Shin Hye marasa lega, dia terburu kambali ke kantin, sampai didekat kantin dia menabrak seseorang.
"akh.. mianhae, aku terlalu terburu-buru" ucap Shin Hye sedikit santai karena dia tidak mengotori pakaian seseorang yang ditabraknya tersebut.
"yya! Kau tak punya mata eoh?? Atau mata besarmu itu kurang besar sampai-sampai kau tak melihatku??" Shin Hye yang sudah minta maaf tapi dibalas bentakkan membuat darah Shin Hye naik, bagaimana tidak?? Dia hanya menabrak tanpa melukai atau mengotori pakaiannya.
"aku sudah minta maaf" balas Shin Hye santai, seolah-olah itu bukan masalah besar baginya.Maaf aku perbaruhi, ini seperti yang di blog, yang dulu ke hapus..
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Love You
FanfictionAku mencintaimu tapi kenapa kau menyakitiku? Apakah puas bagimu menyakitiku? ~ Park Shinhye Aku mohon jangan pergi, aku tahu aku salah, aku bodoh aku tak ingin kau pergi ~ Jung Yonghwa